Jerman seolah tak pernah kehabisan pesepakbola berbakat, kaki-kaki lincah anak muda Jerman sering kali mendapat sorotan publik. Sekitar satu dekade yang lalu muncul sosok Thomas Mueller sebagai pemain muda yang mencuri perhatian.
Dalam karirnya, Mueller kemudian menjelma menjadi pemain bintang di Bayern Munchen dan tim nasional Jerman. Nama lain yang menarik perhatian banyak khalayak saat masih muda adalah Marco Reus, Timo Werner, Leon Goretzka serta para pemain lain.
Saat ini, Jerman kembali meneruskan tradisi memunculkan pemain muda Brilian. Bintang muda itu berasal dari klub Bayer Leverkusen, Kai Havertz yang tampil gemilang di musim lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Kai Havertz telah menjadi salah satu pesepakbola yang banyak diperbincangkan. Dikabarkan, Havertz menjadi rebutan banyak klub papan atas eropa. Di lansir dari Metro.Co.Uk, Havertz menjadi incaran lima klub papan atas Inggris, MU, Liverpool, Arsenal, Man City dan Chelsea.
Selain dari klub-klub Liga Inggris, Havertz juga diminati oleh Bayern Munchen, Barcelona dan Real Madrid.
Kai Havertz memang tengah mencuri perhatian pencinta sepak bola berkat penampilannya. Bahkan, berkat penampilan cemerlangnya, Havertz pun dipanggil oleh Timnas Jerman dan telah mengoleksi beberapa caps.
Bahkan pada salah satu laga bersama tim nasional Jerman, yakni saat melawan Rusia tahun 2018 lalu, Havertz tampil gemilang dan mendapat pujian dari sang pelatih, Joachim Loew.
Kai Havertz, merupakan pemain yang lahir 20 tahun yang lalu atau tepatnya pada 11 juni 1999. Lahir di Aachen , Jerman, Havertz mendapat pengalaman pertamanya di sepakbola bersama klub amatir Alemannia Mariadorf.
Pada usia 10 tahun, Karir Havertz berkembang ketika ia bergabung dengan klub di kota kelahirannya Aachen, Alemannia Aachen. Hanya butuh satu tahun bagi Havertz untuk menarik minat klub besar Jerman, Bayer Leverkusen.
Pada tahun 2014, saat usianya menginjak 15 tahun, Havertz langsung dipromosikan ke tim U-17 Leverkusen. Dua tahun berselang, ia pun mendapatkan kontrak pertamanya bersama tim senior Leverkusen.
Saat masih memperkuat tim u-17 Havertz pernah raih medali perak Fritz Walter Medal. Sebuah penghargaan tahunan yang diberikan oleh Asosiasi Sepak Bola Jerman untuk pemain muda sepak bola terbaik.
Kemudian, laga pertamanya sebagai pemain senior Leverkusen terjadi pada 15 Oktober 2016. Saat itu, ia masuk menggantikan Charles Aranguiz pada babak kedua. Havertz pun mencatatkan diri sebagai pemain paling muda yang pernah membela Leverkusen di ajang Bundesliga yakni 17 tahun 126 hari.
Pada musim itu, Havertz juga memulai Liga Champions pertamanya di babak 16 besar melawan Atletico Madrid di leg pertama yang berlangsung di Bay Arena, tetapi ia tidak bermain di leg kedua karena tanggal tersebut berbenturan dengan ujian sekolahnya.
Performa apik Havertz saat itu kerap dipuji oleh Insan sepakbola. Mantan penyerang Timnas Jerman dan Direktur Olahraga Bayern Munchen, Rudi Voeller,menilai Havertz merupakan pesepakbola berbakat besar yang akan menjadi bintang lapangan hijau suatu saat nanti.
“Dia memiliki potensi yang sangat besar yang akan membuat dia semakin maju beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Pujian lain juga datang dari Mantan Kapten Bayer Leverkusen, Lars Bender, Menurutnya, di usia 17 tahun Havertz telah menunjukan kemampuan yang komplit sebagai seorang gelandang.
“Saya tak pernah melihat pemain dengan kemampuan begitu komplit di usia 17 tahun seperti dia,” kata Bender.(Dikutip dari Football London).
Pada musim pertamanya sebagai pemain senior Leverkusen, Havertz langsung mendapatkan kepercayaan bermain di banyak pertandingan. ia mencatatkan 24 kali bermain di Bundesliga dengan torehan 4 gol dan 6 assist.
Musim pertamanya yang gemilang membuatnya menjadi harapan besar klub untuk masa depan dalam upaya mereka agar kembali ke kejayaan sebelumnya.
