Sepak bola adalah drama, sepak bola adalah cerita, dan sepak bola adalah kenangan yang akan selalu membekas. Dalam sejarahnya, sudah banyak sekali pertandingan seru tercipta.
Tak hanya menyoal tentang kemenangan, beberapa kekalahan tim tertentu juga layak dimasukkan kedalam daftar terburuk sejarah sepak bola. Seperti pada pembahasan kali ini, starting eleven akan menyajikan deretan kekalahan terburuk dalam sepak bola.
Alcorcon vs Real Madrid
Pada tahun 2009, kejutan besar terjadi babak 32 besar Copa Del Rey. Bertandang ke Alcoron, klub dari Divisi III Liga Spanyol, Real Madrid dipaksa menyerah dengan skor mencolok 0-4.
Alcoron saat itu masih tercatat sebagai anggota Segunda Division B, divisi III dalam kasta Liga Spanyol setelah La Liga Primera dan Segunda Divison. Meski terpaut jauh dari dunia penuh bintang, Alcoron justru bisa membuat malu Los Merengues setelah memaksa tamunya pulang dengan kekalahan terbesarnya di musim tersebut.
Bertanding di Municipal de Santo Domingo, Madrid seperti tanpa daya. Di stadion yang hanya berkapasitas 3.000 orang itu, dua gol dari Borja Perez, Ernesto Gomez dan bunuh diri Alvaro Albeloa membuat tuan rumah memetik kemenangan tak terduga.
Jerman vs Inggris
Dikomandoi oleh pelatih asing pertama mereka, Sven-Goran Eriksson, Inggris menjalani kualifikasi Piala Dunia 2002 di Olympic Stadium, Munich. Inggris tidak menjadi unggulan kala itu, namun secara mengejutkan mereka justru menggilas Jerman dengan skor 5-1.
Jerman unggul lebih dulu lewat Carsten Jancker di menit keenam, namun keunggulan mereka tak bertahan lama. Michael Owen yang memang sedang berada dalam puncak performa membalas gol itu dengan sepakan voli yang tak mampu dihalau Oliver Kahn. Jelang jeda, giliran Steven Gerrard yang mencetak gol bagi The Three Lions.
Babak kedua pun menjadi mimpi buruk bagi Jerman. Owen menggila dan mencetak dua gol dan melengkapi koleksi hattricknya. Penyerang yang kala itu membela Liverpool pun jadi pencetak hattrick ke gawang Jerman setelah Geoff Hurst. Terakhir, Emile Heskey melengkapi mimpi buruk Jerman dengan memperlebar jarak menjadi empat gol. Jerman tak berdaya, namun tetap lolos ke Piala Dunia 2002, mengekor Inggris yang memuncaki klasemen grup.
FC Bayern vs FC Barcelona
Musim 2012/13 mungkin akan menjadi salah satu musim terburuk Barcelona di Liga Champions. Pada musim tersebut mereka menelan kekalahan 0-4 dari Bayern Munchen pada leg pertama.
Di musim itu Barcelona sudah tidak dilatih oleh Pep Guardiola. Bayern bertindak sebagai tuan rumah lebih dulu dan langsung tancap gas melalui kecepatan dua winger mereka Robben dan Ribery.
Tuan rumah pun unggul lebih dulu melalui Thomas Muller dan di babak kedua mereka makin menggila dengan menambah tiga gol lagi lewat aksi Mario Gomez, Arjen Robben dan satu lagi dari Muller. Di laga tersebut Barca benar-benar dibuat tidak berdaya menghadapi mesin milik Juup Heynckes.
Parahnya lagi, di pertandingan kedua, harapan FC Barcelona semakin sirna. Alih-alih mengejar defisit gol di Camp Nou, Barcelona malah harus kembali dipermalukan dengan skor 0-3.
AC Milan vs Benevento
Pada April 2018 lalu, AC Milan secara mengejutkan kalah di kandang sendiri dari tim papan bawah Benevento pada pertandingan pekan ke-34 Serie A. Saat itu, Milan menyerah dengan skor 0-1.
