Sepakbola dunia pernah diguncangkan dengan aksi luar biasa pria asal Brasil bernama Ricardo Kaka. Tepat di tahun 2007, Kaka menjelma menjadi momok menakutkan bagi setiap lawan yang dihadapi kub AC Milan.
Saat itu, Kaka yang menjadi salah satu pemain bintang milik I Rossoneri yang berhasil membawa tim besutan Carlo Ancelotti menjuarai Eropa, bahkan dunia.
Dirinya dikenal sebagai pemain lincah nan tampan sehingga banyak diidolakan oleh kaum hawa.
Memiliki bakat yang memang luar biasa, Kaka tampil sebanyak 149 kali dan mencetak 50 gol di seluruh kompetisi resmi.
Karena potensinya mulai menyebar luas ke seluruh belahan bumi, Kaka langsung mendapat penawaran dari raksasa Italia, AC Milan.
Bergabung dengan AC Milan untuk pertama kalinya pada musim 2003/04 mengantarkannya menuju puncak karier. Bersama klub ini juga, ia berhasil meraih berbagai gelar, baik itu bersama tim maupun individu.
Beberapa gelar yang pernah ia persembahkan bersama AC Milan adalah Liga Champions Eropa, Liga Italia, Piala Super Italia, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Sedangkan untuk penghargaan individu, ia pernah meraih gelar puncak yakni Ballon d’Or pada tahun 2007.
Karena dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia, Kaka dilirik oleh klub kaya raya, Real Madrid. Presiden el real yang ingin mencanangkan Los Galacticos jilid dua memasukkan nama Kaka dalam daftar tersebut.
Kepindahan Kaka ke Real Madrid pada musim 2009/10 memang sungguh mengejutkan. Pasalnya, pada saat itu ia tengah berada di puncak karir bersama AC Milan. Namun, ketika bermain di Real Madrid Kaka tak segemilang saat bermain di AC Milan.
Ia kerap mengalami cedera dan berakhir di bangku cadangan. Apalagi, Kaka merasa tidak cocok dengan pelatih el Real saat itu, Jose Mourinho. Bersama Real Madrid, Kaka tampil sebanyak 120 kali dengan 29 gol yang dicetaknya di semua kompetisi resmi.
Setelah sempat kembali ke AC Milan, Kaka akhirnya pergi ke Amerika untuk membela Orlando City. Di klub ini, Kaka tampil penuh dalam 3 musim. Sayangnya, Ia belum pernah memberikan gelar kepada klub tersebut. Bersama Orlando City, Kaka tampil sebanyak 78 kali dengan 25 gol yang dicetaknya.
Dibalik perjalanannya yang begitu luar biasa, Kaka hampir gagal menjadi seorang pesepakbola profesional. Dalam apiknya perjalanan kisahnya, terselip cerita yang hampir mengancam perjalanan karier seorang Kaka untuk menjadi bintang sepakbola.
Diketahui, Kaka pernah mengalami kecelakaan besar yang membuatnya hampir lumpuh. Kejadian tersebut tercipta ketika usia sang pemain masih 18 tahun. Saat itu, ia masih berstatus sebagai pemain Sao Paolo.
Kaka hampir saja mengalami kelumpuhan dan terancam kehilangan fungsi dari kedua kakinya lantaran mengalami kecelakaan aneh saat melompat ke kolam renang. Ia jatuh dengan posisi yang salah ke dalam kolam hingga menyebabkannya cedera tulang belakang yang nyaris membuatnya lumpuh.
Karena sakit yang dideritanya cukup dan terancam tidak bisa sembuh total, Kaka sempat ingin tidak melanjutkan karier sepakbolanya.
Beruntung, Kaka tak kehilangan semangat untuk bisa sembuh dari keadaan tersebut. Ia pun dinyatakan sembuh dan terhindar dari segala diagnosis yang diutarakan dokter setelah istirahat yang cukup panjang.
Kondisi ini pun mendekatkan diri Kaka dengan Tuhan sehingga sosoknya kini menjadi sangat religius. Kaka percaya kesembuhannya merupakan berkah dari Tuhan. Sejak saat itu, Kaka mengubah cara pandangnya terhadap dunia dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sifat Religius Kaka bisa dilihat pada saat ia merayakan sebuah keberhasilan seperti ketika Brasil menjadi juara di Piala Dunia 2002 serta scudetto 2003/2004 dan Liga Champions 2006/2007 bersama AC Milan.
Pada saat merayakan hal tersebut, Kaka mengenakan baju yang bertuliskan, “I belong to Jesus”. Selain itu, ketika melakukan selebrasi setelah mencetak gol, Kaka selalu mengangkat kedua tangannya menunjuk ke atas sebagai tanda rasa syukurnya kepada Tuhan.
Setelah melalui perjalanan sepak bolanya yang cukup panjang, Kaka akhirnya memutuskan pensiun di usia 35 tahun, tepatnya pada Desember 2017.
Kaka menyelesaikan petualangan sepakbolanya sebagai legenda, dan jasanya akan terus diingat oleh para insan sepak bola dunia.