Nama Paul Pogba tentu sudah tak asing di telinga penggemar sepak bola, namun bagaimana dengan Pogba lainnya, Mathias dan Florentine. Keduanya merupakan kakak kandung Paul Pogba. Baik Mathias dan Florentine juga berprofesi sebagai pesepak bola, sama seperti Paul Pogba. Tapi perbedaan karir di antara mereka sangat jauh bak langit dengan Bumi.
Fassou Antoine dan Yeo Moriba yang merupakan orang tua mereka melahirkan bayi kembar yang diberi nama Florentine dan Mathias, keduanya lahir di waktu hampir bersamaan yakni tanggal 19 Agustus 1990 di kota Conakry, Guinea.
Setahun berselang, orang tua mereka bermigrasi ke Prancis guna mencari kehidupan yang lebih baik. Alasan lain yang membuat orang tua Pogba bersaudara hijrah ke negeri mode adalah faktor kemiskinan yang melanda daerah tempat tinggalnya di Guinea pada saat itu.
Meski orang tuanya hijrah meninggalkan Guinea, Mathias dan Florentine tidak di bawa ke Prancis. Saat menjalani kehidupan di Prancis. Sang ibu, Yeo Moriba melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki tepat pada 15 maret 1993. Bayi tersebut kemudian diberi nama Paul Labille Pogba, yang dikemudian hari menjadi superstars lapangan hijau.
Florentin, bersama dengan Mathias dan Paul, adalah Pogba bersaudara yang tumbuh bersama dengan sepakbola. Saat masih kecil, ketika Florentin dan Mathias sudah memutuskan hijrah ke Prancis. Mereka bertiga kerap bermain sepak bola secara bersama-sama.
“Ketika kecil, kami sering bermain bersama di lapangan seberang rumah kami setiap waktu. Paul, walau ia berbeda usia dengan saya dan Mathias, kerap bermain bersama kami karena menurutnya hal itu jauh lebih menyenangkan. Sedari kecil, Paul memang memiliki teknik yang bagus,” ujar Florentin Pogba (The Guardian)
Dalam upaya mereka menjadi pesepak bola profesional, Florentin, Mathias, dan Paul menempuh jalan yang berbeda. Jika Paul belajar sepakbola dari Le Havre, lain hal dengan Florentin dan Mathias yang menimba ilmu di Celta Vigo ketika masih berusia 16 tahun. Paul belajar menendang bola di Prancis, sedangkan dua kakaknya belajar mengasah teknik sepakbola mereka di tanah matador.
Pun dengan posisi yang mereka bertiga ambil. Paul memilih untuk menjadi gelandang, Florentin menjadi seorang bek, dan Mathias menjadi seorang penyerang. Beda posisi dan beda tempat menendang bola, tak serta merta menjadikan tujuan mereka yang paling utama terlupakan, yaitu menjadi seorang pemain profesional.
Sekarang mereka semua sudah menjadi pemain profesional, sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan ketika masih muda. Meski demikian, jalan karir mereka sangat berbeda jauh.
Paul, sebagai adik, menjalani karir lebih gemilang ketimbang dua saudaranya. Selain pernah jadi pemain termahal dunia ketika direkrut Manchester United dari Juventus pada 206, Paul juga sering menjadi andalan di klub yang dibelanya.
Dalam usia yang masih muda, Paul telah memenangkan banyak trofi saat masih bersama Juventus sepanjang 2012-2016. Di Manchester United, Paul merupakan talenta muda brilian saat menimba ilmu di akademi pada tahun 2009 hingga 2011. Saat di tim senior setan merah, Paul sukses meraih piala Liga dan UEFA Europa League.
Tak hanya itu, Paul juga sukses bersama tim nasional Prancis; mulai dari menjuarai Piala Dunia U-20 2013, serta menembus perempat final Piala Dunia 2014, final Piala Eropa 2016 dan mencapai puncaknya dengan menjuarai piala dunia 2018. Sebagai seorang gelandang, Paul mempunyai skill di atas rata-rata.
Sementara sang kakak, Florentin dan Mathias menjalani karir yang biasa-biasa saja, nyaris tak ada nama tim besar yang pernah diperkuatnya. Florentin hanya berkarir dengan klub kecil di Ligue 1 Prancis. Mulai dari Sedan pada tahun 2010-2012 di mana ia tampil 45 kali dan mencetak 4 gol.
Setelah menjalani karir bersama Sedan, Florentin hijrah ke klub yang sedikit lebih baik, Saint Ettiene. Namun ia kemudian dipinjamkan untuk bermain di Sedan musim 2012/13.
Setelah itu ia bermain di Saint Ettiene hingga tahun 2018. Bahkan dalam perjalanannya ia sempat menghadapi Paul Pogba di ajang Europa League 2017 ketika timnya bertemu MU di babak 32 besar.
Setelah hengkang dari Saint Ettiene, sempat membela Gençlerbirliği Spor Kulübü di liga Turki, Florentin kemudian hijrah ke MLS bersama Atlanta United pada awal 2019. Pada tahun yang sama, ia meraih trofi U.S Open Cup dan Campeones Cup.
Sementara, Mathias Pogba yang berposisi sebagai striker karirnya jauh lebih menyedihkan. Meski sejak bulan November 2016 lalu bermain di Eredivisie, kompetisi kasta tertinggi Belanda bersama klub kecil Sparta Rotterdam, namun belum sekali pun ia diturunkan sebagai starter dan mendapat kesempatan bermain penuh.Â
Sebelum merumput bersama Sparta, Mathias banyak menghabiskan waktu profesional bermain di klub-klub medioker yang namanya sangat asing di telingan kita seperti Quimper, Wrexham, Crewe Alexandra, Pescara, Crawley Town dan Partick Thistle.
Nyaris tak ada prestasi yang Mathias dapatkan saat bersama klub-klub tersebut, satu-satunya trofi adalah ketika ia membawa Crewe Alexandra menjuarai Football League Trophy, sebuah kompetisi mirip piala liga yang di khususkan untuk tim-tim yang berlaga di divisi ketiga dan keempat Inggris.
Perbedaan mencolok lain antara Paul dengan Mathias dan Florentin adalah di level Internasional. Setelah disinggung sebelumnya bahwa Paul sangat sukses bersama Timnas Prancis. Sang kakak, Florentin dan Mathias lebih memilih membela tim nasional negara asalnya, Guinea, salah satu negara kecil di Afrika.
Meskipun, Florentine sempat mencicipi tiga caps bersama tim nasional Prancis U-20. Florentin lebih sering dipercaya sebagai pemain timnas Guinea, tercatat sejak 2010 ia bermain dalam 21 pertandingan. Sedangkan Mathias, sejauh ini hanya tampil lima kali.
Keluarga Pogba memang merupakan Muslim dari Guinea, namun kini sudah jadi warga negara Prancis. Mungkin Florentin dan Mathias sadar kesempatannya bersama tim nasional Guinea lebih terbuka.
Meski karir mereka bertiga sangat berbeda jauh, namun hubungan persaudaraan tetap mereka saling jaga.