Suatu kekalahan dalam sebuah pertandingan pastinya sangat tidak ingin di alami oleh setiap insan sepakbola. Setiap tim, pemain, pelatih bahkan para fans tentunya menginginkan sebuah kemenangan dalam pertandingan.
Kekalahan hanya akan memberikan kesedihan mendalam bagi setiap pemain bahkan hingga suporter, apalagi jika kekalahan tersebut terjadi dalam laga penting sekelas pertandingan di piala dunia. Hal inilah yang pernah di alami oleh bintang Brasil, Neymar Junior.
Setelah sempat mengalami kegagalan yang menyakitkan di Piala dunia 2014, Neymar kembali merasakan pahitnya menelan kekalahan di ajang tertinggi sepakbola dunia tersebut. Kali ini terjadi di Piala dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.
Bahkan Neymar mengaku sempat tidak ingin melihat bola usai Brasil tersingkir dari turnamen. Kalah dari Belgia dengan skor 2-1 di babak perempat final rupanya sangat menyakitkan bagi Neymar, sehingga ia pun sampai tidak ingin bahkan untuk sekadar melihat sebuah bola atau pertandingan sepakbola beberapa hari setelahnya.
“Saya tidak akan mengatakan lebih jauh bahwa saya tidak ingin bermain lagi, tetapi saya tidak ingin melihat bola, atau melihat sepak bola dimainkan lagi,” kata Neymar (dikutip dari laman Independent)
“Saya berduka, saya benar-benar sedih tentang hal itu, tetapi kesedihan berlalu, saya memiliki anak, keluarga saya, teman-teman saya dan mereka tidak ingin melihat saya murung. Saya punya lebih banyak alasan untuk bahagia daripada sedih.” tambahnya
Di kutip dari laman Talksport, dalam akun Instagram pribadinya, pemain berusia 26 tahun itu juga berkata:
“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa ini adalah momen paling menyedihkan dalam karier saya. Rasa sakitnya sangat besar karena kami tahu kami bisa melaju lebih jauh.”
“Kami tahu kami memiliki kesempatan untuk melangkah lebih jauh, untuk membuat sejarah, tetapi itu bukan kali ini.”
“Sulit menemukan kekuatan untuk ingin bermain sepak bola lagi, tetapi saya yakin Tuhan akan memberi saya kekuatan yang cukup untuk menghadapi apa pun.”
Neymar juga mengatakan dirinya tak akan pernah berhenti berterima kasih kepada tuhan bahkan saat mengalami kekalahan sekalipun karena menurutnya jalan tuhan jauh lebih baik daripada jalan dirinya.
Neymar juga mengaku sangat senang menjadi bagian dari tim samba, ia bangga dengan semua orang. Dan yang terakhir ia mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mengirim pesan dan menghibur skuad Brasil.
Neymar merasakan kesedihan mendalam karena mimpinya menjuarai Piala Dunia gagal terwujud. Namun di sisi lain, dari kesedihan itu Neymar juga mengambil sebuah pelajaran yang bisa dijadikan bekal jika kembali tampil di Piala Dunia suatu saat nanti.
Menurut Neymar, menjadi juara piala dunia adalah sebuah mimpi. Bukan hanya bagi dirinya, melainkan juga bagi 23 pemain lainnya sehingga sangat banyak kesedihan yang mereka rasakan.
Tidak ada yang lebih sedih selain dirinya dan rekan-rekan setimnya. Tetapi di balik itu juga terdapat sebuah pelajaran, bahwa dalam meraih mimpi tersebut ternyata dibutuhkan upaya yang tidak mudah.
Bisa dipahami mengapa kekalahan dari Belgia begitu membekas di hati Neymar. Selain karena gagal meraih mimpi untuk menjuarai Piala Dunia, Brasil tampil sangat dominan di laga tersebut. Tim samba mencatatkan 57 persen penguasaan bola, berbanding Belgia yang hanya 43 persen.
Selain itu, Brasil juga unggul di segala unsur, Jumlah percobaan tendangan yang dilakukan Brasil adalah 27 kali, berbanding Belgia yang hanya 9 kali. Kemudian jumlah operan juga lebih banyak Brasil dengan 520 berbanding dengan 376 milik Belgia.
Di akhir-akhir pertandingan, intensitas serangan Brasil dalam membombardir pertahanan Belgia semakin tinggi. Akan tetapi pada akhirnya, Skuad besutan Tite itu tetap tak mampu mengejar ketertinggalan dari Belgia. Usai pertandingan, Neymar yang menangis sempat dihibur oleh asisten pelatih Belgia, Thierry Henry.
Di piala dunia 2018, Neymar memiliki beban yang sangat besar karena menjadi andalan utama Brasil. Pada empat tahun sebelumnya, Neymar tidak bisa membela Brasil ketika kalah dari Jerman pada semifinal setelah alami cedera dalam laga lawan Kolombia di perempat final. Hal tersebut membuat Neymar sangat kecewa dan berharap bisa menebusnya pada Piala Dunia 2018. Namun sayang, takdir berkata lain.
“Tidak semua pemain hebat merasakan tekanan, Memang benar kalau menyangkut saya, ada standar ganda. Saya telah menyadari tanggung jawab ini, tidak hanya untuk timnas Brasil, tetapi juga dalam sepak bola klub” katanya.
“sejak saya berusia 17, 18 tahun saya telah mempersiapkan diri untuk menangani tekanan ini dan saya tahu bahwa ketika hasilnya tidak seperti yang diinginkan, maka tekanan itu meningkat.” Tambah Neymar (dikutip dari laman iol.co)
Sepanjang Piala Dunia 2018, Neymar sempat mengundang amarah banyak orang akibat aksi kontroversialnya yang gemar melakukan diving. Walau kecaman yang datang kepadanya begitu besar, Neymar mengaku tak pernah terganggu dengan semua itu.