Kiper Liverpool, Adrian San Miguel sukses menjadi pahlawan saat The Reds mengalahkan Chelsea pada babak adu penalti di ajang Piala Super Eropa 2019. Adrian sukses menjadi pahlawan tak terduga Liverpool saat menghadapi Chelsea di ajang Piala Super Eropa 2019 di BJK Vodafone Arena, Istanbul.
Seperti yang kita ketahui bahwa laga Liverpool kontra Chelsea harus di selesaikan melalui babak perpanjangan waktu setelah kedua tim bermain imbang 2-2 selama 120 menit. Di babak adu penalti, Liverpool sukses menundukkan Chelsea dengan skor 5-4.
Penendang terakhir Chelsea, Tommy Abraham gagal memasukkan bola ke gawang usai tendangannya dihadang oleh satu kaki Adrian. Lalu siapa sebenarnya Adrian san Miguel, sosok yang jadi penyelamat Liverpool di Istanbul tersebut ?
Kiper bernama lengkap Adrian San Miguel Del Castillo lahir pada 3 januari 1987 di Sevilla,Spanyol. Sejak kecil ia sudah gemar bermain sepakbola, posisinya saat itu adalah pemain sayap dan seorang striker ketika bermain untuk CD Altair hingga usia sepuluh tahun. Lalu ketika kiper Altair sebelumnya pergi, ia mengubah posisi menjadi seorang kiper.
Adrian kemudian menandatangani kontrak dengan Real Betis pada usia 11 tahun, setelah cukup lama bermain di akademi, Adrian mulai mengawali karir profesionalnya bersama Real Betis C pada tahun 2006. Disana ia menghabiskan waktu selama dua musim dengan catatan 23 penampilan.
Selanjutnya, ia dipromosikan ke Real Betis B, sempat di pinjamkan ke Alcala dan Utrera, Adrian menampilkan 63 pertandingan di semua kompetisi. Hingga pada musim 2012/13 ia menjalani debut bersama tim utama Real Betis. Adrian melakukan debutnya di La Liga pada 29 September 2012 dengan kekalahan 0–4 melawan Málaga.
Pada musim tersebut, Adrian sukses menjadi penjaga gawang utama Real Betis. Ia membuat 11 clean sheet dan membantu Real Betis menempati posisi ketujuh klasemen La Liga yamg membuatnya lolos ke Liga Eropa. Adrian tampil dalam 32 pertandingan sepanjang musim.
Penampilan apiknya bersama tim andalusia membuat West Ham segera mengontraknya dengan status bebas transfer. Waktu itu, pelatih West Ham, Sam Alairdyce sampai rela menempuh perjalanan jauh ke Spanyol sendirian demi mengamankan jasa Adrian ke West Ham United
Adrian lalu menjalani debutnya sebagai penjaga gawang West Ham pada laga melawan Cheltenham Town di Piala Liga pada Agustus 2013. Kemudian pada laga selanjutnya di Liga Primer, Adrian diturunkan menjadi starter dalam laga kontra Manchester United. Sayangnya, dalam laga debutnya di Liga Inggris ia kebobolan tiga gol.
Hidup di Andalusia selama 16 tahun, membuat Adrian agak sulit untuk beradaptasi dengan gaya hidup di London. Namun ia tetap berusaha sebisa mungkin untuk beradaptasi, mulai dari belajar berbahasa Inggris, dan juga mempelajari kultur setempat.
Pada akhir musim 2013/14 , ia telah menjadi penjaga gawang pilihan pertama West Ham, menggantikan Jussi Jaaskelainen. Musim pertamanya bersama West Ham di lalui dengan torehan 26 penampilan di semua kompetisi.
Adrian kemudian menjelma menjadi kiper hebat bagi publik Upton Park di musim-musim selanjutnya, berbagai penyelamatan penting kerap ia lakukan. Pada oktober 2015, Adrian memperpanjang kontrak dengan West Ham selama dua tahun dengan opsi tambahan selama dua musim.
Selama kurang lebih enam musim, Adrian telah membukukan 150 penampilan bersama West ham. Namun pada terakhirnya, Adrian hanya mencatatkan lima penampilan saja, posisinya tergeser oleh kedatangan kiper asal polandia, Lukasz Fabianski. Meski Begitu, bersama West Ham, Adrian menjadi salah satu bintang di posisi penjaga gawang Liga Primer.
Menurut Adrian, The Hammers adalah klub yang sarat akan kebanggaan. Klub yang berhati besar. Adrian merasa di mana saja klub bermain, penggemar selalu ada di belakangnya. Ia merasa bahwa orang-orang yang berada di dalam tim rendah hati, berjuang, dan tidak kenal lelah.
Salah satu faktor yang bikin Adrian populer di kalangan fans West Ham United dalam beberapa tahun terakhir adalah ketangguhannya menghentikan tembakan keras lawan. Dalam hal adu penalti, kiper berusia 32 tahun ini juga bisa diandalkan.
Salah satu aksinya yang masih lekat di ingatan fans West Ham, adalah saat membawa timnya menundukkan Everton dalam adu penalti di Piala FA musim 2014/15.
Selain itu, Adrian dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Ia beserta istrinya, Tamara, kerap menggunakan transportasi publik baik di London maupun ketika pulang kampung ke Spanyol.
Publik mengingat Adrian sebagai pemain yang datang pada hari latihan perdananya di West Ham menggunakan taksi “black cab” yang banyak dijumpai seantero London, di saat para pemain lainnya datang menggunakan mobil mewahnya ke tempat latihan.
Bersama West Ham pula, ia sempat mendapat panggilan masuk tim nasional Spanyol pada 26 Agustus 2016, ia menerima panggilan pertamanya oleh manajer baru Julen Lopetegui untuk pertandingan melawan Belgia dan Liechtenstein. Namun ia belum sekalipun memperkuat Spanyol.
Kini statusnya sudah menjadi kiper Liverpool, ia direkrut dengan status bebas transfer setelah kontraknya bersama West Ham habis pada musim lalu. Adrian didatangkan The Kop untuk menggantikan Simon Mignolet yang hengkang ke Club Brugge.
Adrian berharap kedatangannya dapat menambah peta kekuatan The Reds untuk musim selanjutnya. Dia juga siap bersaing dengan Allison Becker.
“Saya sangat berambisi, saya datang untuk mencoba memenangkan segalanya. Saya juga akan mendorong Alison untuk mendapatkan tempat utama dan membuat kami secara positif bisa bersaing,” kata Adrian, seperti dilansir BBC.
“Saya ingin memenangkan gelar. Saya juga dayang untuk bersaing di segala kompetisi, banyak yang akan kami lakukan dan kami akan berjuang untuk itu,” lanjut dia. (Dikutip dari laman BBC)
Cederanya Allison Becker diawal musim ini menjadi berkah tersendiri bagi kiper bertinggi 191 cm tersebut, ia akan mencoba memperlihatkan kualitas terbaiknya supaya mendapatkan menit bermain yang banyak bersama The Reds. Mampukah Adrian Menggusur posisi Allison Becker sebagai penjaga gawang utama Liverpool ?