Footballovers, Bayern Munchen dikenal sebagai klub legendaris Jerman sekaligus klub tersukses. Dari masa ke masa Bayern Munchen telah diberkati dengan beberapa striker handal, ada Gerd Müller yang brilian tahun 1970-an dengan 508 gol untuk Die Roten.
Sementara Karl-Heinz Rummennigge, yang merupakan partner Mueler di Fc Bayern selama lima tahun mencetak 217 gol. Mereka berdua masih menempati dua peringkat teratas sebagai pencetak gol terbanyak bayern munchen sepanjang masa.
Generasi sekarang mungkin tidak terlalu mengenal kedua striker tersebut, Tapi generasi milenial akan lebih akrab dengan Robert Lewandowski, Luca Toni atau Mario Gómez, mereka semuanya telah mencetak banyak gol untuk Bayern Munchen sejak pergantian abad.
Namun, tahukah kamu footballovers, selain nama-nama tersebut, fc bayern juga pernah memiliki striker haus gol pada masanya.
Bagi banyak orang, ketika membahas yang terbaik dari fc bayern munchen, mungkin nama Giovane Élber tidak langsung terlintas dalam pikiran. Padahal pemain yang satu ini adalah salah satu kunci sukses bayern munchen lho footballovers.
Sangat sedikit pemain yang bisa menyaingi apa yang telah dia raih. Hampir 150 gol dalam 266 pertandingan, empat gelar Bundesliga, tiga gelar DFB Pokal dan satu trofi Liga Champions benar-benar menempatkannya sebagai striker terbaik yang pernah dimiliki bayern munchen. Â
Nah footballovers, pada kesempatan ini kami akan menceritakan kisah Giovane Elber bersama Fc Bayern Munchen.
Lantas siapa sih sebenarnya dia ?
Giovane Elber, Pemain yang memiliki nama asli Elber de Souza ini lahir pada 23 juli 1972 di Londrina, Brasil. Ia berposisi sebagai striker, Elber berpostur cukup tinggi yaitu 182 cm.
Tidak seperti kebanyakan rekan senegaranya, Elber tidak memulai karir profesionalnya di sepakbola Brasil, sebaliknya ia malah memilih untuk pindah ke luar negeri. Setelah bermain untuk tim akademi Londrina, AC Milan yang tertarik akan bakatnya, kemudian mengambilnya pada tahun 1990 dari Londrina Esporte Clube saat Elber masih berusia 18 tahun.
Hal itu tentu saja merupakan sebuah lompatan besar bagi sang pemain, karena pada umumnya pemain amerika latin akan memulai karir profesionalnya terlebih dahulu di tim lokal sebelum berlabuh di Eropa.
Ia menghabiskan hanya satu tahun di Milan, di mana ia tanpa disadari bergabung dengan pemain legendaris. Ia harus bersaing dengan  Marco van Basten dan Ruud Gullit , Daniele Massaro serta Marco Simone. Kesempatan untuk bermain pun sangat mustahil didapatkan.
Ditambah dengan pembatasan pemain non-eropa yang tampil di tim utama, itu berarti Élber harus puas dengan menjadi pemain lapis kedua.
Setelah tidak satu pertandingan pun yang ia mainkan bersama Milan, Ia kemudian dipinjamkan ke Klub Swiss, Grasshoppers pada musim 1991/92. Hanya dalam tiga musim ia telah main 73 pertandingan di Swiss dan mencetak 43 gol serta memenangkan Piala Swiss.Â
Selain itu, Elber juga tampil di ajang Piala Dunia u-20 tahun 1991 bersama Brasil. Ia mencetak empat gol dan membawa tim samba ke final.
Penampilan apiknya bersama Grashopers membuat ia direkrut Vfb Stuttgart pada tahun 1994. Setelah tiga musim bersama Stuttgart ia telah mencetak 44 gol dalam 95 pertandingan di semua kompetisi.
Bersama Stuttgart, nama Elber meroket. Ia bersama Krassimir Balakov dan Fredi Bobic, dikenal sebagai segitiga ajaib penyerang yang cukup ditakuti di Bundesliga pada era itu. Ia memenangkan trofi DFB-Pokal pada musim 1996/97. ia mencetak dua gol dalam kemenangan 2-0 melawan Energie Cottbus di partai final.
