Footballoverz mungkin masih ingat dengan kedua pemain yang pernah memperkuat Manchester United, yakni Patrice Evra dan Park Ji sung. Kedua pemain tersebut merupakan sahabat dekat baik di dalam maupun di luar lapangan.
Park Ji sung lahir di Goheung, Jeollanam-do, Korea Selatan pada 25 februari 1981. Ia merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Korea Selatan. Karir Park sangat gemilang, ia pernah berseragam Manchester United selama 7 musim.
Sementara Patrice Evra adalah pemain yang berposisi sebagai bek sayap kiri, ia lahir pada 15 mei 1981 di Dakar, Senegal. Walaupun lahir di Senegal namun Evra memperkuat Tim nasional Prancis. Karena ada garis keturunan dari orang tuanya yang merupakan orang Prancis.
Evra dikenal sebagai pesepakbola yang arogan, ia kerap kali tidak bisa mengontrol emosinya ketika sedang bertanding, namun di luar itu semua ternyata sosok evra sangat ramah kepada siapapun.
Seperti sudah disinggung diawal, Evra dikenal memiliki hubungan yang baik dengan kawannya sewaktu di United, Park Ji sung.
Ternyata persahabatan keduanya bermula di Liga Champions. Mereka pertama kali bertemu pada babak 16 besar Liga Champions musim 2004/05. Saat itu Park masih bermain untuk PSV, sementara Evra membela AS Monaco.
Keduanya terus bertarung di lapangan dalam dua pertandingan kandang dan tandang, yang kemudian dimenangkan oleh PSV dengan agregat 3-0.
Evra mengingat laga tersebut dengan bagaimana ia begitu kesal karena sering dilewati oleh Park. Bahkan ia mengaku tidak terbayangkan jika di kemudian hari keduanya akan berteman baik.
Nasib baik kemudian mempertemukan keduanya di Manchester United. Park datang lebih dulu pada Agustus 2005 setelah sebelumnya bermain apik di PSV Eindoven. Sedangkan Evra bergabung ke MU pada Januari 2006.
Park berhasil tampil apik di musim pertamanya bersama United, walaupun terkendala dengan bahasa. Sementara Evra di musim pertamanya jarang dimainkan oleh Sir Alex Ferguson. Ia selalu di semangati oleh Park. Mereka sering menghabiskan waktu bersama-sama, termasuk ketika berangkat ke tempat latihan.
Park memanggil Patrice Evra dengan nama depannya. Sementara Evra selalu memanggil Park dengan sebutan “Ji”. Awalnya, ada benturan budaya antara keduanya. Ada beberapa kebiasaan Evra yang belum bisa dimengerti oleh Park. Sementara Evra pun agak sulit menerima budaya Park yang jauh berbeda dengan kebanyakan yang ada di Eropa, termasuk soal makanan.
Rasa dendam yang disimpan Evra sewaktu masih membela AS Monaco seolah menghilang ketika melihat etos kerja Park di setiap latihan United. Sementara Park mengagumi Evra yang tidak pernah berhenti tersenyum dan cenderung humoris.
Evra kemudian memutuskan untuk pindah tempat tinggal di dekat dengan rumah Park yang ada di Inggris. Hal itu ia lakukan supaya bisa lebih dekat dengan sahabatnya tersebut. Evra kerap kali mengunjungi rumah Park. Begitu pula sebaliknya.
Eks pemain timnas Prancis itu sering memakan masakan Korea. Bahkan Evra tak jarang meminum jus kodok yang dianggap sebagai resep kehebatan Park.
Hubungan keduanya begitu erat, mereka tidak terpisahkan. Dalam sebuah sesi wawancara, Park mengaku mengapa ia begitu dekat dengan Evra karena pemain asal Prancis ini ia anggap paling mengetahui tentang dirinya, bahkan hingga lubuk hati yang paling dalam.
Kedua pemain ini saling memberi motivasi baik di dalam maupun di luar lapangan. Selain itu Evra sering mengirimkan pesan khusus kepada Park saat pemain Korsel tersebut sedang mengalami cedera. Bahkan Evra mendedikasikan gol nya ketika melawan Roma di liga Champions 2007 untuk pemilik tiga paru-paru tersebut.
