Luca Modric, siapa yang tak mengenal pemain yang satu ini. Pria asal kroasia tersebut adalah salah satu pemain sepakbola terbaik di eropa yang ada saat ini. Berposisi sebagai gelandang, Modric merupakan pemain yang sangat berpengaruh bagi tim.
Tahun 2018, boleh dibilang adalah tahun kejayaan Modric, betapa tidak selain mempersembahkan gelar liga champions untuk real madrid, Modric juga tampil mempesona bersama tim nasional Kroasia yang pentas di piala dunia.
Pada Piala Dunia yang berlangsung di Rusia tersebut, ia mencetak dua gol dan satu asisst serta membawa negaranya tampil di partai final, namun sayang ia gagal membawa trofi bergengsi di seluruh dunia tersebut ke tanah kelahirannya.
Karena dalam laga yang dihelat di stadion Luzhniki itu, tim nasional Prancis yang diperkuat bintang muda, Kylian Mbappe berhasil menekuk Kroasia dengan skor 4-2. Tapi Modric tak berkecil hati, pasalnya ia terpilih sebagai pemain terbaik piala dunia 2018.
Atas penghargaan tersebut, dirinya sejajar dengan pemain-pemain kelas dunia lainnya seperti Oliver Kahn di tahun 2002, Fabio Cannavaro 2006, Diego Forlan 2010 dan Lionel Messi 2014 yang menerima penghargaan Golden Ball atau pemain terbaik piala dunia.
Dan sejarah pun mencatat, Luka Modric menjadi pemain keempat yang memenangkan Ballon d’Or di tahun yang sama dengan golden ball (bola emas) Piala Dunia. Sebelumnya ada Bobby Charlton di tahun 1966, Johan Cruyff 1974 dan Paolo Rossi 1982.
Di akhir tahun 2018, Modric menerima gelar The Best FIFA Men`s Player 2018. Itu artinya, versi FIFA, pemain terbaik dunia saat ini adalah Luca Modric. Tak hanya itu, penghargaan Balon D’or atau pemain terbaik eropa pun disabet pemain yang pernah merumput bersama Totenham Hotspurs itu.
Keberhasilan Luca Modric juga memutus rantai panjang dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, yang secara bergantian mendapat predikat sebagai pesepak bola terbaik sejagat sejak 2008.
Tetapi tahukah kamu footballovers, dibalik kisah sukses Luca Modric sebagai pemain sepakbola, rupanya kehidupan sang pemain sempat di landa pilu.
Kita semua tahu bahwa Modric merupakan pemain berkewarganegaraan Kroasia. Ketika Modric lahir ke dunia pada 9 september 1985, negara Kroasia sama sekali belum eksis. Kroasia hanyalah salah satu wilayah di bawah bendera negara komunis, Yugoslavia.
Setelah mereka menyatakan kemerdekaan dan memisahkan diri pada awal 90-an, Yugoslavia mengirimkan tentara untuk menginvasi Kroasia. Perang yang dikenal sebagai ‘The Croatian War of Independence’ ini berlangsung selama empat tahun. Ribuan warga Kroasia harus mengungsi dari kampung halaman mereka untuk mencari kehidupan yang layak.
Lahir di Zadar, Modric tidak bisa menikmati kenyamanan dan tenangnya hidup pada masa itu. Di masa kecilnya, Modric lebih sering hidup bersama kakeknya, Luka Modric Sr karena kedua orang tuanya menghabiskan waktu yang begitu banyak dengan bekerja di sebuah pabrik rajut di dekat tempat tinggalnya, di daerah pegunungan Velebit.
Hidup bersama sang kakek juga yang membuatnya begitu mencintai sepak bola pada akhirnya. Setiap pagi sang kakek membawa ternaknya ke sebuah bukit. Sementara Luka Modric yang berusia enam tahun, bermain bola bersama teman-temannya di halaman rumah.
Hidup Luca Modric kecil berada dalam tekanan karena kondisi negaranya yang sedang berkecamuk. Pada tanggal 8 Desember 1991, selama Perang Balkan, militan Serbia yang ganas menyerbu Modrici, sebuah desa kecil di dekat pegunungan Velebit di Dalmatia utara dan menembaki keluarga Kroasia yang tidak melarikan diri.
