Pemain asal Uruguay, Alvaro Recoba sering menjadi buah bibir ketika masih aktif sebagai pesepak bola, terlebih saat dirinya memperkuat Inter Milan dari 1997 hingga 2008.
Sebagai seorang pesepak bola, Recoba merupakan bakat yang brilian, terlebih dua titel Scudettonya bersama Inter telah menasbihkan dirinya sebagai pemain hebat di era modern.Â
Recoba menghabiskan 10 tahun bermain untuk Inter – terlepas dari pinjaman setengah musim ke Venezia. Di Inter, musim terbaiknya adalah musim 2000/01 ketika ia mencetak 15 gol dalam 42 penampilan di semua ajang.Â
Sayangnya, ia pernah terlibat dalam skandal paspor palsu pada Januari 2001 dan ia dihukum dengan larangan satu tahun, kemudian setelah dilakukan banding, hukuman dikurangi menjadi hanya empat bulan.Â
Pada saat skandal itu, pemain yang dijuluki El Chino baru saja memperbarui kontraknya dengan Inter, menjadi pemain sepak bola dengan bayaran tertinggi di dunia, gelar yang ia pertahankan hingga 2003.
Selama di Inter, Recoba telah banyak tuai kesuksesan, selain titel Serie A, ia juga merasakan manisnya memperoleh gelar Piala UEFA di musim 1997/98, dan dua trofi Coppa Italia di pertengahan 2000-an. Torehan 73 gol dari 261 pertandingan pun ia persembahkan.
Alvaro Recoba memang telah menunjukan kualitasnya sebagai seorang striker yang disegani saat masih merumput di Liga Uruguay bersama Danubio dan National di era 90-an.
Berbekal ketajaman, tendangan keras dan kaki kiri yang mematikan, kehebatan pemain kelahiran 17 maret 1976 ini kemudian membuat Inter memboyongnya di bursa transfer musim panas 1997 saat usianya 21 tahun.
Semua mata kemudian tertuju pada tanggal 31 Agustus 1997, ketika Inter menghadapi Brescia di stadion Giuseppe Meaza dalam laga pembuka Serie A musim 1997/98. Di mana dalam laga itu terdapat Ronaldo, pesepakbola terbaik dan termahal di dunia itu melakukan debut untuk Inter Milan.
Meskipun pada awalnya, pemain asal Brasil tersebut yang mendapat sorotan, Namun, di akhir laga tersebut, bukan Ronaldo yang mendapat pujian. Pemain bernomor punggung 20, berwajah segar, dan bermuka seperti orang china lah yang kala itu mendapat applaus dari penggemar.
Ya, malam itu, Recoba mencatatkan debutnya bersama Inter Milan dalam laga kompetitif melawan Brescia. Ia menandai debutnya dari bangku cadangan dan mencetak dua gol indah. Gol kedua ‘El Chino’ bahkan lahir dari eksekusi tendangan bebas yang mengagumkan.
Meski menang, namun Inter kebobolan terlebih dahulu pada menit ke-73 lewat Dario Hubner, striker yang baru didatangkan Brescia di musim panas tahun tersebut memanfaatkan umpan pemain muda, Andrea Pirlo, dengan membelakangi gawang, Hubner berbalik badan dan lalu melakukan sepakan keras kaki kiri ke pojok gawang.
Dua menit sebelum gol HĂĽbner, pelatih Inter, Simoni, masih ragu dengan pemain barunya, Alvaro Recoba yang kinerjanya dalam latihan tidak menunjukan kematangan, tapi Simoni mencoba memasukkan Recoba untuk menambah daya gedor dan memberikan kesempatan bersaing di level tertinggi.Â
Dan rupanya hal itu, akan menjadi waktu 19 menit yang begitu berarti bagi Simoni ketika melihat penampilan Recoba di atas lapangan. Masuk menggantikan Maurizio Ganz, Recoba berhasil memikat Simoni lewat pertunjukan berkelas.
Pada menit ke 80, penyerang muda asal Uruguay tersebut membuat seantero Stadion Giuseppe Meaza terpana. Gol pertama Recoba untuk Inter datang melalui kerja keras dari BenoĂ®t Cauet.Â
Menerima bola sekitar 25 meter dari gawang, Recoba mengambil satu sentuhan dengan kaki kanannya, ia lalu dengan sempurna menempatkan bola di sebelah kirinya. Ada satu pemikiran yang dibenak Recoba kala itu ketika melihat pemain Brescia tidak menghalanginya yakni melakukan sepakan keras.
Ya, Recoba tak menyia-nyiakan peluang ketika mendapat kesempatan menendang bola dengan kaki kiri yang memang jadi andalannya. Tendangan keras dan terukurnya menghujam ke pojok kiri gawang Giovani Cervone.
Stadion pun bergemuruh, Simoni melompat dengan lega dan Recoba kala itu dikelilingi oleh Zanetti dan Simeone, tidak bisa dipercaya memang, namun ada hal lain dalam beberapa menit berikutnya.
Inter yang tak mau kehilangan poin penuh, berusaha melancarkan beberapa serangan, namun Ronaldo sebagai ujung tombak sering mendapat kawalan ketat dari pemain bertahan Brescia. Dibutuhkan sesuatu yang lain untuk mendapat kemenangan.
Dan saat Inter mendapat kesempatan melakukan tendangan bebas dari jarak 30 meter di menit ke-85. Alvaro Recoba mencoba mengambil kesempatan tersebut. Bek-bek Inter maju ke kotak penalti sambil berharap Recoba akan memberikannya umpan.
Namun, pemuda Uruguay tidak basa basi, dengan enam langkah Recoba menulis namanya sendiri menjadi legenda. Sepakan kaki kiri mematikannya kembali menembus jala Brescia, bola yang bergulir cepat dan mengarah ke pojok kanan pun gagal dijangkau Cervone.
Kiper Inter, Gianluca Pagliuca menjadi orang pertama yang menyambut keberhasilan Recoba, bersamanya ia merayakan dengan penuh suka cita. Dua gol Recoba membawa Inter meraih tiga poin di laga pertamanya musim tersebut.
Dua gol indah yang seolah-olah memberikan tanda kepada rekan-rekannya bahwa ia akan menjadi pemain besar di Inter Milan. Dan benar, Recoba terus bermain di Inter dan menjadi legenda, meski sempat dipinjamkan ke venezia pada 1998.
Walau bagaimanapun, Recoba telah mengilhami banyak pemain muda, tak terkecuali Luis Suarez yang belajar banyak dari permainan Recoba. Dan apa pun karir yang di alami Recoba setelahnya, selama 19 menit pada Agustus 1997, ia adalah pemain sepakbola yang sempurna.