Paris Saint Germain bisa dikatakan sebagai pendatang baru dalam susunan klub teratas liga Prancis. Dari klub yang tidak terlalu bagus, tiba-tiba berubah menjadi klub top yang mampu menarik pemain terbaik di dunia dan mengubah seluruh lingkungan ekonomi sepakbola.
Ya, Paris Saint Germain, sebuah klub yang didirikan pada 12 agustus 1970 ini dalam satu dekade terakhir telah menegaskan diri sebagai kekuatan utama Prancis. Dalam rentang waktu tersebut PSG menjadi klub terkuat dan tersukses di negara kelahiran sang maestro, Michel Platini.
Meskipun masih cukup muda, Paris Saint-Germain memegang banyak rekor di Prancis. Dalam usianya yang baru 49 tahun, PSG sudah menjadi tim Prancis paling sukses dalam hal jumlah trofi. Secara total mereka telah raih 39 trofi.
Namun terlepas dari semua kekuatan dan prestasinya, mereka adalah klub yang paling tidak disukai di Prancis. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Ifop untuk L’Equipe mengungkapkan bahwa PSG adalah klub yang paling dibenci di Perancis. Lalu mengapa hal itu bisa terjadi ? ada beberapa alasan untuk itu.
Yang pertama adalah hanya satu klub di ibukota, khususnya di Prancis. Jika negara-negara Eropa lain, ibukota memiliki setidaknya dua klub di elit: Arsenal, Chelsea dan Tottenham di London, AS Roma dan Lazio di Roma, Atletico dan Real Madrid di Kota Madrid.
Kehadiran klub-klub tersebut menciptakan persaingan dalam ibukota. Di Paris, hanya PSG lah yang menjadi klub elite. Sehingga nampak tidak ada sebuah perseteruan.
Yang kedua karena tidak adanya pertandingan Derby. Jika pusat Perancis dan keberadaan satu klub di ibukota menjadikan PSG klub yang paling dibenci, kurangnya laga derby juga menyebabkan ketidakpopuleran PSG.
Di mana-mana di Eropa, penggemar sepak bola memiliki klub untuk dibenci tidak jauh dari mereka sendiri, bahkan di dalam kota yang sama. Di Milan, Liverpool, Manchester atau Barcelona, ​​saudara dan tetangga saling membenci pada akhir pekan ketika tim mereka bertanding.
Di negara Prancis, dengan pengecualian laga antara Saint-Etienne melawan Lyon, sangat sedikit pertandingan derby. Dan karena sepakbola, kita tidak bisa berdiri tanpa membenci, atas hal itu PSG menjadi klub yang dibenci seluruh prancis.
Alasan ketiga adalah Kesombongan. Paris bukan hanya ibu kotanya, tetapi juga kota terindah di dunia. Dan orang Paris sadar akan hal itu. Sekalipun orang Perancis memiliki reputasi sebagai orang yang sombong dan sangat bangga dengan negaranya, itu tidak seberapa dibandingkan dengan orang Paris. Percayalah, orang Paris dapat memiliki reputasi yang sangat buruk di Prancis.
Di luar ibu kota, orang-orang Paris tidak begitu disukai. Kebanyakan dari mereka memiliki sifat arogan dan lebih suka menyebut diri orang Paris daripada warga negara Perancis.
Bagi mereka yang lahir dan tumbuh besar di kota Paris, menjadi seorang pendukung PSG lebih terhormat ketimbang menjadi pendukung timnas. Paris dulu, Perancis belakangan. Rasa sombong orang Paris pun menular ke dalam tubuh kesebelasan kota itu, Paris Saint-Germain.
Alasan yang keempat adalah Uang. Sebelum menjadi klub kaya raya,PSG setara dengan klub-klub lainnya yang tidak memiliki uang banyak. Namun kedatangan pengusaha asal Qatar pada 2011 telah menempatkan PSG di planet lain dari sudut pandang ekonomi.
Ketika banyak klub Prancis,di antaranya Marseille dan Lyon, mengalami masalah keuangan yang signifikan, PSG membeli dengan harga tinggi para bintang-bintang sepak bola dunia. Anggaran yang tidak merata ini menyebabkan penggemar sepak bola di prancis sangat tidak menyukai PSG.
Alasan yang terakhir adalah PSG sering menjadi pemenang. Paris Saint Germain telah menjadi tim paling sukses di Perancis. Hal itu menyebabkan pecinta sepakbola di negeri itu tidak menyukai, tidak banyak yang suka PSG menjadi juara.
Contohnya pada 2012, saat seluruh pecinta sepak bola Perancis ingin melihat Montpellier yang menjadi juara liga ketimbang PSG yang saat itu sudah menapakan diri sebagai klub kaya. Bahkan setiap tahun, di ajang Coupe de France, media-media prancis juga tidak terlalu menginginkan PSG yang jadi pemenang.
Warga Paris mencintai PSG seperti mereka mencintai diri sendiri dan kota mereka. PSG, bagaimanapun, tidak pernah mendapatkan cinta dari seisi negara.
Kesebelasan masyarakat Perancis, secara tradisional, adalah Olympique de Marseille dan AS Saint Etienne yang berasal dari kota tambang Saint-Etienne. Di antara keduanya, Marseile dicintai lebih banyak orang karena mereka berasal dari kota yang lebih besar ketimbang Saint Ettiene.