Tim nasional Prancis sangat beruntung pernah memiliki pemain jenius seperti Zinedine Zidane. Pemain berdarah Aljazair tersebut telah mengantarkan Les Bleus mendapatkan dua trofi bergengsi sekaligus, yakni piala dunia dan piala eropa.
Di final piala dunia 1998, Zidane bahkan menjadi pahlawan kemenangan Prancis. Dua golnya yang ia ciptakan melalui sundulan kepalanya membuat Brasil menyerah 3-0 di hadapan publik Prancis. Satu gol yang lain dibuat Emanuel Petit.
Di piala eropa 2000, Zidane kembali punya peran penting, meskipun tidak mencetak gol di final lawan Italia. Mantan playmaker Real Madrid tersebut menjadi otak serangan Les Bleus sejak babak penyisihan grup. Penampilan gemilangnya kala itu membuatnya dianugrahi pemain terbaik.
Penampilan memukau Zidane bersama timnas sempat ternoda di piala dunia 2006. Ketika itu, ia menanduk dada Marco Materazi di final yang berlangsung di Berlin. Kartu merah pun ia dapatkan. Dan peristiwa tersebut tentu akan selalu di ingat pecinta sepak bola di seluruh dunia.
Perlu di ingat pula bahwa laga kontra Gli Azzuri tersebut menjadi pertandingan terakhir Zidane bersama timnas Prancis. Setelah perhelatan piala dunia, Zidane lantas memutuskan untuk gantung sepatu.
Namun tahukah kalian, kapan dan di mana Zidane melakukan debutnya untuk timnas Prancis ?
Saat itu, tepatnya 17 Agustus 1994, seorang pemuda berusia 22 tahun bernama Zinedine Zidane melakukan debutnya bersama timnas senior Prancis dalam sebuah laga persahabatan melawan Republik Ceko di Stade Nouveau, Bordeaux.
Dalam debut tersebut, Zidane menorehkan sebuah penampilan yang cukup luar biasa. Ia langsung membuat gempar publik Prancis karena mampu menyelamatkan tim dari kekalahan. Dua gol telatnya memberi hasil imbang bagi tim Ayam Jantan kala bentrok dengan Republik Ceko.
Zidane muda mulai dikenal publik berkat permainan cemerlangnya bersama Cannes dan Bordeaux pada ajang Ligue 1. Ia juga sudah tampil beberapa kali bersama tim junior Prancis. Namun, ia sulit untuk menembus tim senior karena ada nama-nama seperti Eric Cantona ataupun David Ginola saat itu sedang dalam puncak penampilannya.
Dan sejarah tercipta pada hari itu, di malam yang cerah, pelatih Prancis Aime Jacquet mencadangkan Zidane, Jacquet lebih memilih memainkan gelandang Corentin Martins dan David Ginola serta duet penyerang Eric Cantona dan Cristhoper Duggary. Meski demikian, tidak ada ancaman berarti yang dilakukan oleh kubu tuan rumah.
Petaka justru hadir bagi Prancis lima menit menjelang turun minum. Pemain Ceko, Tomas Skuhravy dan Daniel Smejkal mencetak gol ke gawang kiper Prancis kala itu, Bernard Lama, masing-masing di menit ke 42 dan 45.
Keunggulan dua gol Republik Ceko bertahan hingga memasuki ruang ganti. Pada awal babak kedua, Corentin Martins keluar, digantikan oleh bintang Bordeaux berusia 22 tahun yang pada saat itu masih menjadi orang biasa di mata dunia, Zinedine Zidane.
Masuknya Zidane membuat Prancis mampu mengembangkan permainan, setidaknya lebih baik daripada di babak pertama. Walau begitu, Prancis masih tertinggal 0-2 hampir di seluruh waktu babak kedua. Keajaiban hadir pada menit ke-85, kebangkitan Les Bleus mulai tampak. Dialah Zidane yang memotorinya.
Menerima umpan matang di area Republik Ceko, Zidane dengan apiknya mengecoh dua bek lawan sebelum melepas dentuman dari jarak 25 meter lewat kaki kirinya yang mengarah ke pojok gawang.
Torehan gol tersebut membuat Zidane semakin lapar, ia lalu melengkapi debutnya di timnas senior Prancis ini dengan mencetak gol kedua pada menit ke-87 melalui sundulan kepala. Hasil akhir imbang 2-2 untuk Prancis dan Republik Ceko. Debut yang manis untuk seorang Zinedine Zidane yang sekaligus menandai awal kejeniusannya sebagai pesepak bola.
Lewat debut ini pulalah, Zidane mulai menorehkan namanya sebagai salah satu maestro di lini tengah Prancis.
Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa ia sukses mengawinkan gelar Piala Dunia 1998 dengan trofi Piala Eropa 2000. Kesuksesannya membawa Prancis menguasai eropa dan dunia membuat namanya sangat diagung-agungkan.
Tak hanya karena membawa Prancis ke puncak tertinggi, Zizou, panggilan akrabnya juga dianggap bisa menyatukan berbagai perbedaan yang ada di Prancis. “Prancis itu Biru-Merah-Putih, juga Hitam-Putih-Arab. Tiga elemen yang menyatu menjadi satu.”
Selama 12 tahun memperkuat timnas Prancis, Zidane membukukan 108 penampilan dan menciptakan 108 gol. Pertandingan pertamanya akan selalu diingat bagi siapa pun yang saat itu menonton di Stadion. Sebuah debut berkelas dari pemain yang setelah itu menjadi megabintang rumput hijau.