Rivaldo merupakan salah satu pemain hebat pada masanya, Pada era 1990-an sampai 2000-an, Rivaldo dikenal publik sebagai satu dari sekian talenta emas kepunyaan Brasil. Rivaldo yang memulai karier profesionalnya bersama Santa Cruz tersebut memang punya kualitas luar biasa.
Berposisi sebagai gelandang serang, Rivaldo yang berkaki kidal memiliki akselerasi dan kecepatan lari prima. Hal itu disempurnakannya dengan teknik olah bola mumpuni seperti pemain-pemain Brasil pada umumnya.
Giringan Rivaldo sangat presisi dan berhiaskan aneka trik, akurasi umpannya juga brilian, inteligensianya prima serta tentu saja memiliki insting mencetak gol ke gawang lawan yang sangat tinggi.
Jangan heran bila dirinya acapkali dijadikan tumpuan untuk mengobrak-abrik jantung pertahanan lawan, menciptakan peluang sekaligus mencetak gol demi gol.
Dalam perjalanan karirnya ia pernah memenangkan penghargaan Balon D’or dan FIFA World Player Of The Year pada 1999, serta yang paling penting membantu tim samba menjadi juara piala dunia pada tahun 2002, di turnamen itu ia mencetak 5 gol. Sebuah pencapaian luar biasa baginya.
Tak seperti pemain hebat lainnya, Rivaldo memang bukan tipikal pemain yang setia terhadap satu, dua atau tiga klub saja. Sepanjang karirnya sebagai pemain profesional, ia telah bermain di 14 klub berbeda. Namun tentu saja penampilan paling baiknya saat memperkuat Barcelona pada 1997 hingga 2002.
Bersama Klub asal katalan, Rivaldo mencetak total 130 gol dari 235 pertandingan. Dua gelar La Liga, satu titel piala super eropa, dan satu trofi Copa Del Rey adalah hasil yang ia dapat selama berkiprah di Spanyol.
Setelah menjalani masa keemasan bersama Barca, ia kemudian pindah ke AC Milan pada musim panas 2002, Sayang kariernya di Milan meredup dan perlahan tenggelam di saat Milan mempunyai Kaka yang sedang oke-okenya saat itu. Cuma dua musim main di Serie A, Rivaldo kemudian balik ke Cruzeiro, dan sejak saat itu karirnya di jalani dengan berpindah-pindah klub.
Klub Brasil, Mogi Morim adalah tim terakhir yang dibela oleh Rivaldo, pria yang saat ini berusia 47 tahun telah akhiri masa emasnya sebagai pemain pada tahun 2014 silam. Selama 23 tahun karirnya, Rivaldo telah gelontorkan 377 gol dalam 813 pertandingan yang ia lakoni.
Dalam balutan seragam timnas Brasil, Rivaldo punya 74 caps dan bikin 34 gol. Selain Piala Dunia, Rivaldo memberikan satu Piala Konfederasi dan satu Copa America untuk Selecao.
Pemain bernama lengkap Rivaldo Vitor Borba Ferreira lahir pada 19 April 1972 di Paulista, Pernambuco, Brasil. Rivaldo merupakan putra dari pasangan Romildo Ferreira dan Marlucia Salomao Borba.
Rivaldo kecil tumbuh di lingkungan kumuh. Ia lahir dari keluarga miskin dan menyedihkan. Ia kerap menghabiskan waktunya di Favela yang merupakan daerah kumuh dan hampir semua penduduknya berpenghasilan rendah.
Kehebatan Rivaldo tidak hanya tentang skill, kecepatan, dan ketajaman namun pemain yang pernah merumput bersama Deportivo La Coruna ini juga dikenang publik sepak bola dunia karena aksi-aksi memalukan dan kontroversialnya.
Rivaldo adalah pemain yang kurang ajar, ia juga sombong dan ia akan melakukan apa saja untuk membuat timnya unggul. Sebagai contoh ketika pada Piala Dunia 2002, penampilan apiknya melawan Turki di fase grup tercoreng oleh aksi aktingnya di lapangan sudut.
