Beberapa waktu lalu, nama Joao Felix muncul sebagai peraih penghargaan Golden Boy 2019. Trofi tersebut memang diperuntukkan bagi pemain dibawah usia 21 tahun. Felix yang memperoleh penghargaan inipun disebut sebagai pemain muda paling berbakat.
Sejauh ini, Felix berhasil menarik perhatian dunia dengan aksi-aksi indahnya di lapangan. Di usianya yang masih tergolong muda, Felix juga dianggap sebagai pemain yang telah memberikan dampak besar bagi klub yang dibelanya.
Dengan talenta yang luar biasa. Bukan tak mungkin bagi Felix untuk bersinar di masa mendatang. Namun begitu, prestasinya kini tak bisa menjadi jaminan. Tercatat, ada beberapa peraih penghargaan Golden Boy yang gagal penuhi ekpektasi. Siapa sajakah mereka? Berikut starting eleven sajikan ulasannya.
1. Mario Balotelli
Daftar pertama ada nama Mario Balotelli. Pemain berkebangsaan Italia ini sempat menjadi pembicaraan kala usianya masih muda. Balotelli dipandang sebagai pemain muda berbakat yang diprediksi menjadi bintang. Namun dalam perjalanannya, Balotelli tak pernah bisa mencapai itu semua.
Selain gagal bersinar, ia malah menjadi pemain yang kerap timbulkan hal-hal kontroversi. Balotelli sendiri pernah bermain untuk sejumlah klub termasuk Manchester City, Inter Milan, Liverpool, AC Milan, hingga Brescia. Machester City mungkin bisa menjadi musim terbaiknya dengan raihan gelar Premier League. Namun setelahnya, semua menjadi biasa-biasa saja bagi seorang Mario Balotelli.
Ia tak mampu merubah sikap dan dicap pemalas. Perilaku tidak pentingnya pun pada akhirnya menjadi faktor mengapa ia tak pernah bisa mencapai level tertinggi. Saat ini, potensi nya juga tak banyak diinginkan klub-klub Eropa.
2. Alexandre Pato
Brasil gudangnya pemain-pemain bertalenta. Satu yang sempat menjadi sorotan tentu Alexandre Pato. Pemain berjuluk Si Bebek ini memenangkan penghargaan Golden Boy setahun sebelum Mario Balotelli, atau pada 2009.
Pada tahun 2006, Pato pernah memecahkan rekor Pele sebagai pencetak gol termuda di kompetisi yang diselenggarakan FIFA. Ia mencetak gol untuk Internacional melawan Al Ahly di usia 17 tahun 102 hari.
Pato sendiri menikmati masa-masa terbaiknya bersama AC Milan. Namun setelah memenangkan gelar scudetto bersama Milan, kariernya seketika lenyap. Pato yang memiliki kecepatan luar biasa ini tumbang oleh cedera yang kerap kambuh.
Ia kemudian kembali ke Brasil pada 2013 untuk membela Corinthians. Setelahnya, Pato pergi ke Inggris untuk membela Chelsea sebelum bergabung dengan Villareal. Di tahun-tahun berikutnya, nama Pato semakin tenggelam. Ia tak benar-benar bisa kesankan penggemar.
Di tahun 2017, Pato sempat berpetualang di China sebelum akhirnya kembali ke Brasil untuk bergabung degan Sao Paolo.
3. Anderson
Pasca mendapat penghargaan Golden Boy pada 2008 silam, karier Anderson langsung menukik tajam. Ia bahkan dijuluki sebagai The Next Freddy Adu.
Memulai karier bersama Gremio, Anderson tampil begitu sempurna. Ia kemudian pindah ke FC Porto pada tahun 2006. Setelah hanya semusim membela raksasa Portugal, Anderson putuskan hengkang ke Manchester United. Saat itu, MU dikabarkan rela merogoh kocek hingga 30 juta euro atau setara 466 milliar rupiah hanya untuk memboyong pemuda asal Brasil ini.
Diawal-awal karier bersama Setan Merah, Anderson bermain cukup konsisten. Namun cedera memaksa Anderson tampil buruk. Pasca peralihan manajer MU ke tangan David Moyes, Anderson dikirim ke Fiorentina dengan status pinjaman. Pada tahun 2015, ia kembali ke Brasil untuk membela Internacional.
Lalu, kariernya ditutup pada usianya 31 tahun setelah terakhir membela klub Turki, Adana Demirspor.