Raheem Sterling menjadi satu dari sekian nama bintang yang menghiasi skuat Manchester City. Keputusannya untuk pergi ke Etihad Stadium dirasa tepat. Kemampuannya semakin meningkat dan ia berhasil mengangkat trofi juara.
Namun mengapa Sterling justru disebut sebagai pemain yang begitu dibenci oleh publik Inggris?
Hal itu bermula saat dirinya pindah ke Manchester City. Ya, ada sisi lain dibalik kesuksesan Sterling di kubu The Citizen. Setelah kerap kali dikaitkan dengan The Citizen, klub kaya raya itu akhirnya resmi memboyong Sterling dengan biaya yang mencapai 1 triliun rupiah. Di Etihad Stadium, Sterling menandatangani kontrak selama lima tahun dan kabarnya menerima bayaran 200 ribu poundsterling per pekan.
Para penggemar Liverpool yang ditinggal bakat luar biasanya merasa dikecewakan dan dihianati. Akibatnya, Sterling selalu disoraki saat tampil di stadion Anfield.
Berbagai ucapan dan komentar pedas kerap tertuju padanya, apalagi saat ia sedang membawa bola.
Setelah sempat dihina dan dicaci oleh para penggemar The Reds, Sterling akhirnya mengakui bahwa perpisahannya dengan sang mantan terbilang kurang baik.
“Aku sedikit kecewa dengan caraku meninggalkan klub. Itulah masalah utama yang aku alami dalam situasi ini. Cara bagaimana aku pergi dari Liverpool,”
“Aku memiliki hubungan baik dengan semua pihak di klub, manajer, para pemain dan aku berharap mereka bisa sukses di musim baru. Namun apa yang ada dalam pikiranku adalah kecewa karena perpisahanku tak berakhir dengan sempurna.”
Alasan selanjutnya mengapa penggawa Manchester City ini dibenci adalah karena terlalu banyak berita kontroversi yang mencatut namanya. Salah satunya adalah ketika Sterling dituduh melakukan penganiayaan terhadap mantan pacarnya.
Lalu yang tak kalah mencuat adalah tentang tato sebuah senapan yang berada di kakinya. Tato tersebut terajah di kaki kanan Sterling yang muncul pada sesi latihan timnas Inggris jelang Piala Dunia 2018.
Melihat tato yang dianggap tak pantas itu, salah satu aktivis komunitas anti-senjata meminta Sterling untuk keluar dari skuat The Three Lions.
Padahal ada kisah pilu dibalik tato tersebut. Sterling mengaku bahwa tato itu dibuat untuk mengenang sang ayah. Ketika usianya masih dua tahun, dia sudah jadi yatim setelah ayahnya tewas karena senjata api, yang kemudian diabadikan lewat tato bergambar senapan pada betisnya.
“Ketika aku berusia dua tahun, ayahku meninggal karena tertembak. Aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku tak akan pernah menyentuh pistol seumur hidup,”
“Aku menembak dengan kaki kanan, jadi ini memiliki arti yang sangat mendalam meski masih belum sepenuhnya selesai.”
Selain berita kontroversi diluar lapangan, tingkah Sterling saat sedang berlaga juga kerap mengundang perhatian. Ia beberapa kali dituduh melakukan diving hingga merugikan tim lawan.
Kemudian, alasan paling menyakitkan mengapa Sterling dibenci adalah karena ia memiliki kulit yang berbeda dengan rakyat Inggris lainnya.
Sterling memang pemain yang punya keturunan Jamaika. Ketika itu, dia memilih ikut sang ibu yang pindah ke London untuk menempuh studi.
Pada awal-awal kedatangannya di Inggris, Sterling memang sudah merasakan berbagai perbedaan. Perbedaan warna kulit itu akhirnya mendapat perlakuan tak pantas dari para penggemar Chelsea.
Kemenangan mengejutkan Chelsea atas Manchester City lewat skor 2-0 dalam ajang Liga Primer Inggris, dinodai oleh dugaan tindak rasisme oknum suporternya.
Sebuah video viral di media sosial, tatkala beberapa suporter Chelsea menyerang Raheem Sterling secara verbal kala mengambil lemparan ke dalam. Ejekan yang datang diduga kuat mengandung unsur rasisme.
Meski termasuk kedalam pemain yang sangat dibenci oleh publik Inggris, Sterling tetap layak mendapat cinta. Perlu diketahui, Dia merupakan salah satu pesepakbola Inggris yang aktif dalam kegiatan sosial. Saat mendengar insiden kebakaran di Apartemen Greenfell yang menewaskan 17 jiwa, Sterling bersimpati dan memberikan bantuan berupa donasi.
Selain itu, ia juga vokal dalam menyuarakan gerakan anti rasis dalam dunia sepakbola.
Untuk penampilannya diatas lapangan, Sterling juga pantas dianggap sebagai salah satu pemain terbaik. Seperti dilansir BBC, Sterling mengalami banyak perkembangan saat ditangani Guardiola.
Dibawah asuhan pelatih asal Spanyol itu, Sterling memiliki rataan lebih dari 3000 menit main untuk tiap musimnya. Di musim ini saja, dirinya sudah bermain sebanyak 3.467 menit dan berhasil mencetak 17 gol di kompetisi Premier League.