Benevento, yang saat itu terancam terdegradasi, benar-benar memetik hasil mengejutkan. Padahal, mereka juga harus bermain 10 orang setelah Cheick Diabate mendapat kartu merah.
Di pertandingan tersebut, Milan kebobolan di menit ke-29. Benevento secara mengejutkan bisa memimpin 1-0 lewat Pietro Iemmello. Tertinggal membuat Milan tersentak. Di menit ke-38, Patrick Cutrone nyaris menyamakan kedudukan, namun hingga jeda, Milan tertinggal 0-1 dari Benevento.
Di babak kedua, Benevento masih tetap menyulitkan Milan. Hasilnya, hingga peluit panjang dibunyikan, Milan tak mampu mencetak satupun gol.
Manchester City vs Manchester United
Manchester City tampil gemilang dalam duel panas derby Manchester. Bertandang ke markas Manchester United, The Citizens membawa pulang kemenangan fantastis dengan skor 6-1.
Laga itu berjalan ketat pada menit-menit awal. Kedua tim kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan dan menciptakan peluang-peluang berbahaya.
Namun, situasi berubah setelah Balotelli memecah kebuntuan pada menit ke-22. Tempo pertandingan langsung meningkat dan permainan terbuka di antara kedua tim tersaji. Diusirnya Jonny Evans pada awal babak kedua jadi awal petaka bagi MU. Kalah jumlah pemain membuat pertahanan mereka rapuh dan mudah ditembus.
City menambah empat gol pada babak kedua, masing-masing lewat Balotelli, Sergio Aguero, dua gol Edin Dzeko, dan David Dilva. Satu gol hiburan MU dibuat Darren Fletcher.
Real Madrid vs FC Barcelona
Pada November 2010, Barcelona mempermalukan Real Madrid 5-0 pada lanjutan La Liga Spanyol di Camp Nou.
Barcelona mempermalukan Los Blancos dengan permainan tiki-taka yang apik. Madrid yang lebih mengandalkan permainan individu kesulitan menembus pertahanan Barcelona.
Azulgrana membuka kemenangan melalui gol Xavi Hernandez menit ke-10. Delapan menit kemudian Pedro Rodriguez menggandakan keunggulan Barcelona. David Villa menambah keunggulan tuan rumah menjadi 4-0 lewat dua golnya menit ke-55 dan 88. Jeffren Suarez melengkapi sukses Barcelona pada menit 90+1.
Brasil vs Jerman
Juara Piala Dunia lima kali Brasil hancur. Di semi final mereka dilumat juara tiga kali Jerman dengan skor telak 1-7 pada gelaran Piala Dunia 2014.
Kemenangan besar itu dihasilkan melalui gol Thomas Muller menit ke-11, Miroslav Klose menit ke-23, Kroos menit ke-24, ke-26, Khedira menit ke-29, Schurrle menit ke-69 dan ke-79. Adapun gol penghibur Brasil dijaringkan oleh Oscar menit ke-90.
Kekalahan itu memberikan truma tersendiri bagi Brasil. Pasalnya, itu merupakan kekalahan terbesar mereka di ajang Piala Dunia. Yang lebih memperburuk keadaan adalah, saat itu mereka berstatus sebagai tim tuan rumah.
Inggris vs Islandia
Tim nasional Inggris kalah memalukan dari ‘tim kecil’ Islandia 1-2 di babak 16 besar Piala Eropa. Eks penyerang timnas Inggris, Gary Lineker, bahkan menggambarkannya sebagai ‘kekalahan terburuk dalam sejarah Inggris’.
Inggris sebenarnya mengawali pertandingan dengan nyaris sempurna melalui gol yang dicetak Wayne Rooney. Namun Islandia dengan cepat menyamakan kedudukan melalui Ragnar Sigurdsson, dan gol kemenangan tim dari negara berpenduduk 330.000 ini ditentukan oleh Kolbeinn Sigthorsson.
Saking memalukannya kekalahan tersebut, tak lama setelah pertandingan berakhir, pelatih Inggris Roy Hodgson, mengatakan mundur dari kursi kepelatihan Tim Tiga Singa.
