Tujuh tahun yang lalu mungkin sangat sedikit orang yang mengenal Sadio Mane. Kala itu, ia masih bermain di Austria bersama Red Bull Salzburg. Sekarang nama Sadio Mane makin sering dielu-elukan banyak orang. Kepopuleran pria senegal tersebut bermula saat membela Liverpool sejak tahun 2016 setelah diboyong dari Southampton.
Sadio Mane menjadi salah satu bintang Liverpool dalam kurun waktu tiga musim terakhir. Ia juga menjadi salah satu striker yang ditakuti oleh bek-bek lawan. Sejauh ini dalam tiga musim membela Liverpool, Mane sudah membukukan 59 gol dalam 123 penampilan di kompetisi resmi.
Bersama dengan Mohamed salah dan Roberto Firmino, Mane membentuk trio mematikan yang dikenal sebagai trio Firmansyah. Mane telah membantu Liverpool dalam memenangkan liga champions musim 2018/19 setelah sebelumnya hanya mampu finis sebagai runner up.
Kesuksesan Sadio Mane sebagai pemain sepakbola tentunya tidak dilalui dengan mudah. Waktu kecil ia banyak menghadapi kerasnya kehidupan. Dari tidak punya uang, putus sekolah hingga di hina karena memiliki sepatu lusuh. Tak hanya itu, cita-citanya untuk menjadi pemain sepakbola hebat juga sempat tidak direstui oleh orang tuanya.
Namun kini ia bisa membuktikan kepada orang tuanya bahwa tekad dan keinginan kuat untuk jadi pesepakbola profesional sudah ia capai. Mane berjuang dan kemudian menjelma menjadi satu-satunya pemain asal daerahnya yang sukses di tanah Eropa.
”Saya lahir di sebuah desa di mana belum pernah ada pemain sepakbola yang berhasil di kejuaraan besar,” kata Sadio Mane.
Selama berkarir sebagai pesepakbola Profesional, berbagai prestasi juga sudah ia dapatkan. Mulai dari gelar liga Austria, Austrian Cup, hingga trofi liga champions serta beberapa penghargaan individu, salah satunya adalah penghargaan pemain terbaik Liverpool pada musim pertamanya di Anfield.
Selain itu, Mane juga menjadi tulang punggung tim nasional Senegal, pada tahun 2019, ia hampir saja membawa negaranya juara Piala Afrika. Namun sayang dikalahkan oleh Aljazair di partai final.
Sebagai pesepakbola, Mane juga terkenal karena sisi religiusnya. Usai mencetak gol ia kerap berselebrasi dengan bersujud. Rupanya tidak hanya itu saja, Mane juga rajin beribadah dan berbuat amal kebaikan untuk lingkungan sekitarnya.
Dilansir dari situs The Sun, Mane, yang baru saja memimpin timnas senegal ke final Piala Afrika 2019 di Mesir, menuju tempat kelahirannya di desa Bambali untuk memeriksa pembangunan sekolah, salah satu dari banyak proyek yang ia danai. Mane membangun sekolah dengan tujuan agar anak-anak di desanya dapat menempuh pendidikan dengan layak dan kelak menjadi orang yang sukses.
Dalam pembangunan sekolah tersebut, Mane menyumbang biaya sebesar 250 ribu paun atau sekitar Rp 4,3 miliar. Bukan hanya membangun sekolah, Mane sebelumnya juga membiayai pembangunan Rumah Sakit dan masjid di Senegal. Penyerang berusia 27 ini juga secara rutin mengirimkan bantuan dana untuk para keluarga miskin di kampungnya agar mereka mampu bertahan hidup.
Dalam sebuah Laporan menyatakan bahwa Mane membagikan uang sekitar 70 paun atau sekitar Rp 1,2 Juta kepada para penduduk di desanya. Sedangkan untuk pengembangan sepak bola, ia membagikan alat-alat main, seperti bola dan kostum kepada beberapa akademi sepak bola di Senegal.
Sadio Mane, memang dikenal sebagai seorang yang dermawan dan rendah hati. Seorang pengguna media sosial pun mengaku senang sekali melihat para pemain sepak bola melakukan hal-hal hebat di luar lapangan dan memikirkan orang lain alih-alih mementingkan diri sendiri.
“Menjadi seorang yang rendah hati, selalu mengingat asal-usul Anda dan membantu mereka yang miskin, membuat hidup Anda begitu berguna. Anda telah mengubah hidup orang lain menjadi lebih baik,” tulis netizen. (DIKUTIP DARI LAMA THE SUN)
“Benar-benar saya mencintai pria ini,” ungkap netizen yang lain.
Sadio Mane melakukan ini semua tidak untuk mendapat pujian atau menarik perhatian orang lain, tetapi ia melakukannya karena ia benar-benar peduli di mana ia dibesarkan dan sangat menyadari kondisi orang-orang di daerahnya yang dilanda kemiskinan.
Ya, memang sudah sepantasnya menjadi seorang pemain sepakbola yang karirnya sukses harus ingat dan berbuat kebaikan kepada kampung halamannya, tempat di mana mereka tumbuh dan dibesarkan. Dan apa yang dilakukan oleh Sadio Mane bisa dicontoh oleh para pemain lain.