Pada musim 2017/18, Havertz bermain di hampir seluruh laga Leverkusen di Bundesliga. Kemampuan memberikan umpan matangnya pun semakin terasah dengan mencetak 9 assist dan 3 gol.
Sedangkan pada musim selanjutnya, Havertz menjalani masa-masa terbaiknya bersama Leverkusen, ia membukukan 42 penampilan, mencetak 20 gol serta membuat 7 assist. Berkat penampilannya itulah Havertz menjadi komoditi panas di bursa transfer.
Membaca permainan, menciptakan peluang hingga memberikan umpan matang memang menjadi kemampuan yang dimiliki oleh Havertz. Ditambah kuat dalam bertarung menjadikan Havertz sempat disamakan dengan salah satu legenda Jerman, Michael Ballack.
Hebatnya, Havertz mampu bermain di semua posisi di lini tengah. Peran sebagai gelandang bertahan hingga gelandang serang pernah ia lakoni bersama Bayer Leverkusen.
Di timnas Jerman, kemampuan Havertz kerap disamakan dengan gelandang Mesut Ozil. Dengan performa Ozil yang kian menurun dalam beberapa tahun terakhir, media-media Jerman pun sempat mendesak Joachim Loew untuk memberikan kesempatan kepada Havertz mengenakan kostum tim panser.
Selain itu, Havertz sendiri pernah mengatakan bahwa ia mengidolakan sosok Mesut Ozil, Havertz mengaku mencoba untuk meniru gaya permainan pemain Arsenal itu sampai batas tertentu.
“Mesut Ozil adalah panutan saya. saya pikir gaya bermain kami serupa dan itulah mengapa saya mencoba belajar sebanyak mungkin dari permainannya” Ujar Havertz. (Dikutip dari Planetfootball)
Pada agustus 2018, Low akhirnya memanggil Havertz untuk menghadapi turnamen UEFA Nations League. Beberapa hari kemudian, Havertz menjalani debutnya untuk timnas senior saat melawan Peru di laga uji coba, yang mana ia masuk menggantikan Timo Werner tiga menit jelang bubaran.
Sebelum melakoni debut timnas senior, Havertz adalah andalan tim panser di segala kelompok umur. Havertz melakukan debut untuk tim nasional Jerman U-16 pada 11 November 2014 dalam pertandingan persahabatan melawan Republik Ceko. Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Jerman.Â
Selain itu, Havertz juga termasuk dalam skuad Jerman dalam Kejuaraan piala eropa u-17 2016 di Azerbaijan. Havertz tampil di semua pertandingan Jerman, mencetak satu gol sebelum Jerman tersingkir oleh Spanyol di babak semifinal.
Pada 4 Oktober 2017,dalam laga ketiganya bersama timnas u-19 Jerman, Havertz mencetak empat gol pada laga melawan Belarusia di babak pertama kualifikasi piala eropa u-19. Havertz pun kemudian ditunjuk sebagai kapten timnas U-19.
Gegap gempita performa Havertz pada saat itu rupanya sampai ke telinga Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. Klopp kabarnya sempat mengirim pemandu bakat Liverpool untuk melihat langsung penampilan Havertz di lapangan.
Laporan yang masuk ke telinga Klopp menyebutkan Havertz memiliki kemampuan untuk menjadi Steven Gerard baru bagi mereka. Klopp pun sempat mengundang si pemain untuk mengunjungi kompleks latihan Liverpool di Meelwood pada 2017 lalu.
Namun, transfer Havertz terganjal karena Leverkusen tak mau buru-buru melepas pemain masa depannya itu. Waktu itu, Leverkusen telah mengikat Havertz hingga Juni 2022. Apalagi harga si pemain saat itu juga masih terlalu rendah.
Kini, Dengan performanya yang semakin moncer, Harga Havertz pun semakin melambung tinggi. Nilainya sekarang mencapai 90 juta euro atau sekitar Rp 1.4 triliun.
Keberhasilan Leverkusen menduduki peringkat keempat klasemen akhir Bundesliga musim lalu tak lepas dari kontribusi besar Havertz. Selain kemampuan passingnya, Havertz juga menunjukkan bahwa ia bisa menjadi pemain ofensif berbahaya yang dapat mengejutkan pertahanan lawan ketika mereka hanya berkonsentrasi pada seorang striker.
Tanpa menghitung penampilan di musim 2019/20, Havertz telah membuat 105 penampilan untuk Leverkusen, termasuk 88 di Bundesliga. ia telah membuat 28 gol dan 22 assist di semua kompetisi.
Menarik untuk melihat aksi-aksi Kai Havertz dalam laga-laga selanjutnya bersama Bayer Leverkusen ataupun timnas Jerman.