Luis Suarez merupakan pesepakbola luar biasa. Dirinya yang hadir dari Uruguay, mampu buktikan kualitas untuk menjadi seorang pemenang di Eropa, bahkan dunia.
Suarez dikenal sebagai pemain pekerja keras. Hal itu bisa dilihat dari perjuangannya untuk bisa menjadi pemain hebat. Ia terus berlatih keras dan selalu bertekad menjadi yang terbaik.
Namun dibalik keganansannya di depan gawang, Suarez juga disebut sebagai pemain ganas dalam arti sebenarnya. Ia kerap terlibat insiden berupa melukai lawan. Caranya pun tergolong tidak biasa. Yaitu, Suarez membuat lawan kesakitan dengan cara menggigit.
Ya, Suarez memang dikenal sebagai pemain yang gemar menggigit lawan. Ia beberapa kali mendapat hukuman atas kasus tersebut. Namun apa yang sebenarnya mendasari Suarez bertindak demikian?
Sejak pindah ke Liverpool, meski memiliki musim yang amat luar biasa, Suarez acap kali lekat dengan kontroversi. Meski segala sesuatunya sempat berjalan normal, Suarez tetaplah Suarez. Penyakit lamanya kumat, tak lain yakni kelakukan buruknya yang paling masyhur, menggigit pemain lawan.
Aksi ini tertangkap kamera ketika Uruguay bentrok dengan Italia. Saat Suarez dan bek Giorgio Chilellini terlibat duel tanpa bola, kedua pemain ini kemudian terjatuh. Bek Juventus itu memamerkan bahunya, sementara sang penyerang memegangi giginya.
Dari tayangan ulang memperlihatkan Suarez seperti sedang menggigit pundak Chiellini, aksi yang kemudian membuat sang defender reflek mengempaskan tangannya ke muka Suarez.
Pasca pertandingan, yang ramai dibicarkan publik bukan ketersingkiran Gli Azzurri atau lolosnya La Celeste, tapi justru dugaan gigitan Suarez.
Chiellini sendiri bukanlah korban pertama yang pernah merasakan gigitan Suarez.
Kisah serupa juga pernah dialami Otman Bakkal, gelandang PSV, pada November 2010 silam. Inilah cikal bakal Suarez menemukan “jati diri” sebagai tukang gigit. Suarez menunjukkan nafsu “lapar”-nya dengan melahap bahu Bakkal ketika dia membela Ajax dalam bentrokan lanjutan Eredivisie Belanda.
Tanpa ampun, striker Uruguay ini kemudian menerima skorsing tujuh pertandingan dari FA Belanda. Kejadian ini pula yang menjadi penampakan terakhirnya bagi skuat Amsterdam sebelum berpaling ke seragam Liverpool.
Bahkan, ada cerita menghebohkan lagi yang tentunya melibatkan gigitan Suarez.
Entah apa yang ada di benak Suarez, gigitan episode berikutnya dilancarkan Suarez kepada Brainslav Ivanovic ketika Liverpool bentrok dengan Chelsea, sekitar April 2013 silam. Setelah mengkreasi terciptanya gol pertama, dan membuat handball yang tak perlu yang berakibat timnya tertinggal 2-1, di sinilah Suarez menampakkan aksi tak sportifnya, dengan “menyantap” lengan Ivanovic.
Aksi Suarez tersebut praktis menggemparkan media sosial. Ia memicu munculnya bahkan olok-olokan publik seperti meme konyol yang menghubung-hubungkannya dengan vampir, kanibal, drakula dan figur-figur horor lainnya.
Soal alasan Suarez menggigit, seorang psikolog olahraga bernama Makis Chamaldis mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan sebuah luapan frustasi dari seseorang. Dengan kata lain, menggigit lawan merupakan respon langsung dari sebuah keagresifan.
Pesepakbola seperti Suarez dianggap kurang bisa mengendalikan emosi. Oleh karena itu, ketika merasa frustasi Suarez akan melakukan tindakan tersebut. Karena tidak bisa mengendalikan diri, hal tersebut pada akhirnya menjadi kebiasaan buruk Suarez.
Sementara Profesor David Wilson, yang merupakan seorang kriminolog dari Birmingham City University, mengatakan bahwa menggigit bisa digunakan untuk tindakan kriminal, seperti pelaku yang ingin menandai korban secara simbolis.
Wilson menambahkan, gigitan merupakan sikap “khusus” yang bisa memuaskan seseorang dalam meluapkan rasa emosinya. Bahkan, bagi Suarez, menggigit bisa menjadi hal yang cukup menyenangkan.
Oleh karena itu, setidaknya, Suarez harus menjalani terapi manajemen amarah. Seperti yang dianjurkan Dr. Fawcettt, psikolog olahraga, yang pernah meneliti tingkat emosional Suarez. Menurutnya, dukungan secara mental harus jadi menu lain dalam kehidupan sepakbola Suarez. Jika hal semacam ini tidak dicegah, dikhawatirkan prilaku menggigit ala Suarez akan menjadi kesenangan jangka panjang.
Dr. Fawcett sendiri berpendapat bahwa kebiasaan itu bisa menjadi gambaran kepribadian Suarez. Menurutnya, hobi menggigit orang lain seperti Suarez menggambarkan orang tersebut adalah pribadi yang rapuh.
Fawcett mengatakan bahwa Suarez adalah seorang pemain sepak bola yang berbakat namun rapuh dalam situasi-situasi yang menegangkan. Selain itu, Suarez juga disebut sebagai orang yang meledak-ledak dan selalu ingin menunjukkan emosinya. Hal itulah yang menjadi latar belakang Suarez melakukan aksi gigit pemain lain saat sedang bertanding.