Kasus rasisme dalam sepak bola belum juga usai. Baru-baru ini striker Brescia, Mario Balloteli kembali menjadi korban pelecehan rasis dari pendukung tim lawan.
Kejadian itu tercipta saat pemain bengal itu membela timnya menghadapi tuan rumah Hellas Verona pada ajang serie A awal November lalu. Balloteli yang kena rasis nyanyian monyet kemudian marah dengan menendang bola sangat keras ke arah kerumunan penggemar tuan rumah.
Tak sampai di situ, Balloteli bahkan sudah ingin keluar lapangan sebelum dibujuk oleh rekan-rekan satu timnya dan pemain lawan untuk tetap melanjutkan pertandingan.
Kini, tidak hanya terjadi di Italia. Kasus rasisme terbaru juga terjadi di Liga Ukraina. Peristiwa rasis itu tercipta pada pertandingan yang mempertemukan tuan rumah Shakhtar Donetsk melawan Dinamo Kiev di Metalist Stadium.
Gelandang Shakhtar Donetsk asal Brasil, Taison, diusir ke luar lapangan karena reaksinya atas pelecehan rasis dari penonton. Video dari insiden itu memperlihatkan Taison mengacungkan jari ke arah penonton suporter Dynamo dan menendangkan bola ke arah tribun penonton.
Mengutip dari Skysport, Taison yang tampil enam kali membela timnas Brasil dan sudah bermain di Ukraina sejak 2011, tak percaya terkena kartu merah.
Dikabarkan ia dan rekan setimnya di Brasil, Dentinho menjadi sasaran para penggemar Dynamo dan dalam sebuah video terlihat keduanya meninggalkan lapangan sembari menangis dan keduanya pun terlihat dihibur oleh oleh pemain Dynamo.
Kelompok anti rasis FARE (Sepak bola Melawan Rasisme di Eropa) berkata via Twitter rekan satu tim Taison dan sesama Brasil, Dentinho, telah melaporkan pelecehan itu kepada wasit dan stadion pun membuat pengumuman.
Mengikuti protokol yang direkomendasikan UEFA, si wasit kemudian membawa para pemain ke ruang ganti selama lima menit sebelum mengusir Taison dan melanjutkan pertandingan yang dimenangkan Shakhtar 1-0 itu. Langkah ketiga dari protokol itu adalah menghentikan pertandingan.
“Langkah ketiga tidak diambil, korban rasisme malah diusir,” kata FARE seraya menambahkan bahwa fans Dynamo juga mengejek kampanye klub dengan memamerkan poster bertuliskan “suka rasisme.”
Pada 2015, Dynamo Kiev pernah diperintahkan UEFA bermain di stadion tanpa penonton dua kali setelah empat penonton kulit hitam diserang di stadionnya saat melawan Chelsea.
Setelah pertandingan itu, sebuah pernyataan dari Shakhtar Donetsk pun keluar yang berbunyi: “FC Shakhtar dengan tegas menentang segala manifestasi dan bentuk rasisme, diskriminasi ras, xenophobia, dan segala intoleransi terkait.”
“Tidak ada pembenaran bagi mereka yang menghina orang lain karena warna kulit, agama, atau keyakinan politik mereka. Perilaku seperti ini tidak dapat diterima di negara-negara yang beradab dan liga sepak bola.” (Dikutip dari Skysport)