Stoke City vs Liverpool
Liverpool mengalami musim buruk ketika harus ditinggalkan oleh dua pemain andalannya Luis Suarez, dan Steven Gerrard yang memutuskan pensiun setelah pertandingan melawan Stoke City.
The Reds harus takluk dari Stoke City di Britannia dengan skor telak 6-1, tim tuan rumah bahkan unggul 5 gol di babak pertama. Sementara gol penyelamat muka Liverpool dicetak oleh kapten Gerrard. Ini merupakan sekali dalam 52 tahun the Reds kebobolan lebih dari lima gol.
Manchester United vs Arsenal
Manchester United tampil superior atas Arsenal. Bermain di Old Trafford, ‘Setan Merah’ menang besar 8-2 di mana Wayne Rooney mencetak tiga gol.
MU dominan sejak awal laga dan di paruh pertama saja mereka sudah unggul 3-1. Tiga gol dilesakkan Danny Welbeck, Ashley Yound dan Rooney. Arsenal membalas lewat Theo Walcott
Di babak kedua MU menambah empat gol lewat Rooney (dua), Nani, Park Ji Sung, serta gol kedua Young. Robin van Persie jadi pencetak gol kedua Arsenal. The Gunners harus mengakhiri laga dengan 10 pemain setelah Carl Jenkinson dikartu merah.
Belanda vs Spanyol
Selama beberapa tahun, Spanyol menjadi tim yang mendominasi di semua turnamen besar. Dimulai dengan kemenangan 1-0 atas Jerman yang memberi gelar juara Eropa, disusul dengan gelar juara Dunia tahun 2010 dan Juara Piala Eropa sekali lagi tahun 2012.
Pada tahun 2014, La Furia Roja datang ke Brazil sebagai juara bertahan dan menjadi salah satu favorit di turnamen besar tersebut. Namun tim asuhan Vicente del Bosque ini malah menderita kekalahan terbesar yang dialami di ajang turnamen besar sepanjang sejarah tim Matador.
Pada pertandingan pembuka mereka harus berhadapan dengan tim kuat Eropa, Belanda, dan harus takluk dengan skor 5-1. Pertandingan ini ditandai sebagai akhir karier internasional kiper Iker Casillas.
Manchester United vs FC Bayern
Tak ada keraguan jika final Liga Champions musim 1998/99 disebut sebagai final paling dramatis sepanjang sejarah turnamen.
FC Bayern sukses mengungguli United 1-0 lewat sepakan bebas Mario Basler di awal laga. Namun dua gol yang dicetak Tedy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer di menit terakhir, membawa United menyabet Si Kuping Lebar dengan cara yang luar biasa!
Sir Alex Ferguson lantas ditasbihkan sebagai ksatria Si Setan Merah karena sukses mempersembahkan trofi pertama sejak 31 tahun lamanya. Ya, terakhir kali United berjaya di Eropa kala itu terjadi pada 1968 dengan mengalahkan Benfica di final.
AC Milan vs Liverpool
Pada malam final Liga Champions 2004/05, Milan memberikan pukulan telak kepada Liverpool. Milan mampu unggul 3-0 saat jeda. Bek veteran Paolo Maldini membuka keunggulan pada menit pertama pertandingan. Sebelum turun minum, Hernan Crespo menambahnya dengan dua gol.
Namun Liverpool tak mau tinggal diam, di babak kedua secara mengejutkan mereka sukses menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
Cerita belum selesai. Kedudukan 3-3 bertahan hingga 90 menit. Pertandingan diperpanjang hingga 30 menit, tapi tetap tak bisa menentukan pemenang. Juara Liga Champions musim itu pun harus diselesaikan melalui babak adu penalti.
Di babak adu pinalti, Liverpool secara dramatis mampu memenangkan pertandingan. Andriy Shevchenko yang bertugas sebagai eksekutor terakhir Milan tak mampu jebol gawang Jerzy Dudek.
Kekalahan inipun membuat mayoritas penggawa AC Milan saat itu merasa sangat terpukul.