Halo football lovers, jumpa lagi dengan kami yang akan terus memberikan informasi dan kisah menarik seputar dunia sepakbola.
Buat kamu yang gak mau ketinggalan info dan kisah menarik tentang dunia sepakbola, jangan lupa untuk klik tombol subscribenya..
Kali ini, kami akan mengulas tentang sponsorship dan kenapa sih kok makin banyak produsen mobil yang mau jadi sponsor sepakbola.
Pasti penasaran kan? Kalo gitu langsung aja yuk simak!
Sebelum kita membahas tentang topik utama, ada baiknya kita pelajari dulu sekilas tentang apa itu sponsorship.
Secara sederhana, sponsorship dapat diartikan sebagai dukungan dana atau keuangan, atau bahkan bentuk dukungan lainnya agar pihak yang menerima sponsor dapat merasakan manfaat positif seperti keuangan yang lebih kokoh dan baik.
Selain banyak manfaat yang didapatkan oleh pihak penerima sponsor. Kegiatan sponsorship juga sangat bermanfaat bagi pihak yang memberikan dana sponsor itu sendiri.
Kenapa bisa gitu?
Manfaat utama yang pasti dirasakan oleh pihak sponsor adalah dengan semakin dikenalnya produk atau jasa yang mereka hasilkan oleh para audiens yang datang melihat acara atau event tertentu.
Terus, apa sih tujuan-tujuan utama dari sponsorship?
Yang pertama tentu sebagai alternatif iklan. Artinya, disaat pihak sponsor menjadi sponsor suatu acara, mereka dapat mengiklankan suatu produk yang tidak bisa diiklankan di media tertentu ataupun untuk menambah saluran iklan dan tambahan pasar yang mereka bidik.
Kemudian agar dilihat banyak pasar yang ditarget. Selain itu, sponsorship juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan produk secara detail.
Yang terakhir tentu saja memperkenalkan segala bentuk produk baru. Produk yang baru saja dikeluarkan dan belum banyak dikenal oleh masyarakat sangat membutuhkan pemasaran yang efektif agar dapat dikenal baik oleh masyarakat.
Nah dengan kegiatan sponsorship ini, produk mereka bisa lebih dikenal baik oleh para pelanggan.
Tak hanya pada acara atau event tertentu, sponsor juga semakin menjamur dalam dunia sepakbola.
Dari keripik, cat tembok, operator telepon selular, perusahaan perjudian, sampai maskapai penerbangan. Iklan bernilai tinggi adalah hal menggiurkan bagi klub sepakbola.
Meski kebangkitan sponsorship dalam sepakbola bisa dikatakan mendatangkan gelontoran uang banyak, tak jarang hal ini harus ditukar dengan “jiwa” klub sepakbola sendiri. Ya, inilah realita klub modern yang harus menukar esensi demi menjaga eksistensi dan kondisi keuangan mereka sendiri.
Tapi kapan sih sebenernya klub sepakbola mulai menggunakan sponsor?
Sejak papan iklan menjadi tren di sepakbola Inggris sekitar tahun 1970-an, uang sponsor sudah merambat dan menggerogoti setiap sisi stadion dan helai jersey yang dipakai oleh para pemain.
Nah, baru pada Juli 1979, Liverpool lah yang membuat tren penggunaan sponsor pada seragam sepakbola menjadi booming. Saat itu, mereka dikontrak oleh Hitachi.
Kabarnya nih, pabrik elektronik asal Jepang itu membayar hingga 50 ribu pounds atau setara 802 juta rupiah. Saat itu, nilai yang diberikan Hitachi sudah termasuk besar loh!
Meski sempat dilarang penggunaannya pada 1983, sponsor dalam dunia sepakbola justru makin digandrungi. Bahkan, sifat tabu dari sponsor itu sendiri malah makin menggila.
Gimana enggak? Jika sebuah produsen berani mensponsori satu klub saja, mereka bisa memiliki hak penamaan stadion, menampilkan brand di background konferensi pers, iklan di stadion, sampai pengubahan nama klub itu sendiri! wow!
Dalam dunia sepakbola, Liga Inggris merupakan ladang emas bagi para produsen ternama dunia. Tak hanya dikasta teratas, tim kecil sekalipun bisa menjadi alat pemasaran menjanjikan.
Sebagai raksasa industri, China pertama kali menginjakkan kakinya di Liga Primer dengan mensponsori Everton pada musim 2002/03. Mereka menggunakan Kejian, perusahaan telepon genggam, sekaligus bersedia membayar gaji pemain China yang bermain di Everton, Li Tie.
Bagi klub, menggunakan merek dari Asia bisa menjadi hal bagus. Mereka bisa mendapatkan ekspos, fans baru, dan uang yang bisa mereka habiskan untuk apa saja. Hmm menarik ya!
Menurut laporan tahun 2013, Manchester United bahkan dikabarkan mendapat 363 juta pounds atau setara lebih dari 6 triliun rupiah dari pendapatan matchday, hak siar, dan komersial.
Patut diperhatikan bahwa 42% pendapatan MU berasal dari sektor komersial, melebihi matchday dan hak siar. Mereka memiliki 40 kontrak resmi yang mengkomunikasikan seluruh dunia.
