Ketika mendengar nama “Juventus,” apa yang pertama kali muncul dalam fikiran kalian?
Kemungkinannya adalah, kalian akan berfikir tentang klub sepak bola yang berbasis di Turin dan telah memenangkan lebih dari 30 gelar Serie A. Lalu, kalian juga mungkin memikirkan tentang legenda klub seperti Gianluigi Buffon, Alessandro Del Piero, Zinedine Zidane, hingga Michel Platini.
Para talenta terkenal terhebat itu telah membuat strip putih hitam menjadi lebih dikenal di seluruh belahan dunia.
Namun apa yang menjadi alasan sehingga Juventus mendapat julukan semacam itu?
Perlu diketahui, Juventus yang superior itu sebenarnya ditujukan hanya untuk bersenang-senang.
Dalam Juventus: A History of Black and White (2015), Adam Digby mengisahkan bahwa sekumpulan murid sekolah Massimo D’Azeglio, Turin berencana membentuk klub sepakbola. Saat itu, sebagai penggila bola, pikiran mereka tergolong jauh dari sebuah klub yang bisa merajai Italia.
Kembali lagi, mereka hanya ingin membentuk sebuah klub sepakbola sebagai sarana untuk bersenang-senang.
Lalu, mereka sepakat memberi nama klub barunya, Juventus. Diggy menyebut bahwa Juventus tidak merepresentasikan sebuah kota atau distrik, melainkan sebuah bahasa Latin yang memiliki arti “pemuda”.
Untuk sebutan “Si Nyonya Tua” atau “The Old Lady” yang kerap kita dengar, julukan itu sebenarnya timbul dari hal yang sederhana.
Kata “Old” adalah bagian dari julukan yang merupakan kebalikan dari “Youth” atau “Pemuda” dalam bahasa Latin.
Tapi mengapa mereka justru mengambil kebalikan kata dari “pemuda”? Well, selain diambil dari alasan yang sederhana, julukan itu juga berasal dari sebuah candaaan. Kata “Old” atau “Tua” yang tersemat pada Juventus menjadi semacam jokes kepada tim yang memiliki arti “Pemuda”.
Sementara itu, kata “Lady” berasal dari panggilan akrab untuk fans klub sebelum era 1930-an.
Sebenarnya ada beberapa julukan yang dimiliki Juventus seperti La Fidanzata d’Italia atau Kekasih Italia, I Bianconeri atau Putih-hitam, Le Zebra atau Zebra, La Signora Ormicidi atau Si Nyonya Pembunuh, hingga La Goeba atau Si Bungkuk. Namun memang yang paling sering digunakan adalah The Old lady atau Si Nyonya Tua.
Meski julukan Si Nyonya Tua berasal dari candaan semata, tidak bisa dipungkiri jika Juventus telah menjadi tim terkuat di Italia.
Karena terlalu seringnya Juventus menjuarai liga, pengamat sepak bola Italia, Paolo Bandini, pada 2018 lalu mengatakan,
“Pada akhirnya, apa yang kami alami adalah sebuah cerita yang sama. Juventus meraih scudetto untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut.”
Yang terbaru, Juventus baru saja meraih scudetto ke delapan mereka secara beruntun. Itu menjadikan Juventus sebagai tim pertama yang mampu meraih delapan gelar domestik secara beruntun di lima liga top Eropa.
Dengan torehan luar biasa itu, Juventus resmi menjadi tim paling populer di selruruh Italia. Dalam sebuah wawancara dengan Simon Kuper pada 2013, Andrea Agnelli selaku bos Juventus, pernah mengatakan,
“Tidak membawa nama kota telah membawa kami (Juventus) mendapatkan popularitas yang cukup besar. Itu membuat kami menjadi idola nasional.”
Jika melihat dari perjalanan Juventus, semua terasa menarik mengingat awal terciptanya klub ini hanya sebagai sarana untuk bersenang-senang segerombolan “pemuda”.