Seiring berjalannya waktu, sepak bola terus mengalami evolusi. Namun, cabang olahraga terpopuler ini kerap menghadirkan fenomena di luar nalar. Momen tersebut terjadi berulang atau dalam kurun waktu lama sehingga menciptakan kepercayaan tertentu.
Faktor-faktor mistis bahkan dianggap sebagai bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sepak bola. Pada sajian kali ini, starting eleven akan menampilkan kutukan terpopuler dalam dunia sepak bola.
1. Kutukan Nomor 7 Di MU
Nomor punggung 7 di Manchester United dianggap sakral karena kerap dikenakan oleh para pemain hebat. George Best, Bryan Robson, Eric Cantona, hingga David Beckham menjadi deretan number seven di skuat Setan Merah. Cristiano Ronaldo menjadi pemain terakhir yang sukses mengenakan nomor tersebut di Old Trafford.
Setelah kepergian Ronaldo, belum ada pemain yang bersinar dengan mengenakan nomor keramat tersebut. Nomor itu pun sekarang seperti berubah menjadi kutukan.
Mereka sepertinya terbebani mengenakan nomor punggung bersejarah tersebut sehingga tampil buruk di atas lapangan. Beberapa di antaranya bahkan tidak bertahan lama di klub.
Tercatat nama-nama besar yang gagal mengenakan nomor punggung 7 di Old Trafford adalah Michael Owen, Antonio Valencia, Angel Di Maria, Memphis Depay, dan Alexis Sanchez.
2. Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia
Mempertahan gelar sebagai juara Piala Dunia memang tidak mudah, harus dilakukan dengan kerja sama dan kerja team yang solid serta persiapan panjang. Bahkan, tim pemegang status juara bertahan pun kerap kali tumbang di turnamen selanjutnya.
Hal tersebut nampak menjadi sebuah kutukan bagi pemegang trofi Piala Dunia.
Tim yang menjadi juara seringkali tersingkir pada fase grup, hal ini dirasakan oleh Prancis pada 2002 (setelah menjadi juara pada 1998) Italia pada 2010 (setelah menjadi juara pada 2006), Spanyol pada 2014 (setelah menjadi juara pada 2010), dan terakhir kali oleh Jerman pada 2018 (setelah menjadi juara pada 2014).
Walau berbagai faktor dapat dianggap sebagai penyebab terjadinya kegagalan bagi negara-negara tersebut, tetapi hal ini menyebabkan kutukan tersebut seakan membayangi seluruh tim yang menjadi juara Piala Dunia
3. Bayer Neverkusen
Bayer Leverkusen menjadi salah satu tim terbaik di Jerman. Namun tim yang satu ini sangat sulit mendapat gelar juara. Bahkan, situasi menjadi semakin buruk ketika mereka kehilangan trofi saat sudah berada di partai final.
Tim tersebut finis di peringkat kedua Bundesliga dalam tiga tahun beruntun pada 1999 hingga 2002. Pada musim 2001-2002 mereka juga finis di peringkat kedua dalam ajang DFB Pokal dan Champions League. Kutukan tersebut juga terlihat memberikan pengaruh kepada Timnas Jerman, yang kalah di final Piala Dunia 2002 ketika skuat mereka diisi oleh lima pemain Leverkusen.
Karena sering gagal di partai final, tim yang bermarkas di Bay Arena mendapat julukan, Bayer Neverkusen.
4. Kutukan Gipsi Birmingham City
Birmingham, kala itu, berniat untuk pindah ke St. Andrew’s pada 1906. Namun kaum Gipsi yang berada di wilayah tersebut merasa terusir. Lalu, mereka memberikan kutukan 100 tahun akibat terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
Selama periode tersebut Birmingham beberapa kali merasakan degradasi dan tidak dapat bertahan di divisi teratas sepak bola Inggris.
Pada 2006 kutukan itu baru bisa berakhir karena Birmingham mendapatkan piala pertama dalam sejarah mereka setelah mengalahkan Arsenal dengan skor 2-1 dalam final League Cup.
5. Karma Timnas Australia
Mendapatkan dukungan dari faktor mistis merupakan sesuatu yang kadang terjadi dalam dunia sepak bola, dan hal ini coba diterapkan oleh Tim Nasional Australia, ketika mereka berada dalam kualifikasi menuju Piala Dunia 1970.
Namun masalahnya, dukun yang memberi “mantra” kepada Australia tidak mendapatkan bayaran atas jasanya.
Kemudian, dukun tersebut membalikkan dukungannya menjadi kutukan kepada Australia yang membuat mereka gagal lolos. Pada 1974 mereka lolos ke fase grup namun langsung tersingkir tanpa mencetak satupun gol.
Seorang dokumenter dari Australia pada akhirnya merasa tertarik dengan kutukan tersebut dan berkunjung ke Afrika untuk berusaha mengakhirinya. Lalu pada 2006 akhirnya The Socceroos berhasil mencapai Piala Dunia dan lolos ke babak 16 besar.
6. Kutukan Bela Guttman
Benfica adalah salah satu klub terbesar Portugal. Namun mereka telah melakukan kesalahan besar hingga sebabkan kekeringan gelar di kompetisi Eropa.
Dikisahkan, pada tahun 1962, usai meraih titel tingkat Eropa untuk kedua kalinya, sang pelatih, Bela Guttman, meminta Benfica untuk menaikkan gajinya, tetapi ditolak. Justru kontraknya diputus secara sepihak. Guttmann pun murka dan mengatakan Benfica tidak akan pernah menjadi juara Eropa selama 100 tahun berikutnya.
Percaya atau tidak, selama Benfica masuk ke partai final sebanyak delapan kali di kompetisi Eropa, mereka tidak satupun meraih gelar juara.