Dari wine asal Chile (Casillero del Diablo) sampai perusahaan keripik asal Malaysia (Mister Potato) sangat mudah melihat kekuatan komersial The Red Devils. Mereka memiliki strategi komersial yang terstruktur dan orang-orang yang tepat untuk mengiklankan klub dan juga sponsor mereka.
Di Indonesia saja, ada PT Garuda Indonesia yang sempat menjadi sponsor klub Liverpool. Ada pula perusahaan makanan Kacang Dua Kelinci yang menjadi sponsor klub Real Madrid.
Daftar perusahaan-perusahaan nasional yang tertarik menjadi sponsor klub sepak bola benua Eropa semakin panjang. Ya memang tidak bisa dipungkiri kalau menjadi sponsor bagi klub sepak bola ternama merupakan bagian dari strategi promosi untuk mengangkat dan memperkenalkan brand mereka di luar negeri.
Menjadi sponsor bagi klub raksasa diyakini para produsen sebagai salah satu promosi yang tepat dan efektif. Sebab, logo perusahaan tentu akan bersanding dengan perusahaan Internasional lain yang ikut menjadi sponsor klub-klub tersebut.
Nah untuk belakangan ini, kian banyak produsen mobil yang gencar melakukan kerjasama dengan pihak tertentu dalam dunia sepakbola. Kira-kira, bisa kalian tebak gak sih alasannya?
Pada momentum final Liga Champions Eropa musim lalu, banyak berkeliaran mobil dari produsen Nissan. Ternyata, laga final tersebut dimanfaatkan Nissan untuk segera memulai pengiriman Leaf e+ ke pelanggan di Eropa, serta mengenalkan beragam fitur terkini pada mobil Nissan.
Bagi Nissan sendiri, melakukan kerjasama dengan pihak dalam dunia sepakbola dinilai sangat menguntungkan. Yaa gak jauh beda sih ya sama perusahaan produk lainnya.
Menurut BBC, nilai kesepakatan antara Nissan dan Liga Champions mencapai lebih dari 45 juta pounds atau sekitar 812 miliar rupiah. Perlu kalian tau nih, perjanjian ini menjadi kesepakatan sponsor terbesar yang dilakukan UEFA Liga Champions. Sebagai catatan, sponsor utama lainnya adalah Mastercard, Unicredit, Heineken, Gazprom, dan Sony.
Selain menjadi kerjasama yang menguntungkan, para produsen mobil termasuk Nissan juga merasakan dampak signifikan saat mereka melakukan kerjasama dengan sebuah klub.
Kenapa? Ternyata klub dan para pemain dinilai mendambakan merek dari dunia otomotif untuk menjadi sponsor mereka. Jadi ya, karena ditaksir duluan dan melihat ada peluang besar, pihak sponsor gak segan untuk melangsungkan proses kerjasama.
Dampaknya pun bisa dilihat sendiri. Tahun 2014, Manchester United misalnya, telah menandatangani kontrak tujuh tahun senilai 559 juta dolar AS atau setara 7,9 triliun rupiah dengan Chevrolet. Wah wah wah!
Mengutip dari Forbes nih football lovers, MU mendapat pembayaran sekitar 80 juta dolar AS atau lebih besar dua kali lipat dari sponsor sebelumnya. Nah kalau tim punya Roman Abramovic, mereka bisa dapet untung yang mirip di tahun 2016 pas mereka sepakat menjalin kerjasama senilai 57 juta dolar AS dengan Yokohama Rubber. Hmm gede juga ya!
Merangkum kerjasama yang dilakukan produsen mobil nih ya. Survei dari Nielsen Sport World Football Report 2018 memang mengungkap ada sejumlah sektor industri yang mengalami pertumbuhan luar biasa pada tahun lalu. Dantahukah kalian? sektor itu adalah layanan daring dan peralatan otomotif! Ohh pantes aja!
Kedua sektor itu tumbuh sampai lebih dari 50 persen! Meski terpaut jauh, sektor produsen mobil juga mengalami pertumbuhan yang cukup menjanjikan, mencapai nyaris 10 persen.
Dilaporkan, pabrikan ban asal Asia seperti Yokohama Tyres (sponsor Chelsea FC) dan Nexen Tire (sponsor Manchester City, Napoli, dan Eintracht Fraknfurt) menjadi biang pendorong utama pertumbuhan di sektor peralatan otomotif.
Dari sekian banyak produsen mobil yang mensponsori klub sepakbola, ada beberapa nama tenar nih, diantaranya, Citroen yang mensponsori Arsenal, Opel yang mensponsori Mainz, Mercedez Benz dengan Stuttgart, Jeep bersama Juventus, Hyundai bersama Lyon, Volkswagen dengan Wolfsburg, Audi dengan FC Bayern, sampai Chevrolet yang mensponsori Manchester United!
Nah dengan beberapa alasan menguntungkan dan menjanjikan, wajar kalau banyak produsen yang mulai merambah ke dunia sepakbola, khususnya produsen otomotif.
Karena semuanya tentang uang, sah sah aja football lovers kalau kalian menyebut uang adalah segalanya dalam dunia sepakbola.