Salah satu dari mereka yang terperangkap dalam baku tembak adalah kakek dari Luca Modric, yang sedang menyusuri ternaknya di jalan. Kakek Modric bersama lima warga desa Modrici ditangkap oleh tentara Serbia berseragam Yugoslavia dan membunuhnya secara sadis. Pembunuhan ini juga banyak disebut sebagai salah satu dari pembuka konflik di negara Balkan.
Kejadian itu tentu saja menghancurkan jiwa Modric yang masih polos. Sebab ia di didik dan dibesarkan oleh sang kakek.
Setelah itu, tentara Serbia menyerbu tempat tinggal Modric dan membakar seluruh rumah penduduk sekitar. Perang itu pun membuat Modric sekeluarga harus pergi dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di masa kecilnya, sepak bola adalah mimpi yang mengalihkan Luca Modric dari kejamnya realita. Suara bom dan tembakan selalu terdengar di luar tempat tinggal keluarganya, sehingga sepak bola menjadi satu-satunya hiburan anak-anak pengungsi Kroasia di lokasi tersebut.
“Perang itu membuat saya semakin kuat, itu adalah masa yang sangat sulit bagi saya dan keluarga saya. Saya tidak ingin menyeret itu bersama saya selamanya, tetapi saya juga tidak ingin melupakannya.” Ucap Modric tahun 2008 ketika bercerita tentang masa kecilnya.
Perang pun berakhir pada tahun 1995, setelah pada tanggal 14 Desember 1995, para pemimpin Bosnia, Serbia, dan Kroasia menandatangani Kesepakatan Dayton di Paris untuk mengakhiri perang di Balkan yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun.
Ketiga pemimpin itu menandatangani kesepakatan yang disaksikan oleh sejumlah kepala negara Eropa, dan dihadiri sedikitnya 50 pemimpin dunia dan pemimpin organisasi internasional.
Luca Modric lalu bergabung dengan tim muda Zadar di tahun 1996, setelah bermain selama kurang lebih lima tahun, Modric kemudian direkrut salah satu akademi terbaik di Kroasia, Dinamo Zagreb.
Perjalanan Modric menjadi pilihan utama di skuat Dinamo Zagreb tidaklah mudah. Ia sempat dianggap terlalu ringkih untuk menjadi pesepak bola profesional. Namun, ia tak putus asa. Ia rela menerima tawaran peminjaman ke klub Bosnia, Zrinjski, dan Inter Zapresic, klub di pinggiran kota Zagreb.
Setelah dipinjamkan bersama beberapa klub, ia kembali ke Dinamo Zagreb pada tahun 2005. Pada musim 2005/06, Modrić menandatangani kontrak sepuluh tahun dengan Dinamo Zagreb. Pada musim itu mencetak 7 gol dalam 33 penampilan di semua kompetisi.
Musim berikutnya Modric tampil lebih baik lagi, hingga akhirnya sebuah tawaran datang dari klub inggris, Totenham Hotspurs. Dan pada 26 april 2008 Modric resmi menandatangani kontrak dengan Spurs.
Luca Modrić melakukan debutnya di Liga Premier pada 16 Agustus 2008, tapi debutnya tidak berakhir indah setelah spurs takluk 2-1 dari Middlesbrough di Stadion Riverside.
Setelah menjalani empat musim yang cukup mengesankan di White Hart Line, Modric hijrah ke klub raksasa spanyol, Real Madrid pada tahun 2012. Dan disinilah Modric mulai dikenal oleh seluruh dunia sebagai salah satu gelandang terbaik yang ada di kolong langit.
Bersama real madrid, modric berhasil meraih semua hal yang diinginkan para pesepakbola. Juara la liga, copa del rey, juara liga champions dan juara piala dunia antar klub.
Kini ia telah mengoleksi empat trofi liga champions bersama el real dan beberapa trofi lain. Dengan berbagai torehan prestasi yang dicapainya, Tak salah jika menyebut Luca Modric sebagai salah satu playmaker terbaik dunia.
Nah itulah footballovers, Luca Modric, Bocah pengungsi perang hingga menjadi gelandang ternama di dunia. Kisah tersebut menandakan bahwa kita tak boleh menyerah dalam kondisi apapun.