Ketika itu, gelandang Turki Hakan Unsal menendang bola ke arah Rivaldo yang menunggu di titik sepak pojok. Bola itu mengenai kaki Rivaldo. Namun Rivaldo bereaksi berlebihan dengan jatuh ke tanah sambil memegangi muka.
Wasit asal korea yang memimpin pertandingan pun lalu menghampiri, di sisi lain para pemain Brasil melakukan aksi protes atas apa yang dilakukan oleh Hasan Unsal. Wasit pun memberi kartu kuning kedua untuk Unsal dan mengeluarkannya dari lapangan pada masa injury time..
“Saya senang melihat kartu merah tersebut. Pemain kreatif harus mampu mengekspresikan diri jika ingin menampilkan sebuah pertandingan sepak bola yang indah. Terlalu banyak permainan busuk dan kekerasan dalam sepakbola. Tidak masalah di mana bola mengenai saya, Yang penting adalah niat.” kata Rivaldo usai pertandingan lawan Turki, seperti yang (dikutip dari These Football Times).
Rivaldo telah berpura-pura sakit demi mendapatkan Hasan Unsal dikeluarkan dan ia pun berhasil melakukannya. Tapi apa yang dilakukan Rivaldo bertentangan langsung dengan Piagam FIFA Fair Play yang ditandatangani oleh setiap pemain sebelum turnamen, yang menyatakan: “Para pemain top memiliki tanggung jawab sebagai panutan bagi pemain-pemain muda yang sedang bermain.”
Pada laga itu, Brasil menang dengan skor 2-1 atas Turki di hadapan kurang lebih 33 ribu penonton Stadion Munsu. Dua gol Selecao dicetak Ronaldo dan Rivaldo, sedangkan satu-satunya gol Turki dicetak Hasan Sas. Rivaldo terpilih sebagai man of the match dalam laga itu.
Setelah melihat tayangan ulang video, FIFA akhirnya menjatuhi denda kepada Rivaldo sebesar 11.670 franc Swiss.
Selain Hasan Unsal, Kiper Man United, Peter Schmeichel juga pernah menjadi ‘korban’ dari permainan apik Rivaldo. Pertandingan antara Man United dan Barcelona pada 16 September 1998 yang berakhir dengan skor 3-3 mungkin tak akan dilupakan Schmeichel.
Kiper asal Denmark itu cukup ahli dalam membaca permainan dan mampu mengantisipasi pergerakan penyerang. Hingga akhirnya dia bertemu Rivaldo, spesialis pengacak pertahanan lawan.
Dalam laga di stadion Old Trafford itu, Rivaldo memang tidak mencetak gol. Akan tetapi, ia berperan penting terhadap tiga gol yang diciptakan Barca. El Barca sempat tertinggal 0-2 lebih dahulu pada babak pertama. Namun memasuki babak kedua, hanya butuh 14 menit bagi Blaugrana untuk menyamakan kedudukan.
Gol pertama Barca tercipta setelah Rivaldo mencoba keluar dari kawalan empat pemain MU untuk masuk ke area kotak penalti. Ketatnya pengawalan tersebut membuat bola yang dibawa Rivaldo terlepas dan langsung diamankan penyerang Barca, Anderson da Silva.
Tanpa ragu-ragu, Anderson langsung menembak dengan kaki kiri ke arah kiri gawang Schmeichel yang terpaku melihat tendangan tersebut. Barca memperkecil kedudukan menjadi 1-2 pada menit ke-47.
Berselang 12 menit kemudian, Rivaldo lagi-lagi berhasil menciptakan peluang eksekusi titik putih dengan terjatuh di area penalti lantaran berduel dengan Jaap Stam. Gelandang Barca, Giovanni Silva de Oliviera pun berhasil menunaikan tugas sebagai algojo penalti.
Pada malam itu, Rivaldo begitu berani dan sulit ditebak. Ia bermain dengan ganas seakan menegaskan kualitas dia sebagai salah satu pemain terbaik di dunia.
Kecerdasan Rivaldo dalam bermain sepak bola tidak perlu untuk diperdebatkan, namun ia tidak pernah menjadi yang paling cerdas. Rivaldo tidak memiliki kharisma seperti Cristiano Ronaldo atau David Beckham, sifatnya yang buruk telah membatasi dirinya menjadi seorang ikon dunia.