Footballovers, Benua eropa hingga kini masih dijadikan kiblat bagi dunia sepakbola. Sangat wajar jika berbagai momen yang terjadi di benua biru akan menyimpan banyak sejarah. Dari kiprah seorang pemain hingga kiprah klub-klub kecil sekalipun akan banyak di sosot oleh media.
Berbeda dengan di benua eropa, di benua tetangga yaitu benua Amerika atau lebih tepatnya di Amerika Selatan, pamor sepakbola disana memang kurang begitu tersohor. Sehingga menyebabkan banyak publik sepakbola dunia tidak tahu akan sejarah-sejarah yang terjadi disana.
Hal itu ditambah fakta bahwa banyak pemain dan pelatih yang berasal dari benua Amerika mengadu nasib di eropa. Dan sebaliknya pemain dan pelatih yang berasal dari benua biru sangat jarang yang berkiprah di Amerika latin, walaupun ada namun jumlahnya tidak terlalu besar.
Footballovers, jika di benua eropa kita mengenal adanya Liga Champions yang merupakan kompetisi antar klub eropa level satu, maka di belahan Amerika selatan pun ada yang namanya Copa Libertadores, yaitu kompetisi elite antar klub di Amerika latin yang selevel dengan liga champions di eropa.
Tak banyak yang tahu menahu tentang kompetisi tersebut, maklum kualitas dan pamornya sangat jauh jika dibandingkan dengan liga champions eropa atau bahkan Liga europa sekalipun.
Namun tahukah kamu footballovers, ternyata ada sosok asal eropa yang pernah berjaya di ajang Copa Libertadores lho ?
Orang itu bernama Mirko Jozic, pria kelahiran 8 april 1940 di kota Trijj, Yugoslavia itu berhasil membawa klub Colo-colo menjadi juara Copa Libertadores pada tahun 1991.
Bagi yang belum tahu, Colo-colo dianggap sebagai klub asal Chile paling sukses.
Mirko Jozic adalah seorang pelatih, Namanya mungkin tak setenar Jose Mourinho, Marcelo Lippi, Sir Alex Ferguson atau Guus Hidink. Namun di negara Chile nama Jozic cukup terkenal.
Pada awal 1990-an, di bawah asuhan Mirko Jozić, Colo-Colo tidak hanya memenangkan gelar Divisi Primera selama tiga kali beruntun.
Tetapi, pada tahun 1991 Colo-colo juga menjadi klub Chile pertama dan sejauh ini yang memenangkan Copa Libertadores. Adapun bagi Jozic, sampai dengan saat ini, ia tetap menjadi satu-satunya manajer Eropa yang berhasil meraih juara di kompetisi antar klub paling wahid di Amerika Selatan tersebut.
Nah footballovers, Ketika banyak pencari bakat yang dikirim oleh klub-klub eropa untuk memantau pemain di Amerika latin. Bahkan para pemain berbakat yang ada di Amerika Selatan juga bercita-cita untuk pergi ke Eropa.Â
Hal tersebut telah terjadi selama beberapa dekade. Dalam skenario seperti itu, sedikit mengejutkan bahwa ada beberapa manajer asal Eropa yang justru berkiprah di Amerika latin, tak lain mungkin karena dijanjikan gaji yang besar.
Kisah sukses pertama Mirko Jozić di Amerika Selatan adalah bersama dengan timnas Yugoslavia u-20, ketika Chile menjadi tuan rumah piala dunia u-20 pada tahun 1987.
Tim muda Yugoslavia waktu itu diperkuat orang-orang seperti Davor Šuker , Predrag Mijatović, Robert Jarni, Robert Prosinečki dan Zvonimir Boban. Mereka berhasil meraih gelar juara dibawah asuhan Jozic setelah mengalahkan Jerman Barat di final yang berlangsung di Estadio Nacional Santiago.
Setelah mengantarkan tim junior Yugoslavia merengkuh trofi, ia kemudian ditawari oleh Peter Dragicevic, presiden Colo-Colo yang mempunyai keturunan Kroasia, Jozić diberi kesempatan untuk mengelola tim junior bagi klub raksasa Chile tersebut.
Akhirnya, sejak tahun 1988 hingga awal 1990 ia menangani tim junior Colo-colo. Pada tahun 1990, Jozic akhirnya resmi memimpin tim senior Colo-Colo, ia siap memimpin tim menuju kesuksesan.Â
Trofi Divisi Primera dan Copa Apertura menjadi gelar ganda yang berhasil dicapai dalam musim perdananya. Namun, kesuksesan klub terbesar adalah pada tahun 1991.
Selain dengan mudah meraih kembali trofi liga, Colo-Colo juga memenangkan Copa Libertadores usai mengalahkan juara bertahan Club Olimpia dari Paraguay. Atas hal itu, Colo-colo menjadi tim sepak bola Chile pertama yang memenangkan kompetisi internasional.
Hasil imbang 0-0 yang terjadi pada leg pertama di AsunciĂłn dibalas oleh kemenangan 3-0 di Santiago, Lewat dua gol Luis PĂ©rez dan satu gol pemain pengganti Leonel Herrera.
Mirko Jozić juga membawa klub meraih trofi copa Sudamericana, kompetisi antar klub Amerika latin yang setara dengan Liga Europa, dan juga meraih gelar liga pada tahun 1993.
Namun pada akhir tahun 1993,ia tak lagi menangani Colo-colo. Setelah kepergiannya, Colo-Colo gagal mencapai prestasi yang sama ketika masih dilatih oleh Mirko Jozic. Walau begitu peran Mirko Jozic telah banyak berpengaruh terhadap persepakbolaan Chile, anak didik Jozic di Colo-colo juga akhirnya banyak yang bermain di tim nasional.
Hingga kini tidak ada klub Chile lain yang berhasil melampaui prestasi luar biasa Los Albos pada 1991. Bahkan, klub yang pernah juara Copa Libertadores tersebut telah mengalami penurunan prestasi selama dua dekade terakhir.
Sekarang, mirko jozic telah berusia 79 tahun, ia merasa sedih belum mengunjungi Santiago dan Chili dalam waktu 13 tahun terakhir. Namun, kecintaannya pada negara itu tetap utuh, dan ia jelas-jelas ingin mengunjungi ibukota Chile bersama keluarganya.
Bersama Colo-colo sejak tahun 1990-1993, Jozic telah memainkan total laga 134 kali dengan meraih 83 kemenangan dan 38 hasil seri serta 13 kekalahan. Presentase kemenangan yang diraihnya mencapai 62%.
Setelah tidak melatih Colo-Colo, Mirko jozic kemudian menangani 8 tim berbeda, termasuk melatih Al Hilal di liga Arab Saudi pada 1996 hingga 1997. Bahkan pada tahun 2005 ia sempat di angkat jadi direktur klub Colo-colo.
Tak perlu diragukan, sepak bola Chile dan para penggemar Colo-Colo pada khususnya, sangat menantikan kembalinya Mirko Jozić, salah satu ikon mereka yang paling dicintai.
Itulah kisah Mirko Jozic, pelatih asal eropa satu-satunya hingga sekarang yang meraih trofi copa libertadores. Nah, Menurut kamu footballovers, suatu saat apakah akan ada lagi pelatih asal eropa yang akan meraih juara copa libertadores ?