John Stones lahir pada tanggal 28 mei 1994 di Barnsley, Inggris. Ia dilahirkan dari pasangan Peter Stones dan Janet Stones. Stones dibesarkan oleh orang tuanya dengan baik di desa bernama Thurlstone, tempat di mana ia tumbuh menjadi anak yang menjanjikan.
Stones dikenal teman-temannya di sekolah sebagai anak yang pendiam dan hobi olahraga. Di sekolahnya, ia gemar bermain Golf sebelum beralih ke sepak bola. Menggilai si kulit bundar, ia lalu bergabung dengan tim muda Barnsley FC.
Perlu diketahui pula bahwa Stones kecil merupakan penggemar Man United, ia awalnya bermain sebagai bek kanan sebelum akhirnya beralih ke bek tengah di usia 8 tahun.
Stones berdedikasi untuk membuat kemajuan di lapangan hijau, namun ia tidak melupakan untuk mencintai dan berperan sebagai penghibur teman-temannya selama di ruang ganti. Namun, ia ternyata tidak terlalu lucu, justru hiburannya terkesan garing.
Memang, Stones merupakan pribadi yang dikenal sarkastik dan sulit diajak bercanda. Ketika ia mengeluarkan lelucon pun, nada dan mimiknya terlihat datar, sehingga orang-orang disekitarnya sering merasa terganggu dengan lelucon yang ia keluarkan.
Kembali ke sepak bola, Stones mengalami masalah untuk menuju ke level yang lebih senior. Saat usianya 15 tahun,perkembangan tubuhnya sangat lamban. Kondisi fisiknya kala itu tidak memperlihatkan bahwa ia akan menjadi salah satu pemain belakang paling hebat di Inggris.
Bahkan, di usia 15 tahun, Stones masih berlatih dengan tim U-14 Barnsley. Pun saat ia masuk ke jenjang lebih tinggi, yaitu U-18. Tubuhnya dianggap tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai bek handal di masa mendatang.
Barulah ketika tinggi badannya mencapai 188 cm, Mark Button, pelatih kepala di Akademi tersebut, tempat dimana Stones mendapatkan beasiswa sepakbola, melihat adanya potensi luar biasa dalam diri Stones.
Perkembangan yang dicapai Stones berbuah hasil, pada november 2011, Stones menandatangani kontrak profesionalnya dengan Barnsley.
Tiga bulan kemudian, ia melakukan debut tim utama pada ajang Divisi Championship, ia bermain menggantikan Scott Wiseman di babak kedua. Pada laga itu timnya kalah 0-4 dari Reading.
Pada 11 agustus, ia tampil sejak menit awal dan mencetak gol untuk Barnsley saat timnya meraih kemenangan via adu penalti dikandang Rochdale pada ajang Piala Liga. Seminggu kemudian, ia tampil dalam kemenangan 1-0 melawan Middlesbrough. Musim 2012/13 dilalui Stones dengan 26 penampilan dan mencetak satu gol.
Tidak lama bagi Stones untuk menunjukan bakatnya menjaga lini belakang. Musim panas 2013, ia kemudian dibeli oleh Everton seharga 3 juta Euro. Ia melakukan debutnya melawan Stevenage di putaran kedua Piala Liga pada 28 Agustus 2013, menang 2-1 setelah perpanjangan waktu di Goodison Park.
Sekitar dua minggu kemudian, Stones melakukan laga pertamanya di liga primer saat hadapi Chelsea, di mana timnya menang 1-0. Pada 1 Januari 2014, ia tampil untuk kali pertama sebagai starter dalam ajang liga primer melawan Stoke City. 26 penampilan dijalaninya bersama Everton pada musim perdananya.
Pada 7 agustus 2014, Stones memperpanjang kontraknya di Everton selama lima tahun. Bulan Oktober, ia menderita cedera yang membuatnya harus absen selama 3 bulan. Meski cedera, ia terdaftar di antara nominasi Golden Boy Award 2014 bersama sesama pemain sayap Everton Gerard Deulofeu dan sesama pemain timnas Inggris Calum Chambers , Luke Shaw dan Raheem Sterling yang akhirnya jadi pemenang.
