Dalam sepak bola, tidak ada yang bisa menjamin kelangsungan karier seorang pemain. Ada berbagai macam hal yang bisa menghambat perkembangan karir seorang pemain.
Satu hal yang paling sering terjadi adalah cedera. Meski tengah berada pada puncak performanya, tak jarang pemain tampil buruk setelah berhadapan dengan cedera.
Jack Wilshere bisa menjadi contoh. Tak ada yang menampik kalau gelandang satu ini punya banyak bakat besar sebelum cederanya parah. Namun, cedera sudah membuatnya sempat terpuruk. Sejak menderita cedera pergelangan kaki pada bulan Juli 2011, dia lantas jauh dari ekspetasi dan sekarang tampil mengecewakan.
Pada pembahasan kali ini, starting eleven akan menyajikan deretan pemain bintang yang kariernya hancur karena cedera.
Robbie Fowler
Robbie Fowler pernah berujar kalau ia adalah penyerang terbaik di dunia. Namun pemain yang mencetak 183 gol dari 369 penampilan untuk tim yang bermarkas di Anfield tak pernah lagi sama, pasca bertabrakan dengan kiper Everton, Thomas Myhre, pada tahun 1998.
“Insiden itu telah mengubahku,”
“Aku ingat betul ketika melihat celah besar pada kakiku setelah dioperasi. Saat itu, aku hanya berpikir kalau karierku telah habis,” kata Fowler (via 90min-football)
Meski kariernya tak benar-benar habis, penampilan Fowler berubah drastis. Ia bukan lagi predator yang ditakuti kiper lawan.
Padahal, antara 1993 hingga 1997, Fowler tampil begitu ganas. Eks pemain Internasional Inggris ini sempat mencetak rekor hattrick tercepat, hingga meraih penghargaan PFA Player of the Year sebanyak dua kali.
Membela sejumlah tim ternama termasuk Liverpool, Fowler tercatat cetak lebih dari 30 gol di musim pertamanya.
Fernando Torres
Fernando Torres, sebagaimana diketahui, menjadi salah satu predator handal yang pernah dimiliki Liverpool. Saat datang dari Atletico pada 2007, Torres menjelma menjadi salah satu penyerang terbaik Liga Primer Inggris.
Dalam 142 pertandingan, Torres telah torehkan sebanyak 81 gol. Namun ketajaman pemain berjuluk “el Nino” berubah setelah menerima cedera pada tahun 2010.
Torres mengalami masalah pada bagian lutut kanannya. Saat itu, penyerang asal Spanyol bahkan harus menjalani sebanyak dua kali operasi. Setelah resmi kembali merumput, penampilan Torres tak lagi sama.
Cedera tersebut seolah memberi pertanda penampilan buruk Torres di Chelsea. Benar saja, semenjak kepindahannya menuju Stamford Bridge, terlepas dari trofi yang pernah diraih, performa Torres jauh menurun dari sebelumnya.
Dalam empat musim, Torres hanya mampu torehkan 20 gol di Liga Primer Inggris.
Owen Hargreaves
Legenda FC Bayern, Franz Beckenbauer, pernah berujar kalau Owen Hargreaves merupakan salah satu pemain bertalenta asal Inggris. Sang legenda terpukau dengan penampilan Hargreaves pada pertandingan Liga Champions melawan Real Madrid tahun 2001.
Saat itu, Hargreaves yang masih berusia 20 tahun hanya butuh waktu empat menit untuk tampilkan performa paling bersejarah.
Akan tetapi, pada tahun 2007, karier Hargreaves temui titik kehancuran. Meski telah resmi menjadi pemain Manchester United dan meraih sejumlah trofi bergengsi, performa sang pemain tak lagi sama setelah alami cedera demi cedera.
Akhirnya, kontraknya tak diperpanjang United hingga dirinya putuskan bergabung dengan Manchester City, pada tahun 2011.
Hargreaves pun memilih gantung sepatu pada usianya yang masih menginjak 31 tahun.
Marco Van Basten
“Setelah tiga tahun menerima rasa sakit yang amat luar biasa, aku putuskan berhenti dari dunia sepak bola”
Marco van Basten, saat itu memilih untuk menyerah karena cedera yang menghantam. Ia mengaku putus asa dan tidak mau mengambil resiko dengan kembali ke lapangan hijau.
Sebelum alami cedera yang super parah, van Basten adalah penyerang kelas satu. Ia mencetak 276 gol dari 373 pertandingan di level klub bersama Ajax dan AC Milan. Basten bahkan meraih trofi Ballon D’or berkat kegemilangannya di depan gawang.
Total meraih 22 gelar di level klub, van Basten juga meraih tiga kali penghargaan pemain terbaik Eropa.
Pemain asal Belanda putuskan pensiun pada usia 28 tahun. Serangkaian operasi kala itu benar-benar membuat van Basten tenggelam. Jika tidak mengalami cedera parah, sudah bisa dipastikan kalau pemain berjuluk Angsa dar Utrecth ini akan meraih lebih banyak trofi.
Alexandre Pato
Pato boleh dibilang sangat sukses saat berseragam AC Milan. Saat berada di San Siro, dia sukses mengemas 57 gol sebelum usianya genap 22 tahun. Pato menjadi bintang, dan disebut-sebut sebagai striker masa depan I Rossoneri.
Torehan trofi Serie A musim 2010/11 juga semakin memantapkan predikatnya sebagai pemain muda paling berbakat di dunia.
Namun, semuanya berubah semenjak dia terkena cedera pada musim 2011/12 lalu. Sejak saat itu, dia beberapa kali berpindah klub, tapi tak bisa kembali menemukan ketajamnya.
Pato pernah perkuat Chelsea, tapi lantas didepak karena tak memberikan dampak. Sempat merumput di klub Tiongkok, Tianjin Quanjian, saat ini Pato tercatat sebagai pemain Sao Paulo.
Michael Owen
Nasib Owen tak jauh berbeda dengan Fernando Torres. Namun, bedanya cedera hamstring parah yang merusak karier sepak bolanya.
Owen pernah menjadi bomber tajam The Reds. Dalam 297 penampilan untuk Liverpool, pemain asal Inggris itu sukses melesakkan 158 gol. Cedera hamstring itu akhirnya membuat kariernya meredup. Dalam 185 laga setelah cedera, dia cuma mengemas 64 gol.
Pasca membela Liverpool, Owen gagal merajut asa di kota Madrid, untuk kemudian pulang ke Inggris dengan cerita yang tak lagi istimewa.
Ronaldo de Lima
Sebelum Cristiano Ronaldo terkenal, nama “Ronaldo” lebih dahulu dipopulerkan oleh Ronaldo Nazario. Dia seperti penyihir sepak bola menyusul kedatangannya ke Eropa.
Ronaldo merupakan salah satu striker terbaik sepanjang masa. Ia tercatat mengumpulkan sejumlah trofi, termasuk Piala Dunia 2002.
Tapi nyatanya performa Ronaldo harus menurun secara drastis akibat cedera lututnya.
Hal tersebutlah yang membuat Ronaldo il Fenomeno bermain cuma 20 laga dalam tiga musim dari 1999-2002. Ia benar-benar kehilangan 3 tahun masa jayanya lantaran cedera.