Tim-tim di Inggris memiliki rivalitas yang sangat tinggi. Satu diantara persaingan ketat dalam sejarah sepak bola Negri Ratu Elizabeth adalah Arsenal vs Manchester United. Dua tim yang sarat akan sejarah itu tak jarang menampilkan pertandingan luar biasa hingga tinggalkan momen-momen yang sulit untuk dilupakan.
Salah satu pemain yang boleh dibilang menjadi bagian dari sejarah rivalitas United dan Arsenal adalah Ryan Giggs. Talenta asal Wales yang memang sudah berkarier dengan klub Setan Merah sejak usia muda itu pernah ciptakan momen spektakuler.
Tepat pada 14 April 1999 silam, salah satu pemain yang pada akhirnya mendapat status sebagai legenda Manchester United, Ryan Giggs, mencetak gol ikonik yang terus diingat hingga kini. Terlebih, golnya itu menjadi penentu kemenangan MU atas Arsenal di semifinal Piala FA.
Bagi Ryan Giggs sendiri, rivalitas dengan Arsenal akan selalu membekas dalam aliran darahnya. Giggs menyiratkan kalau para pemain Manchester United seperti tidak memiliki rasa hormat kepada para pemain Arsenal, begitu juga sebaliknya.
“Aku tidak suka Arsenal,” ujar Giggs.
“Aku tidak suka Vieira karena ia adalah pemain yang kasar dan sering lolos dari hukuman. Aku tidak suka Petit karena rambutnya panjang, aku tidak suka Bergkamp.”
“Aku tidak suka Pires walaupun ia adalah individu yang sangat baik dan ramah.”
“Aku tak pernah ingin melihat mereka, tidak tahu mereka dan tidak pernah ingin kenal dengan mereka. Aku tak mengizinkan diriku sendiri untuk memberikan penilaian kepada mereka,” ujar Giggs. (dikutip dari standard uk)
Pertandingan melawan Arsenal sekitar 20 tahun lalu akan selalu menjadi kenangan manis bagi Ryan Giggs. Tiga hari sebelumnya, kedua kesebelasan bertemu di tempat yang sama. Namun hingga 120 menit pertandingan berlangsung, kedua tim masih bermain sama kuat 0-0. Akhirnya, pertandingan ulang pun harus dilakukan.
Drama menegangkan tersaji pada laga ulangan ini. Bagaimana tidak, kemenangan menakjubkan MU diwarnai dengan beberapa momen mengejutkan seperti kartu Merah Roy Keane hingga kegagalan penalti Dennis Bergkamp.
United unggul terlebih dahulu melalui sepakan David Beckham pada menit ke-17. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama rampung. Namun pada menit ke-69, gawang Peter Schmeichel kebobolan setelah sepakan Dennis Bergkamp berubah arah.
Skor ini sempat membuat Arsenal berada di atas angin. Beberapa menit kemudian, Nicolas Anelka membawa Arsenal unggul memanfaatkan bola muntah sepakan Bergkamp. Namun gol tersebut dianulir karena offside. Segelintir pendukung Arsenal saat itu tidak menyadari kalau gol Anelka ternyata tidak mengubah papan skor.
Tapi tetap saja Arsenal masih berada dalam posisi yang diunggulkan. Apalagi MU semakin berada dibawah tekanan setelah mereka hanya bermain dengan 10 orang.
Peluang United meraih treble terancam pupus setelah Phil Neville dengan ceroboh menjatuhkan Ray Parlour di kotak penalti. Phil merasa begitu kecewa dan amat menyesal. Ia beranggapan bahwa karirnya di MU akan tamat jika Bergkamp mampu mengeksekusi penalti tersebut. Namun dewi fortuna sepertinya sedang berpihak pada United, dengan heroik Peter Schmeichel mampu menepis tendangan yang mengarah di sisi kiri gawangnya.
Kegagalan penalti Bergkamp nampaknya membuat para pemain Meriam London menjadi kurang fokus. Pada menit ke-109, Patrick Vieira salah mengirim umpan yang justru jatuh ke kaki Ryan Giggs. Setelah menguasai bola, Giggs melakukan penetrasi sambil menjaga bola tidak lepas dari kakinya. Sementara Vieira mundur untuk memperkuat lini pertahanan.
Meski punya pilihan untuk mengirim umpan, Giggs memilih untuk mengambil inisiatif sendiri dengan melewati beberapa pemain belakang Arsenal.
Saat itu, Giggs sempat mendapat gangguan dari Tony Adams. Namun ia akhirnya melepaskan tendangan keras ke atas jala gawang Seaman, dan gol!
Skor 2-1 bagi kemenangan MU bertahan hingga laga usai. MU akhirnya sukses melaju ke final dan berhasil memenangkan Piala FA musim itu setelah mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-0.
Musim 1998/99 sendiri menjadi musim terbaik bagi Manchester United. Raihan gelar Piala FA, Premier League, dan Liga Champions menjadi pembuktian bagi kesebelasan berjuluk Setan Merah. Hingga saat ini, United adalah satu-satunya kesebelasan asal Inggris yang bisa meraih pencapaian tersebut.