Ryan Giggs, Gareth Bale, hingga George Weah, merupakan fenomena bintang sepak bola yang berasal dari negara dengan prestasi biasa-biasa saja. Seperti diketahui, ketiga pemain tersebut sangat layak disebut sebagai yang terbaik, menyusul performa dan prestasi mentereng diatas lapangan.
Namun untuk berprestasi dengan tim nasionalnya, baik Giggs, Bale, maupun Weah tidak mampu melakukannya.
Selain ketiga nama tersebut, Jari Litmanen juga patut mendapat sorotan. Pria Finlandia yang kini berusia 48 tahun telah meninggalkan jejak emas dalam belantika sepak bola dunia.
Tidak sulit mencari jawaban mengapa Jari Litmanen masuk dalam kategori pesepakbola berlabel legenda. Pesepakbola kelahiran Hollola, Finlandia itu bahkan memiliki film dokumenter berjudul “Kuningas Litmanen” atau The King- Jari Litmanen.
Pemain yang pernah memperkuat sejumlah klub ternama seperti Barcelona FC, Liverpool, Ajax Amsterdam, FC Lahti, Hansa Rostock, Malmo FF dan Fulham, juga begitu digemari.
Di Finlandia, pamor sepakbola tak lebih besar dari hoki es. Namun bukan berarti Finlandia tak mampu mencetak pesepakbola hebat yang mengguncang Eropa, bahkan dunia. Buktinya, mereka punya Jari Litmanen.
Bagi publik sepakbola Finlandia, Litmanen tak hanya seorang legenda. Lebih dari itu, sosoknya pun dipandang layaknya seorang raja. Prestasi dan pencapaiannya selama berkarier di dunia sepakbola, menjadi faktor dominan yang membuat nama besar Litmanen dikenal di seantero Finlandia.
Jari Litmanen adalah seorang pesepakbola yang memiliki visi dan kemampuan terbaik dalam sepakbola. Posisinya sebagai gelandang serang juga bisa menjadi second striker, walaupun datang dari lini kedua, tak jarang Litmanen mampu menjelma menjadi predator haus gol di kotak penalti lawan.
Jari Olavi Litmanen, lahir pada tanggal 20 Februari 1971 di sebuah kota bernama Lahti, Finlandia. Litmanen kecil tumbuh di keluarga sepakbola. Ayahnya, Olavi Litmanen, adalah pemain nasional Timnas Finlandia yang juga bermain untuk Reipas. Ibunya juga merupakan pesepakbola yang bermain untuk Tim wanita Reipas di divisi utama Liga Wanita Finlandia. Litmanen mengawali kariernya di sebuah klub tradisional Finlandia Reipas yang nantinya berubah nama menjadi Lahti FC di tahun 1987.
Litmanen bergabung di tim inti Reipas setelah 10 tahun menekuni ilmu sepakbolanya di akademi Reipas. Di Reipas Litmanen sudah memperlihatkan kemampuannya sebagai gelandang serang yang mumpuni. Selama tiga tahun berseragam Reipas, Litmanen tampil sebanyak 86 kali dan berhasil mengemas 28 gol selama 3 musim. Penampilan positifnya bersama Reipas mendapat respon dari klub elit Finlandia HJK Helsinki. Di musim dingin 1991, Litmanen resmi bergabug dengan HJK.
Sebagai pemain muda Litmanen justru tidak terlalu mendapat tempat di tim utama. Ia hanya sering menjadi pemain pengganti. Namun, walaupun hanya berstatus sebagai pemain pengganti ia berhasil menciptakan 16 gol dari 27 laga yang dimainkan. Hanya setengah musim membela HJK, ia pun dipinang klub elit Finlandia lainnya Myllykosken Pallo (MYPA). Litmanen bergabung di MYPA di awal tahun 1992. Disini ia juga tidak terlalu mendapat banyak kesempatan, Litmanen hanya tampil dalam 18 laga dan mengemas 7 gol.
Lalu karier emasnya mulai ia tapaki pada tahun 1992, ketika hijrah ke Ajax. Tujuh tahun bermain untuk De Godenzonen, berbagai trofi domestik dan internasional dipersembahkan Litmanen. Sebut saja lima gelar Eredivisie 1993/94, 1994/95, 1995/96, 1997/98, dan 2003/04. Lalu, tiga KNVB Cup 1992/93, 1997/98, dan 1998/99.
Selain berjaya di level domestik, Ajax bersama Litmanen juga mampu mendapatkan gelar internasional. Sebut saja juara Liga Champions 1994/95, Piala Super Eropa 1995, dan Piala Intercontinental 1995. Setelah tujuh musim yang luar biasa, Litmanen hengkang untuk bergabung dengan dua klub elite Eropa, Barcelona dan Liverpool.
