No Pukki No Party~
Liga Inggris sedang dihebohkan dengan penyerang Norwich City bernama Teemu Pukki. Kehadirannya dalam membawa klub berjuluk The Canaries promosi ke Liga Primer Inggris menjadi salah satu hal yang cukup menakjubkan.
Pukki yang berasal dari Finlandia membantu Norwich City untuk memenangi kompetisi Championship 2018/19. Klub yang bermarkas di Carrow Road itu dibawanya mendulang 94 poin, dimana mereka unggul lima poin dari Sheffield United yang berada di posisi runner up.
Pukki merupakan sosok vital di kubu kuning-hijau. Dia mampu torehkan 29 gol dan 10 assist dari 43 laga yang dijalani di divisi Championship. Tak hanya itu, Pukki juga sukses menjadi top skor sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik di kompetisi tersebut.
Saat Norwich tampil di kompetisi Premier League, para penggemar jelas menaruh harapan mereka di punggung Pukki. Dan benar saja, harapan para penggemar mampu dibayar lunas oleh pemain yang kini berusia 29 tahun itu.
Di pekan pertama, meski Norwich dihajar oleh Liverpool dengan skor 4-1, Pukki mampu sarangkan satu gol yang dicetak oleh timnya. Tak sampai disitu, “pesta” yang telah dinantikan oleh para penggemar pun tiba. Menjamu Newcastle United di pekan kedua Liga Inggris, Teemu Pukki menjadi pahlawan Norwich dalam memetik kemenangan perdana musim ini.
Norwich yang baru saja promosi mampu melibas The Magpies dengan skor 3-1. Hebatnya, tiga gol yang dicetak The Canaries lahir dari sentuhan emas Teemu Pukki. Dirinya memecah kebuntuan melalui voli cantik pada menit ke-33, sebelum melengkapi hattrick nya usai turun minum pada menit ke-63 dan 75. Sementara itu, Newcastle hanya bisa menjawab melalui gol hiburan Jonjo Shelvey di masa injury time.
Perlu diketahui, melansir dari laman resmi premier league, torehan hattrick Pukki dilaga melawan Newcastle menjadi yang pertama bagi Norwich di kompetisi Premier League setelah 26 tahun berlalu. Kali terakhir Norwich mencetak hattrick adalah saat Efan Ekoku tampil sempurna dilaga melawan Everton pada September 1993. Saat itu, Efan mampu lesatkan empat gol sekaligus ke gawang The Toffees.
Pukki sendiri hadir pertama kali di Norwich pada tahun 2018 lalu, dimana manajemen klub tidak memiliki ekpektasi apapun terhadapnya. Wajar saja, selain karena datang dengan status bebas transfer dan usia yang kala itu telah menginjak 28 tahun, “riwayat pekerjaan” nya juga terlihat biasa-biasa saja.
Di tahun 2006, Pukki memulai karier profesional dengan klub asal Finlandia bernama Kotkan Tyovaen Palloilijat. Setelahnya, baru dia memperkuat tim cadangan Sevilla selama dua musim. Saat berlabuh di Spanyol, Pukki sempat digadang-gadang sebagai penerus legenda sepakbola asal Finlandia, Jari Litmanen. Bahkan, Sevilla harus bersaing dengan klub sekelas Chelsea dan Juventus untuk datangkan Pukki.
Namun karena gagal penuhi ekspektasi klub, musim 2010/11 Pukki kembali ke Finlandia untuk memperkuat raksasa HJK Helsinki.
Catatan 13 gol di HJK membuat Schalke 04 mendatangkan Pukki pada musim panas 2011. Namun, karena gagal bersaing, Pukki menuju Celtic pada musim panas 2013. Kemalangan serupa juga menimpanya di klub berjuluk The Hoops hingga membuatnya pindah ke raksasa asal Denmark, Brondby IF.
Meski musimnya di Celtic tergolong gagal, Pukki tetap merasa senang dan mendapat banyak sekali pengalaman baru.
“Empat tahun terakhir telah banyak mengubah hidupku sebagai pemain sepak bola, terutama pengalaman di Celtic yang membantuku hingga dapat mencapai posisi saat ini,” kata Pukki. (dikutip dari 67haihail)
Bermain di Brondby, Pukki mampu temukan ketajamannya sebagai seorang penyerang. Di klub tersebut, kran golnya mengucur deras. Total, Pukki lesatkan 55 gol dalam 130 penampilannya bersama klub asal Denmark.
Kegemilangannya di Bronby membuat mantan pemandu bakat Wolves, Stuart Webber mengawasinya selama enam tahun terakhir. Webber meyakinkan pelatih kepala Norwich City, Daniel Farke, untuk memboyong pria Finlandia tersebut.
Langkah Webber terbukti benar. Pukki datang dengan segala torehan yang dicetak di Bronby dengan berhasil catatkan sejumlah prestasi mengkilap di Norwich City. Sejak saat itu, sosok Teemu Pukki begitu menjadi pujaan para penggemar. Penyerang berpostur 180 cm dianggap sebagai yang terbaik sepanjang sejarah klub.
Arsitek Norwich, Daniel Farke, menilai wajar jika fans tim yang diasuhannya sangat menyanjung Pukki. Kehadiran mantan pemain Sevilla itu telah mengubah status medioker Norwich menjadi disegani saat ini. Pasalnya, sebelum kedatangan Pukki, The Canaries selalu terjebak di papan tengah Championship selama beberapa musim. Mereka bahkan harus puas bertengger di posisi 14 pada musim 2017/2018.
Setelah namanya terus didengungkan oleh penggemar Norwich City, Pukki merasa sangat senang dan bahagia bisa menjadi bagian klub tersebut.
“Aku mendapat banyak pengalaman di beberapa klub sebelumnya. Tapi disini (Norwich) aku merasa seperti dirumah. Semua berjalan baik sampai sekarang,”
“Aku sangat menikmati masa-masa di Norwich.” ungkap Pukki. (dikutip dari Eastern Daily Press)
Menjadi salah satu striker tertajam saat ini, akankah kalimat “No Pukki No Party” terus melambung tinggi?