Bersama-sama, keduanya memenangkan banyak trofi di United. Termasuk kampiun Liga Primer Inggris dari tahun 2007 hingga 2009. Mereka juga ada ketika Setan Merah berhasil meraih gelar ketiga mereka di Liga Champions usai mengalahkan Chelsea via Adu Penalti. Atas dasar itu Park ji sung menjadi pemain asia pertama yang pernah meraih trofi si kuping besar.
Saking dekatnya hubungan mereka, Evra memanggil ayahnya Park dengan sebutan ‘Papa’. Pada saat United akan menjalani pertandingan away ke luar negeri, biasanya rumah Park yang ada di Inggris dijadikan sebagai titik pertemuan sejumlah pemain seperti Evra, Berbatov, Tevez dan Van der sar untuk mendapatkan tumpangan dari ayah Park ke bandara.
Para pemain tersebut memilih cara ini untuk menghindari biaya parkir bandara yang mahal. Ayah Park, Park Sung Jong mengaku merasa ketakutan saat membawa para pemain menuju bandara. Sung Jong khawatir terjadi apa-apa dengan para pemain ini di jalan. Namun kehadiran Evra disamping Jong yang sering memberikan lelucon membuat rasa takutnya itu hilang.
Saat United menjuarai liga primer, Evra menjadi pemain pertama yang memeluk dan berfoto dengan ayah serta ibu Park Ji Sung.
Evra selalu memimpikan untuk berkunjung ke rumah Park yang ada di korea, dan hal itu kesampaian di tahun 2007 saat MU menjalani tur asia. Sebagai informasi, bahwa rumah Park ada di Suwon, korea selatan.
Suatu ketika Park Ji sung juga sempat merasa kecewa kepada sahabatnya itu. Sang ayah melaporkan kepadanya bahwa Evra marah besar di rumahnya dan melempar barang-barang ke luar rumah hanya karena ia tidak dimainkan oleh Ferguson beberapa tahun silam.
Seketika itu Park pun menangis dan merasa kecewa mengapa seorang Evra bisa bertindak seperti itu. Evra juga mengaku pernah belajar bahasa korea agar komunikasi dengan Park lebih lancar, namun menurutnya belajar bahasa korea tidaklah mudah.
Persahabatan kedua pemain itu akhirnya terpisah, setelah Park ji sung hengkang dari Old Trafford pada 2012 untuk bergabung dengan QPR. Meski begitu keduanya sempat dipertemukan kembali ketika variety show terkenal Korea Selatan Running Man mengundang mereka pada 2013. Selepas pensiun, Evra sempat berandai-andai untuk bisa membuat acara televisi bersama Park .
Sejak kepergian Park, menurut evra, ia tidak saja kehilangan seorang sahabat, melainkan juga sosok yang penting dalam hidupnya. Karena itu, setiap kali ada kesempatan untuk berkomunikasi atau pun bertemu dengan Park, pemain berkulit hitam itu tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut buat mengobati rasa rindunya.
Ketika ibu dari Park meninggal dunia akibat kecelakaan mobil pada januari 2018, Evra sangat sedih, ia menggunggah foto ibu Park di akun instagram miliknya dan menuliskan sebuah caption berbahasa korea yang artinya ;“Kali ini bukan kabar gembira yang saya bawa dari Korea. Aku kehilangan ibu dari saudaraku, Park Ji-Sung. Beberapa tahun mengenalkan masakan Korea di Manchester, selalu tertawa dan penuh semangat. Aku menyayangimu, ibuku,” tulis Evra.
Persahabatan antara Evra dan Park dapat disamakan dengan sebuah film Hollywood berjudul ‘Rush Hour’ yang di bintangi oleh Jackie Chan dan Chris Tucker.
Menyamakan Park dan Evra dengan kombinasi antara Jackie Chan dan Chris Tucker tidak salah. Karena ada kesamaan sifat antara pemain dan masing-masing tokoh. Park adalah tipe yang serius, sama seperti Jackie. Sementara Evra adalah sosok yang humoris dan bisa membuat orang tertawa. Apalagi aksen berbicaranya yang unik, serupa dengan yang ditunjukan Chris Tucker.