Perlu diketahui bahwa awal kedatangan Litmanen ke Ajax tidak serta merta mendapat pujian dari van Gaal. Ia beberapa kali terpinggirkan, hingga tepat setelah Dennis Bergkamp hengkang, Litmanen mulai mendapat tempat utama.
Salah satu momen mengesankannya mungkin terjadi pada musim 1994/95. Litmanen menjadi top score Ajax kala berhasil menjuarai Piala Champions di musim 1994/95. Ia mencetak 6 gol bagi Ajax dan terbanyak kedua di ajang tersebut, di bawah George Weah dari Paris Saint-Germain dengan 7 gol. Ajax keluar sebagai juara Piala Champions 1994/95 setelah menyudahi perlawanan AC Milan 1-0 di Ernst-Happel Stadium, Wina, Austria.
Lalu pada musim 1995/96 Litmanen kembali menjadi top score di Liga Champions dengan 9 gol sekaligus mengantar Ajax kembali masuk partai final. Namun sayang Ajax harus puas berada di posisi runner up setelah kalah dari Juventus lewat drama adu penalti.
Setelah puas bersama Ajax dan bergabung dengan Barcelona, penampilan Litmanen tak sesuai ekspektasi. Cedera menjadi penyebab utamanya tampil melempem di Camp Nou.
Karena musim yang kurang mengenakkan itu, Litmanen putuskan hengkang ke Liverpool. Namun lagi-lagi dengan kondisi yang masih dibekap cedera, dan usia yang sudah memasuki kepala tiga, Litmanen mengalami masa suram dalam karier sepakbolanya.
Litmanen memang tampil sebanyak 26 laga untuk The Reds, tapi ia hanya mampu menyumbang 3 gol dan tidak memberikan gelar satupun bagi anak asuh Gerard Houllier saat itu.
Frustasi dengan masalah cedera, Litmanen putuskan kembali ke Ajax.
Namun kepulangannya ke Negri Kincir Angin malah menjadi tanda jebloknya karier Jari Litmanen.
Meski kariernya mulai jeblok, bagi Litmanen, sepakbola adalah segalanya, meski tak dipungkiri bahwa sewaktu kecil dirinya gemar bermain hoki es bersama teman-temannya.
Dengan kehebatannya bermain bola, Limanen dijuluki sebagai Singa asal Finlandia. Namun dengan cedera yang kerap menimpanya, Litmanen dijuluki sebagai pemain berkaki kaca.
Maka wajar bila publik menjulukinya sebagai Singa Bertulang Kaca.
Tapi kembali lagi, meski karier Litmanen mengalami kemunduran, dia adalah pemain dengan kualitas hebat.
Kehebatan Litmanen di sepak bola bahkan mampu menginspirasi banyak pemain Finlandia saat muda. Salah satunya Teemu Pukki. Penyerang Norwich City itu sempat menjadi buah bibir karena penampilan apiknya di Premier League.
Meski tak mampu membawa Finlandia pentas di gelaran Piala Dunia, hingga saat ini Litmanen merupakan pemegang rekor penampilan dan pencetak gol terbanyak untuk Tim Nasional Finlandia. Bersama The Eagle Owls, Litmanen total mengemas 137 caps dan mencetak 32 gol. Sebuah rekor yang belum bisa dipecahkan baik oleh Sami Hyypia, Mikael Forssell, Alexei Eremenko, atau Petri Pasanen.
Litmanen memulai debutnya di Tim Nasional Finlandia pada tanggal 22 Oktober 1989 saat melawan Trinidad dan Tobago saat usianya baru 18 tahun. Untuk gol perdananya ia sarangkan ke gawang Malta saat kualifikasi Piala Dunia 1994 saat melawan Malta pada tanggal 16 Mei 1991. Litmanen pun dipercaya mengenakan ban kapten selama 12 tahun, periode tahun 1996-2008.
Tak hanya dikenal sebagai pemain hebat, diluar lapangan, Litmanen juga dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan.
Sikapnya memang begitu bersahaja. Tidak mengherankan jika legenda hidup Finlandia dan mantan kapten Ajax tersebut, mendapatkan sebuah apresiasi nyata dalam bentuk patung dirinya di kawasan pusat olahraga Lahti, kota kelahiran Litmanen.
Patung Litmanen, diukir oleh seniman patung terkenal negara tersebut, Satu Loukkola. Menariknya, patung tersebut dipamerkan saat Litmanen mengenakan seragam bernomor punggung 10 milik Ajax, bukan berbaju tim nasional Finlandia.
Pemerintah kota Lahti, menganggap Litmanen sebagai pahlawan kota tersebut. Karena, merupakan salah satu pemain asal Finlandia yang berprestasi di sepak bola Eropa.