Luis Suarez, namanya mungkin akan selalu dikenang sebagai salah satu penyerang terhebat di dunia. Lewat sejumlah torehan gol dan aksi individunya, Suarez menjadi salah satu bomber menakutkan. Namun Suarez bukan cuma soal gol atau pun skill menawannya.
Semua tahu, bahwa pemain asal Uruguay tersebut juga dikenal karena sifatnya yang temperamental. Sikap Suarez tersebut memang sudah ada sebelum ia hijrah ke Eropa.
Pelatih tim junior Nacional,Ricardo Perdomo, mengungkapkan ketika Suarez bermain di Nacional ia selalu membuat ketegangan dengan pemain lain.
Dalam dunia sepak bola, Suarez termasuk pemain kontroversial dan tercatat telah melakukan berbagai tindakan tidak terpuji terhadap pemain lain.
Sebagai contoh, Suarez pernah terlibat insiden dengan bek Italia, Giorgio Chiellini. Kejadian itu terjadi pada piala dunia 2014, ketika Timnas Uruguay bertemu dengan Italia. Dalam pertandingan itu, Suarez terbukti menggigit bahu Chiellini.
Insiden itupun sontak viral dan membuat geger insan sepakbola. Bahkan, FIFA menjatuhi hukuman berat kepada Suarez, dengan larangan bermain sembilan laga dan larangan selama empat bulan dari semua kegiatan yang berkaitan dengan sepak bola.
Selain kasus tersebut, masih banyak sifat kontroversi atau sifat bengal dari sosok Luis Suarez yang ditujukan kepada pemain lain. Bahkan sifat buruk Suarez tidak hanya kepada pemain lawan, namun terhadap rekannya sendiri pun ia pernah melakukannya.
Salah satu yang menjadi korban sifat temperamentalnya Suarez adalah Jordan Henderson. Belum lama ini, kapten Liverpool itu mengakui kalau dirinya sudah bersiap untuk “membunuh” Luis Suarez saat keduanya masih bersama-sama di Liverpool.
Ketika itu, pada musim panas 2011, Henderson diboyong Liverpool dari Sunderland. Saat Henderson menginjakkan kaki di Anfield, Luis Suarez sudah berada di sana enam bulan sebelumnya setelah didatangkan dari Ajax.
Pada waktu itu, Henderson yang masih berusia 20 tahun mengaku tidak mendapat sambutan hangat dari para penggawa senior Liverpool, khususnya dari Luis Suarez yang saat itu sebenarnya juga masih muda, yakni berusia 24 tahun.
“Saya mencoba melakukan yang terbaik kala itu. Menjadi pesepakbola harus siap menghadapi kritik dan keraguan orang-orang di sekeliling Anda,” kata Henderson.
“Ketika itu, saya masih muda. Dalam satu atau dua kali kesempatan, Luis melakukan sesuatu yang tidak saya sukai dalam latihan. Sesuatu yang membuat saya merasa tidak pantas berada di dalam tim ini.”
Bahkan, Henderson mengaku kalau Suarez sering bersikap tidak sopan terhadapnya dirinya. Untuk itu, saking kesalnya, Henderson marah dan bersiap untuk membunuh mantan pemain Ajax tersebut.
“Dia melakukan tindakan tak sopan kepada saya. Ia mengangkat tangannya seakan-akan berkata bahwa saya tidak pantas berada di tim ini. Hal itu membuat saya sangat sakit hati. Dia sampai melakukan itu tiga kali. Saya pun marah dan siap untuk membunuhnya.”
Henderson kemudian menerangkan, sejak peristiwa tersebut, ia dan Suarez menjalin hubungan yang akrab. Keakraban itu terjalin setelah Henderson memberikan assist pada suatu pertandingan, ketika Liverpool melawan Stoke City oktober 2011.
“Di laga berikutnya, saya memberikan assist untuknya. Sejak kejadian itu, dia bersikap fantastis kepada saya dan dia adalah salah satu pemain top yang saya kagumi,” imbuhnya.
Luis Suarez kemudian pindah ke Barcelona pada musim panas 2014. Sementara Henderson masih menetap di Anfield, hingga akhirnya ia ditunjuk untuk menjadi kapten The Reds menggantikan Steven Gerrard.
Henderson dan Liverpool makin berkembang di bawah komando juru taktik Jurgen Klopp dan kini tengah membidik gelar liga pertama mereka sejak 1990 setelah musim lalu menjuarai Liga Champions.