Sembilan tahun lalu, tepat pada 18 November, momen kontroversial ditorehkan oleh mantan kapten Arsenal, Thierry Henry.
Henry melakukan hal yang amat tidak terpuji hingga memupus mimpi Republik Irlandia untuk tampil di Piala Dunia 2010.
Saat itu, Prancis mungkin bakal melewatkan gelaran babak utama Piala Dunia 2010 andai tak ada momen kontroversial yang dilakukan ikon andalan mereka, Thierry Henry.
Gol menit akhir yang dilesakkan William Gallas, yang berhasil memberikan keunggulan agregat 2-1 bagi skuat Les Blues dalam dua kali pertemuan play-off di fase kualifikasi zona Eropa, tercipta tak lepas dari handball terang-terangan yang dilakukan oleh Henry.
Stadion Stade de France, Paris, menjadi saksi salah satu kejadian paling kontroversial dalam sejarah sepak bola.
Kala itu, situasi genting nan mendebarkan menghiasi laga play-off Piala Dunia 2010 zona Eropa. Timnas Prancis dan timnas Irlandia pun dipertemukan sebagai dua dari delapan tim runner-up terbaik yang didapat dari klasemen akhir babak kualifikasi.
Timnas Prancis memang dijagokan, terlebih mereka mampu memenangi leg pertama di Dublin dengan skor 1-0 berkat gol Nicolas Anelka. Namun, Les Blues ternyata kikuk ketika ganti menjamu Republik Irlandia di Prancis.
Mereka tertinggal 0-1 karena gol Robbie Keane pada menit ke 32 dan skor secara agregat pun menjadi 1-1 menjelang laga berakhir. Namun, pada masa injury time, sebuah insiden membuat babak perpanjangan waktu gagal terjadi.
Kronologinya, Prancis mendapatkan set-piece yang kemudian diambil Florent Malouda di sekitar setengah lapangan.
Bola kiriman Malouda ke kotak penalti Republik Irlandia sempat memantul ke tanah sebelum dikontrol Henry. Dalam momentum itu, Henry mengontrol bola dengan tangannya sebanyak dua kali, sebelum mengirim umpan untuk gol sundulan William Gallas.
Sayangnya, tindakan Henry luput dari mata wasit asal Swedia, Martin Hansson.
Saat itu belum ada teknologi VAR seperti sekarang untuk meninjau ulang hal yang berbau kontroversial. Sontak para pemain Republik Irlandia pun mengerumuni wasit Hansson untuk melakukan protes. Namun, sang pengadil lapangan yang juga bekerja sebagai pemadam kebakaran tetap mengesahkan gol dan membuat skor akhir 2-1 secara agregat untuk Prancis.
Pasca kejadian tersebut, wasit Hansson menghadapi teror bertubi-tubi dari oknum pendukung dalam beberapa pekan setelah ia memberikan keputusan kontroversial.
“Setelah laga aku duduk di ruang ganti dan menangis,” ujar Hansson mengakui.
“Aku bertanya pada diri sendiri apakah pekerjaan sebagai wasit layak mendapatkan penghinaan seperti yang aku hadapi.”
“Namun, aku sadar setelah semua orang memberikan dukungan dan mengatakan bahwa itu bukan salah ku,” tuturnya (dikutip dari Sky Sport)
Henry sendiri, setelah momen kontroversial tersebut, secara jujur mengakui bahwa dirinya memang dengan sengaja menyentuh bola. Henry lantas mempertimbangkan pensiun dari timnas setelah mendapatkan serangan dari oknum fan.
Di Piala Dunia 2010 kala itu, Prancis tergabung bersama dengan Uruguay, Meksiko, dan Afrika Selatan di Grup A putaran final turnamen. Namun, mereka tak sekali pun meraih kemenangan di grup tersebut.
Bertanding sebanyak tiga kali, Prancis meraih satu hasil imbang dan menelan dua kekalahan. Imbasnya, mereka terdampar sebagai juru kunci grup.