Saat karirnya mulai menanjak, Bayern munchen melihat potensi haus gol dalam diri Elber. Hingga akhirnya ia resmi direkrut oleh fc bayern pada 1997. Mereka tak ragu untuk mengeluarkan uang sebesar 6,5 juta euro atau sekitar Rp 100 Miliar demi memboyongnya ke Bavaria.
Musim pertama bersama Fc Bayern ia mampu mencetak 21 gol dalam 44 laga di semua ajang, di musim itu pula ia menyumbangkan gelar DFB Pokal, dan itu merupakan trofi ketiga sepanjang karir profesionalnya.
Pada musim 1998/99, ia kembali mencetak 21 gol, kali ini hanya dalam 37 laga. Gelar Bundesliga juga ia dapatkan. Tapi di musim itu berakhir dengan patah hati ketika mereka membuang keunggulan satu gol dalam final Liga Champions 1999 yang tak terlupakan melawan Manchester United di Camp Nou. Namun, Elber tidak tampil karena mengalami cedera.
Giovane Elber hanya mencetak 19 gol di musim berikutnya pada semua ajang. Tapi ia tampil sebagai pencetak gol terbanyak kedua di Bundesliga, ia mencetak satu gol lebih banyak dari rekan setimnya Paulo Sérgio yang mencetak 13 gol. Di musim itu Die Roten mengangkat trofi Bundesliga setelah unggul selisih gol dari Bayern Leverkusen yang ada di urutan kedua.
Bagi klub sekelas Bayern Munchen, kesuksesan menjuarai Bundesliga adalah suatu hal yang minimal. Gelar liga champions eropa dijadikan barometer kesuksesan sebuah klub. Makanya kekalahan di final dari MU pada 1999 dianggap sangat menyakitkan.
Tetapi bayern munchen tak perlu menunggu waktu lama, karena pada musim 2000/01, Élber dan rekan setimnya mampu kembali tampil dilaga puncak, mereka mengalahkan Valencia di partai final yang berlangsung di Milan.Â
Pemain asal Brasil itu bermain selama 100 menit. Skor yang berakhir 1-1 selama 120 menit, memaksa laga dilanjutkan ke adu penalti. Fc bayern akhirnya berhasil mengandaskan Valencia dan mengukuhkan status mereka sebagai raja Eropa.
Pada musim 2002/03 Elber mencatatkan namanya sebagai topskor bundesliga, ia mampu mencetak 21 gol dari 33 laga.
Bersama fc Bayern, Elber telah melakoni 265 pertandingan dan mencetak 139 gol di semua kompetisi sejak tahun 1997 hingga 2003. Rasio golnya di tiap musimnya selalu mencapai 20 gol kecuali pada musim 1999/2000.
Diajang liga champions sendiri Elber telah memainkan 60 pertandingan dan mencetak 22 gol serta memberikan Assist dengan jumlah 14.
Selepas dari Bayern Munchen, Elber memperkuat Lyon di liga prancis. Namun, hanya dua musim bertahan, ia kembali ke Jerman untuk memperkuat Borussia Moncengladbach. Hanya satu musim kemudian, Elber pulang ke Brasil dan membela Cruzeiro.
Namun kisah suksesnya bersama Bayern munchen tidak mengantarkan dirinya menjadi andalan timnas Brasil. Ia hanya membela Brasil sebanyak 15 kali dan mencetak 7 gol. Hmm ya mungkin ia kalah bersaing dengan striker seangkatannya seperti Ronaldo atau Rivaldo.
Elber akhirnya memutuskan pensiun dari dunia si kulit bundar pada tahun 2007.
Setelah keluar dari Cruzeiro, Elber tetap di Brasil bersama keluarganya. Ia menekuni profesi sebagai pengamat sepakbola. Pada Januari 2017, ia diangkat menjadi duta Bayern Munchen.
Itulah footballovers, kisah Giovane Elber. Pria yang menyemarakkan Bundesliga pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Dan menjadi raja gol bagi Bayern Munchen.