Jika menyebut nama pesepak bola Bulgaria, tentu sangat sedikit yang bisa kita katakan, mengingat Bulgaria bukanlah negara dengan penghasil talenta hebat seperti Brasil. Pesepak bola Bulgaria yang mungkin ada di benak kita saat ini adalah Dimitar Berbatov.
Berbatov merupakan seorang striker yang pernah merumput di tim-tim Liga Inggris. Ia pernah sukses tatkala berseragam Totenham Hotspurs dan Manchester United di pertengahan hingga akhir dekade 2000-an.
Namun, jauh sebelum nama Berbatov menghiasi daratan eropa, sepak bola Bulgaria pernah melahirkan seorang penyerang dengan kualitas skill olah bola yang berkelas, pemain itu adalah Hristo Stoichkov. Stoichkov punya gaya bermain yang cepat, penuh determinasi dan garang saat menggunakan kaki kirinya.
Hristo Stoichkov merupakan salah satu striker papan atas eropa pada dekade 90-an. Kehadiran Stoichkov membuat Bulgaria yang notabene lebih dikenal sebagai tim antah berantah begitu disegani pada saat itu.
Hristo Stoichkov lahir di Plovdiv, Bulgaria, pada 8 Februari 1966. Ia menghabiskan karier masa mudanya di akademi Maritsa Plovdiv sebelum akhirnya bergabung dengan klub profesional yang diberi nama sesuai nama astronot Eropa Timur pertama yang keluar angkasa, Yuri Gagarin.
Hanya menghabiskan waktu sebentar di klub Zavod Yuri Gagarin, Stoickhov lalu memulai karier di klub kecil, Hebros pada 1982 hingga 1984. Dia lalu mulai gabung klub besar di Bulgaria, CSKA Sovia sejak 1984 hingga 1990.
Di klub inilah, nama Stoichkov mulai melambung tinggi. Ia menjadi pencetak gol terbanyak di Eropa pada musim 1989/90 dengan torehan 47 gol dari 38 pertandingan di semua kompetisi.
Selama enam musim memperkuat CSKA Sofia, ia mencetak 81 gol dari 119 penampilan. Ia juga membawa tim meraih berbagai trofi. Penampilan gemilangnya membuat Barcelona tertarik untuk merekrutnya pada 1990. Namun bukan prestasi yang diperlihatkannya, Stoichkov malah dihukum larangan bermain selama dua bulan pertama.
Hukuman Itu sebagai akibat dari menginjak kaki wasit saat menjalani laga El Classico pertamanya. Sejak itu, ia pun dikenal sebagai pemain yang temperamental. Bakat temperamental Stoichkov sebenarnya mulai tumbuh saat awal karirnya bersama CSKA Sovia, pada 1985 ia terlibat perkelahian masal dalam final piala Bulgaria kontra Levski.
Bahkan akibat perkelahian tersebut, beberapa pemain termasuk Stoichkov sempat dihukum larangan bermain seumur hidup. Hukuman itu kemudian dibatalkan, namun Stoichkov tetap harus jalani hukuman lain, yakni di penjara selama 14 bulan.
Untunglah, karena ia punya bakat yang istimewa sehingga bisa menutupi sifatnya yang kerap berapi-api saat berada di lapangan. Kepindahannya ke Barcelona di medio 1990-an menandai terbentuknya the Dream Team Barcelona yang dipimpin oleh pelatih yang juga mantan pemain berkelas, Johan Cruyff.
Meskipun diawal sempat terlibat masalah, namun perlahan kariernya semakin cemerlang. Stoichkov juga menjadi salah satu pemain favorit penggemar Barcelona.
Pada 1992, Stoichkov menjadi bagian dari tim Barcelona yang menjuarai Liga Champions. Kala itu, ia berduet dengan Romario di lini depan, Meski tidak mencetak gol, duet ini cukup mengancam pertahanan lawan yang mereka hadapi di final yaitu Sampdoria.
