Vinnie Jones, pria kelahiran 5 Januari 1965 itu berkarier sebagai pesepakbola profesional dari tahun 1984 hingga 1999, sepanjang karirnya, delapan kesebelasan seperti Wimbledon, Leeds United, Chelsea, hingga Queens Park Rangers pernah ia bela.
Karier sepak bola Jones identik dengan klub Wimbledon. Prestasi paling membanggakan baginya adalah saat memenangi Piala FA bersama Wimbledon pada tahun 1988 setelah mengalahkan Liverpool lewat sebuah permainan yang keras.
Keberhasilan menjadi juara Piala FA 1988 membuat Wimbledon dijuluki media Inggris sebagai The Crazy Gang. Julukan tersebut disematkan karena Wimbledon mampu mematahkan dominasi klub-klub besar Inggris di piala FA.
Namun secara umum, julukan The Crazy Gang diberikan sebagai gambaran dari ciri permainan Wimbledon yang kala itu mengedepankan gaya permainan keras nan agresif.
Dan Vinnie Jones menjadi ikon dalam skuat The Crazy Gang pada saat itu. Maklum, Jones merupakan pemain berwatak keras, temperamen, dan tak bisa menahan emosi saat di lapangan.
Bersama Vinnie Jones, crazy gang ini berhasil membawa Wimbledon dari kasta rendah sepak bola Inggris ke puncak piala FA. Dan semua itu dilakukan dengan gaya sepak bola keras dan kadang juga kocak.
Kemudian, beberapa momen yang menunjukan bahwa Jones adalah pemain terkejam adalah saat ia pernah berbuat tidak pantas terhadap Paul Gascoigne. Hal itu terjadi pada 6 februari 1988 saat Wimbledon bertemu Newcastle United.
Vinnie Jones, salah satu ‘orang gila’ ketika itu diberi tugas khusus menjaga bintang muda Newcastle yang sedang jadi sorotan, Paul Gascoigne. Kebetulan keduanya sama-sama beroperasi di lapangan tengah.
Sepanjang laga, Gazza –panggilan Gascoigne- selalu ditempel ketat oleh Jones. Rentetan tekel serta sikutan keras harus Gazza terima sepanjang laga. Puncaknya adalah ketika tangan kiri Jones mencengkram keras bagian tengah selangkangan Paul Gascoigne. Sedangkan Gazza yang diremas ‘burung’-nya terlihat meringis kesakitan.
Vinnie Jones seorang gelandang bertahan yang terkenal karena gaya permainannya yang sangat agresif, membuatnya mendapatkan citra “pria keras” di lapangan.
Tidak hanya di dalam, bahkan di luar lapangan pun Jones merupakan pria yang keras, ia kerap berurusan dengan pihak kepolisian karena sering berkelahi di bar dan sering pulang dengan wajah lebam akibat dipukul dengan botol minuman.
Dan tidak tanggung-tanggung Jones kemudian mematahkan tangan lawan yang memukul wajahnya itu. Semua bermula hanya dari sebuah olok-olok di meja bar.
Pengakuan Jones ketika diperiksa polisi santai saja. “Ada orang yang mengolok-olok saya, lalu mereka mulai memukul wajah saya dengan botol. Wajah saya berdarah dan saya sempat kaget,” ucapnya.
Selain temperamen dan emosinya yang meluap-luap di lapangan, Jones juga kadang tak bisa menjaga ucapannya. Ia pernah diberi sanksi larangan bermain selama enam bulan oleh Federasi Sepakbola Inggris (FA) pada tahun 1992 atau saat periode keduanya di Wimbledon.
FA inggris memberikan sanksi tersebut karena Jones mengeluarkan komentar mendukung budaya kekerasan dan penggunaan permainan kotor dalam sepakbola. Komentar tersebut dikeluarkannya dalam tayangan video berjudul Soccer`s Hard Men.
Termasuk sanksi larangan bermain selama enam bulan dari FA, Vinnie Jones total telah terlibat dalam 40 kasus disiplin pada musim 1992/93. Sikap bengal Jones membuat pimpinan Wimbledon, Sam Hammam, berang bukan kepalang.
Hanya saja kemurkaan Hammam tak menggoyahkan posisi Jones yang kala itu baru saja kembali ke Wimbledon yang pada musim sebelumnya merumput bersama Chelsea dengan capaian 4 gol dari 42 pertandingan.
Pada awal tahun 1998, Jones meninggalkan Wimbeldon untuk memperkuat Queens Park Rangers. Di klub itulah pemain bengal ini akhirnya gantung sepatu.
Saat bersama QPR pula lah Jones memulai meniti karir di dunia akting, Ia yang masih terikat kontrak dengan QPR menerima tawaran sutradara Guy Ritchie, untuk bermain dalam film bergenre komedi; Lock, Stock and Two Smoking Barrells tahun 1998.
Dalam film tersebut, Jones berperan sebagai seorang penjahat. Sikap bengalnya di lapangan hijau menjadi salah satu alasan Ritchie memberikan peran penjahat kepada Jones dalam film garapannya itu.
Muka sangar Vinnie Jones tentu membawa berkah baginya. Usai pensiun dari sepakbola ia justru laris untuk menjadi tokoh antagonis alias penjahat di sejumlah film Hollywood.
Setelah debutnya dalam film Lock, Stock and Two Smoking Barrels bersama Jason Statham. Dua tahun berselang, Jones bermain lagi di dua judul film sekaligus, Gone in 60 Seconds dan Snatch.
Lewat dua film itulah karir Vinnie Jones di Holywood terbuka lebar. Karir Jones di Holywood semakin cemerlang. Tak jarang ia beradu acting dengan aktor papan atas Holywood seperti Sylvester Stalone, Nicolas Cage, John Travolta hingga Hugh Jackman.
Beberapa film yang dibintanginya pun tercatat sebagai film box office seperti X-Men (the Last Stand) atau Gone in 60 Seconds.
Sepanjang kariernya di dunia akting, Jones telah membintangi lebih dari 40 film atau serial televisi. Jones dikenal sebagai aktor spesialis peran penjahat. Mungkin karena perangainya yang temperamen dan mimik wajah yang terkesan sangar membuat Jones lebih menjiwai peran tersebut.
Jones beberapa kali mendapat nominasi dan penghargaan atas aksinya di dunia film. Tercatat, ayah dari dua orang anak ini telah memenangi tiga penghargaan sebagai aktor.
Salah satunya saat dinobatkan sebagai Best British Actor di film Snatch, di ajang Empire Awards. Dengan kesuksesan di layar lebar seperti sekarang, Vinnie Jones tampaknya dapat menyalurkan kebengelannya di tempat lain tanpa takut akan diberi kartu oleh wasit.
Kesuksesannya di dunia akting telah melampaui apa yang diraihnya di dunia sepak bola. Yang mana ketika bermain sepak bola, Jones lebih dikenal sebagai pemain yang kotor, selain itu, prestasi yang ditorehkan juga tak begitu amat banyak. Sepanjang 15 tahun karirnya berlaga di sepak bola Vinnie Jones telah memperoleh 12 kartu merah.
Nama Vinnie Jones mungkin tak setenar para pesepakbola seangkatannya di dekade 80-an hingga 90-an, seperti Marco Van Basten, Franco Baresi atau Roberto Baggio. Namun Jones mampu mencatatkan namanya sebagai pesepakbola paling unik yang pernah lahir di jagat sepakbola Inggris dan dunia.