Frank Lampard yang pernah menjadi pemain penting bagi Chelsea kini resmi melatih klub asal London. Lampard berkiprah di balik layar, bukan lagi pemeran utama di lapangan. Pemain yang besar di akademi West Ham United itu kembali berbekal pengalaman melatih selama setahun di Derby County.
Saat kembali ke Stamford Bridge, harapan besar mengiringi comeback Lampard ke klub yang dicintainya. Pengabdian Super Frank selama 13 tahun di Stamford Bridge membekas kuat di benak dan hati pencinta klub.
Kini, ia tinggal membuktikan bahwa kapasitasnya sebagai pelatih mampu membawa trofi bergengsi, seperti apa yang ia lakukan dulu ketika menjadi pemain.
Fenomena Lampard jelas bukan yang pertama. Sudah ada banyak pemain legendaris yang kembali ke mantan klubnya sebagai pelatih. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang juga sukses sumbangkan gelar kala bertindak sebagai juru taktik tim.
Seperti pada bahasan starting eleven kali ini, kami akan mengulas para pemain legendaris yang sukses melatih mantan klubnya.
Zinedine Zidane (Real Madrid)
Zinedine Zidane hanya mempersembahkan satu gelar La Liga dan satu trofi Liga Champions selama lima musim di Real Madrid sebagai pemain. Dia kembali ke Los Blancos sebagai penasihat khusus pada November 2010 dan menjadi direktur olahraga kurang dari setahun berselang.
Zidane, yang pernah jadi asisten pelatih Carlo Ancelotti, kemudian ditunjuk sebagai manajer Real Madrid B pada 2014. Dua tahun berselang Zidane akhirnya diangkat menjadi pelatih Real Madrid.
Selama membesut el Real, Zidane sukses persembahkan tiga gelar Liga Champions secara beruntun. Dia kemudian mundur pada akhir musim 2017/18.
Namun, Real Madrid kemudian mengalami krisis saat dipegang Julen Lopetegui dan Santiago Solari. Zidane pun akhirnya didaulat kembali menjadi pelatih Real Madrid pada Maret 2019.
Diego Simeone (Atletico Madrid)
Diego Simeone kini menjadi salah satu pelatih terhebat di dunia. Kepulangannya ke kubu Los Rojiblancos sebagai pelatih sukses menjadikan klub tersebut ditakuti di dunia.
Hingga saat ini, Simeone masih terus curahkan segenap kemampuan melatih Atletico yang sudah dibelanya selama dua periode. Simeone tercatat telah melatih Atletico sejak 2011.
Dalam kurun waktu sembilan tahun, ia sudah meraih banyak trofi, dan di antaranya adalah La Liga dan Europa League. Simeone benar-benar mengubah Atletico menjadi tim tangguh yang merusak hegemoni Barcelona dan Real Madrid di La Liga.
Roberto Di Matteo (Chelsea)
Roberto Di Matteo pernah memperkuat Chelsea pada periode 1996 sampai 2002, dan berhasil mendapatkan 2 gelar FA Cup, 1 League Cup, dan 1 UEFA Super Cup.
Ia bergabung dalam staf kepelatihan Chelsea mulai tahun 2011 sebagai asisten pelatih Andre Villas-Boas. Setelah Villas-Boas didepak oleh Chelsea, ia langsung menggantikannya sebagai pelatih utama.
Pada tahun 2012, ia bersama Chelsea berhasil memenangi Liga Champions untuk yang pertama kalinya dalam sejarah klub, setelah mengalahkan FC Bayern di final. Selain Champions League, ia juga berhasil mendapatkan gelar FA Cup.
Antonio Conte (Juventus)
Antonio Conte memperkuat Juventus selama 13 tahun mulai tahun 1991 sampai 2004. Berbagai macam gelar berhasil ia dapatkan mulai dari trofi domestik hingga internasional yakni 5 gelar Serie A, 1 Coppa Italia, 1 gelar Champions League dan 1 UEFA Cup, serta 1 Intercontinental Cup.
Saat tengah dalam proses pemulihan sebagai tim raksasa, Juventus merekrut Antonio Conte sebagai pelatih pada tahun 2011, dan bertahan hingga tahun 2016 sebelum direkrut oleh Chelsea. Selama 5 tahun masa kepelatihannya di Juventus, Conte berhasil meraih 3 gelar Serie A dan 1 Italia Super Cup.
Pelatih asal Italia itupun tak ubahnya menjadi penanda awal kebangkitan Juventus, setelah terpuruk pasca kasus calciopoli.
Carlo Ancelotti (AC Milan)
Sepanjang karier sebagai pemain, Ancelotti hanya memperkuat tiga klub yaitu Parma, AS Roma, dan AC Milan.
Carlo Ancelotti mendulang kesuksesan bersama AS Roma dan AC Milan dengan total meraih tiga gelar Scudetto, serta gelar juara di kompetisi Eropa, dan satu gelar International Cup pada tahun 1989 bersama AC Milan.
Sebagai manajer, Ancelotti dipercaya menukangi klub-klub besar, termasuk Juventus dan AC Milan. Saat melatih tim asal kota Milan, Ancelotti terbilang sangat sukses. Pasalnya, ia berhasil sumbangkan dua trofi Liga Champions untuk tim yang pernah dibelanya.
Pep Guardiola (FC Barcelona)
Pep Guardiola identik sebagai manajer yang menyukai possession football. Setiap klub yang ia tukangi diubah menjadi tim yang kuat dengan operan-operan pendek.
Mengawali karier kepelatihan bersama Barcelona B, ia dipromosikan untuk melatih Barcelona senior. Selain kecerdasannya, Barcelona memiliki pemain-pemain berkualitas. Torehan trofi berhasil ia datangkan bersama Barcelona.
Saat membesut FC Barcelona, Guardiola yang notabene pernah membela klub tersebut sebagai pemain, sukses sumbangkan gelar bersejarah. Saat itu, pelatih asal Spanyol sukses menangkan enam gelar bergengsi dalam satu musim kompetisi.
Luis Enrique (FC Barcelona)
Luis Enrique bisa dibilang meraih sukses terbaiknya sebagai pemain saat memperkuat Barcelona. Ia memenangkan dua gelar liga dan sejumlah kompetisi, setelah membuat perpindahan kontroversial dari Real Madrid.
Setelah pensiun dari pertandingan pada 2004, ia menangani Barcelona B pasca Guardiola di promosikan ke posisi teratas. Setelah resmi menjadi pelatih utama el Barca pada tahun 2014, kiprah Enrique patut diacungi jempol.
Pada musim pertamanya ia pun berhasil membawa Blaugrana meraih treble winner seperti halnya Guardiola. Selama tiga musim berkarier bersama Barcelona, ia memenangkan sembilan trofi sebelum akhirnya mundur dari Camp Nou pada 2017.
Saat ini, Enrique tercatat sebagai pelatih timnas Spanyol.