Tiga musim pertamanya di Barcelona dilalui Stoichkov dengan torehan 66 gol di semua kompetisi. Yang menarik, ia selalu membukukan 22 gol di setiap musimnya. Baru pada musim keempat, 1993/94, ia mencetak 24 gol dari 48 pertandingan.
Kehebatan Stoichkov sebagai juru gedor juga ia tunjukkan saat membela tim nasional Bulgaria. Sebelum Piala Dunia 1994, Bulgaria telah berpartisipasi di lima edisi Piala Dunia. Namun, belum sekalipun mereka pernah meraih kemenangan.Â
Di Piala Dunia yang berlangsung di negeri paman sam tersebut, Stoichkov memimpin pasukan Bulgaria yang datang tanpa ekspektasi besar. Dan menjadi luar biasa ketika ia membantu Bulgaria meraih juara keempat Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Tak hanya itu, Stoichkov juga terpilih sebagai pencetak gol terbanyak dengan raihan enam gol bersama pemain Rusia, Oleg Salenko. Berkat torehan prestasi inilah, ia akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik Bulgaria sepanjang massa.
Pada musim 1995/96, Stoichkov memperkuat Parma, namun selama disana ia kurang menonjol. Ia lalu kembali ke Barcelona. Ketika merasa kariernya sudah di masa senja, Stoichkov meninggalkan Barcelona dan memperkuat klub yang membesarkan namanya, CSKA Sofia.Â
Selama tujuh musim membela Barcelona, Stoichkov mampu mencetak total 118 gol, ia juga membantu tim meraih berbagai gelar bergengsi seperti lima trofi La Liga, tiga trofi piala super Spanyol, dua titel piala super eropa, dan masing-masing satu trofi Liga Champions, Copa del Rey dan piala winners.
Karena ketajamannya di Barcelona, dia pun mendapatkan julukan El Pistolero. Julukan itu kini disematkan kepada Luis Suarez, meski striker Uruguay itu juga kerap dijuluki “Si Gendut”. Meledak-ledak seperti pistol, julukan ini memang pantas didapatkan Stoichkov di masa itu.
Setelah menjalani masa-masa emasnya di benua biru, Stoickhov hijrah ke luar eropa, sejak 1998 ia berturut-turut memperkuat Al-Nasr, Kashiwa Reysol, Chicago Fire dan pada tahun 2003 gantung sepatu setelah membela DC United di MLS.
Setelah pensiun, Stoichkov tidak sempat beristirahat lama karena tim nasional Bulgaria membutuhkan tenaga dan pikirannya. Ia akhirnya dikontrak menjadi pelatih timnas selama tiga tahun dari 2004 pasca piala eropa hingga 2007. Sayang, selama kurun waktu tersebut, Stoichkov tak banyak memberikan kontribusi maksimal.
Sebagai pemain, kala menjadi andalan timnas Bulgaria, Stoichkov tampil sebanyak 83 kali dengan capaian 37 gol. Bagi penduduk Bulgaria, lelaki kidal yang sekarang berumur 53 tahun itu masih dianggap sebagai pahlawan terbesar The Lions– julukan timnas Bulgaria.
Sampai kapanpun, para penggila sepak bola juga akan terus mengingat cahaya terang Stoichkov yang berhasil menghadirkan kejayaan untuk Bulgaria di piala dunia 1994 dan membawa Barcelona meraih berbagai trofi.
Secara individu, pemain yang bisa berposisi sebagai playmaker ini juga bergelimang medali. Ia tercatat 5 kali sebagai pemain terbaik Bulgaria, Balon D’Or 1994, pencetak gol terbaik dunia versi IFFHS pada 1994, olahragawan terbaik Bulgaria 1994, dan beberapa penghargaan lainnya. Semua pencapaian itu telah menandakan bahwa dirinya pantas di sebut sebagai legenda sepak bola dunia.