Konsistensi yang diperlihatkan Frenkie de Jong bersama Ajax Amsterdam di musim 2018/19 memang membuatnya jadi incaran berbagai klub papan atas Eropa. Namun akhirnya pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut memilih untuk mengadu nasibnya di Spanyol bersama Barcelona.
De Jong didatangkan dengan nilai transfer yang diperkirakan mencapai 75 juta euro untuk masa kontrak hingga 2024.
Walau tak kesulitan untuk beradaptasi dan langsung menjadi pilihan utama di lini tengah, sebuah komentar yang sedikit mengejutkan disampaikan oleh sang pemain. Dia memberi sinyal jika dirinya menyesal sudah memilih hengkang ke Camp Nou, bukannya ke Inggris dan bermain di bawah arahan Pep Guardiola di Manchester City.
“Aku sebelumnya berpikir jika La Liga adalah kompetisi sepakbola terkuat di dunia, kalian bisa melihat dominasi tim-tim Spanyol di kompetisi Eropa. Perjalanan mereka begitu panjang hingga akhirnya bisa memenangkan Europa League atau Champions League,” ujar De Jong (via Mirror)
“Namun ternyata Premier League menjadi tim yang mendominasi dalam beberapa tahun terakhir, saat membicarakan murni soal keterampilan, La Liga jelas lebih baik, namun jika membahas intensita, kompetisi di Inggris berada pada level tertinggi,”
Selain Frenkie de Jong, beberapa pemain ini juga diklaim menyesal telah bergabung dengan FC Barcelona.
Paco Alcacer
Ketika FC Barcelona resmi mendapat tanda tangan Paco Alcacer pada tahun 2016 lalu, banyak yang menyangka kalau La Blaugrana telah mendapat cadangan bahkan penerus Luis Suarez. Saat itu, Alcacer dianggap sebagai pemain yang sangat ideal untuk menjadi pengganti lini serang el Barca jika merasa kelelahan.
Namun, mimpi indah Paco Alcacer saat bergabung dengan Barca seketika menjelma menjadi sebuah hal yang tak diinginkan. Alcacer kesulitan beradaptasi dengan sistem permainan tim, dan sang pemain tampilkan sejumlah peforma buruk dalam beberapa pertandingan.
Setelah dirasa gagal penuhi ekspektasi klub, Paco Alcacer akhirnya memilih pergi dan bergabung dengan Borussia Dortmund.
Andre Gomes
Andre Gomes cuma mengukir 78 penampilan sejak pindah ke Barcelona dari Valencia pada 2016.
Minimnya jam terbang membuat rekan Cristiano Ronaldo di timnas Portugal itu terpaksa mencari menit bermain di Everton sebagai pemain pinjaman.
Gomes mengaku mendapat banyak tekanan dan seketika situasi berubah seperti neraka. Saat bertanding pun Gomes tidak berada pada perasaan bahagia, Ia selalu merasa khawatir, dan takut mendapat cibiran dari orang-orang ketika ingin keluar rumah.
Emmanuel Petit
Emmanuel Petit dipaksa keluar dari posisi favoritnya saat datang ke Barcelona pada 2000. Dari yang biasa beroperasi sebagai gelandang, ia digeser menjadi pemain bertahan.
Alhasil, pemenang Piala Dunia 1998 bersama timnas Prancis itu sulit beradaptasi dan kehilangan tempat di tim inti.
Petit punya reputasi bagus sebelum menjadi bagian Blaugrana, yakni mengantarkan Arsenal ke tangga juara Piala FA dan Liga Inggris. Ia pun secara terang-terangan mengungkap penyesalannya bergabung dengan FC Barcelona.
Ia menceritakan bahwa ruang ganti terpecah menjadi beberapa grup, dan sama sekali tidak ada kebersamaan disana.
Selama membela Blaugrana, Petit tak mendapat titel apapun.
Eidur Gudjohnson
Pemain lainnya yang menyesali keputusan merapat ke Barcelona adalah Eidur Gudjohnsen. Penyerang asal Islandia itu cuma bisa berkontribusi 19 gol dalam tiga tahun bersama Barcelona atau sejak 2006.
Padahal, sebelum mendarat di Camp Nou, ia tampil brilian dengan torehan 76 gol dalam enam tahun bareng Chelsea. Mengomentari masa-masa sulitnya bersama FC Barcelona, Gudjohnson mengaku tak bahagia dengan performanya di Barcelona.
Ia tidak tahu betul apa yang menyebabkannya tampil buruk. Namun meski jadi pemain ‘tak terpakai’ di Barcelona, setidaknya Gudjohnsen mendapatkan medali juara Liga Champions edisi 2008/09.
Dmytro Chygrynskiy
Dmytro Chygrynskiy didatangkan ke Barcelona dengan biaya senilai 25 juta euro. Saat itu, banyak penggemar yang sangat senang dengan kedatangan sang pemain. Pasalnya, Dmytro Chygrynskiy dianggap sebagai salah satu talenta muda berbakat.
Namun harapan itu seketika sirna. Ia gagal bersinar dan dipulangkan ke Shakhtar Donetsk.
Saat itu, Dmytro Chygrynskiy mengaku bahwa dia tidak memiliki masalah apapun sepanjang memperkuat Barcelona. Namun dikabarkan kondisi keuangan Barcelona yang sedang dilanda krisislah yang membuat dia harus hengkang dari ibu kota Catalan itu.
Namun hal tersebut dibantah manajemen Barca. Mereka mengatakan sedang tidak mengalami krisis. Penjualan Dmytro Chygrynskiy dilakukan hanya untuk cadangan kas belaka.
Mendengar pernyataan tersebut, Dmytro Chygrynskiy merasa kesal dan bersumpah bakal membuat Barca menyesal karena telah melepasnya.
Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic merasa senang saat pertama kali mendarat di Camp Nou. Ia mengaku siap tampil sempurna demi meraih gelar Liga Champions Eropa. Namun, segala ekspektasinya terhadap FC Barcelona buyar.
Zlatan menganggap kalau Barcelona adalah tempat yang sangat kaku. Apalagi, situasi Zlatan di Barca semakin dibuat tidak nyaman dengan keberadaan Pep Guardiola. Sempat cekcok dengan sang pelatih, Zlatan akhirnya menerima tawaran peminjaman ke AC Milan, untuk kemudian statusnya dipermanenkan.
Ibrahim Afellay
Pada tahun 2011, saat FC Barcelona resmi mendapatkan Ibrahim Affelay, penggemar Blaugrana menganggap kalau mereka telah kedatangan pemain muda berbakat. Saat itu, Affelay memang tampil gemilang. Oleh sebab itu, Blaugrana tak segan untuk merekrutnya.
Akan tetapi, bakat emas yang dinantikan publik Katalan tak berjalan sesuai rencana. Alasannya, Affelay mendapat masalah cedera. Selain itu, manajer Pep Guardiola kurang memberinya kepercayaan. Pelatih asal Spanyol itu lebih percaya kepada David Villa dan Pedro Rodriguez.
Dengan situasi tersebut, Affelay yang ingin berkembang pun merasa terhambat. Bergabung dengan FC Barcelona malah membuat langkahnya untuk maju menjadi terhambat.