Pada April 2015, Stones mencetak gol perdananya di Premier League saat Everton mengalahkan Manchester United 3-0 di Goodison Park.
Pada Musim panas 2015, ia sempat mendapat 3 kali tawaran dari Chelsea, namun semuanya ditolak oleh kubu Everton. Musim 2014/15 ia membuat satu gol dari 28 penampilan di semua kompetisi.
Berkat performa apik dan kemampuan bertahannya yang sangat baik, di musim selanjutnya Stones menjadi pemain yang tak tergantikan di lini belakang Everton. Ia tampil dalam 41 pertandingan yang dijalani Everton di musim 2015/16.
Saat masih di Everton, Stones pernah meninggalkan rumahnya setelah ia menjadi sasaran amukan oleh penggemar Everton, Para fans menganggap Stones akan mengkhianati klub dengan memintanya untuk dijual ke Man City.
Akhirnya, insiden buruk itu terjadi dalam suatu pertandingan, saat Stones berjalan dilorong stadion Goodison Park. Penganiayaan itu dikabarkan berlanjut ke rumahnya di Widness, Chasire. Hal itu memaksanya untuk pergi dan tinggal di hotel.
Pada akhirnya Stones pun membuat keputusan untuk hengkang di musim panas 2016, di sisi lain Man City tertarik untuk memboyongnya, The Citizen bahkan rela mengeluarkan uang sebanyak 47,5 juta paun atau sekitar Rp 810 Miliar dan menjadikannya bek termahal kedua sepanjang sejarah.
Stones melakukan debut kompetitif untuk Man City dalam pertandingan tandang kontra Sunderland. Pada 14 september 2016, ia lakukan debut di liga champions dalam kemenangan 4-0 atas Borrusia Monchengladbach.
Pada 6 januari 2017, ia mencetak gol pertamanya untuk Man City. Ketika golnya melengkapi penderitaan West Ham di Upton Park pada ajang piala liga. Ia kembali mencatatkan namanya di papan skor pada Ajang Liga Champions kontra AS Monaco.
Torehan 2 gol dari 41 laga menjadi pencapaiannya bersama Manchester Biru di musim pertamanya. Namun penampilannya banyak menuai kritik dari media-media lokal. Di musim selanjutnya, ia hanya tampil sebanyak 28 kali, tapi capaian golnya meningkat menjadi tiga.
Musim berikutnya performanya jauh lebih baik. Selama waktu tiga tahun lebih, ia sudah mengoleksi 6 trofi bersama Man City, termasuk dua gelar premier League.
Di pentas Internasional, Stones masuk timnas Inggris U19, U20 dan U21 sebelum membuat debut di timnas senior pada 30 Mei 2014 saat kemenangan telak 3-0 atas Peru di stadion Wembley. Dua tahun berselang, ia dibawa pelatih Roy Hodgson untuk piala eropa 2016. Sayang ia tak bermain sama sekali.
Usaha dan kerja keras Stones menemukan hasil yang lebih positif di tahun 2018. Di tahun itu, ia menjadi andalan Inggris yang berlaga di piala dunia dan mampu finis di peringkat keempat, Stones sendiri berhasil mencetak 2 gol dari 7 pertandingan. Ia kemudian tampil membela The Three Lions di kompetisi UEFA Nations League.
Pemain yang dikenal santun ini memiliki seorang kekasih bernama Milie, keduanya telah bersama sejak dibangku SMA. Stones bahkan sudah membeli rumah dengan enam kamar di daerah Chesire, sebuah tanda bahwa ia akan selamanya hidup bersama Milie.
Meski begitu, Stones pernah terlibat perselingkuhan dengan wanita bernama Jessica ketika keduanya saling pandang di sebuah restoran. Namun perselingkuhan itu berakhir setelah Jessica mengetahui bahwa Stones masih menjadi kekasih Milie. Untuk menggambarkan kecintaannya pada Milie, Stones membuat tatto wajah pacarnya di lengan kirinya.
Kini John Stones telah dikenal sebagai bek tengah terbaik Inggris bahkan di eropa. Usianya masih 25 tahun, sebuah usia emas pesepak bola. Bukan tak mungkin ia akan menjadi jadi pemain besar di kemudian hari.