Lucas Rodrigues Moura Da Silva lahir pada 3 agustus 1992 di Sao Paolo, Brasil. Ia dilahirkan dari pasangan Jorge Rodrigues dan Maria De Fatima. Meski ibunya seorang Muslim yang berprofesi sebagai perias rambut. Moura lahir dan dibesarkan dari latar belakang Katholik.
Lucas Moura mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Thiago Moura yang dua tahun lebih tua darinya.
Pada usia 3 tahun, Moura didaftarkan oleh orang tuanya untuk menempuh pendidikan dasar. Saat itu, Moura juga sudah tertarik untuk bermain sepakbola. Menurut penuturan ibunya, saat kandungan masih berusia 3 bulan, Moura sudah menendang-nendang diperutnya. Saat itulah, Fatima tahun seorang pesepakbola Brasil akan datang ke dunia.
Saat berusia 5 tahun, ia sudah bergabung dengan sekolah sepakbola Marcelinho Carioca. Disana Moura berlatih selama enam bulan. Orang tuanya mendukung penuh karir Moura. Guna menambah pengalaman, Moura dibawa oleh orang tuanya untuk bermain sepakbola dalam ruangan di sebuah klub bernama Clube santa maria.
Waktu itu, banyak pemain lain yang memiliki nama yang sama dengannya, Oleh sebab itu, Moura mendapat panggilan baru yaitu Marcelinho karena kemiripan gaya main dengan dengan mantan pemain Corinthians tersebut.
Di Clube santa maria, Moura bertemu dengan seorang pelatih bernama Dirceu Gabriel Couto, yang ia anggap sebagai orang penting dalam hidupnya. Gabriel adalah mentor dan pelatih pertama Moura. Pada usia enam tahun Moura membantu timnya merebut trofi turnamen sepakbola.
Bersama Clube santa maria, Moura menimba ilmu selama satu setengah tahun. Di usianya yang ke 7 tahun, Moura diundang untuk menjalani trial dengan Juventus (Bukan Turin) tim sepakbola dari Mooca, sebuah distrik di Sao Paolo.
Bermain selama dua tahun di klub tersebut, Moura tampil cukup apik dan membantu timnya meraih sebuah gelar. Keberhasilan ini membuat banyak pemandu bakat meliriknya, pada usia 10 tahun Moura bergabung dengan akademi Corinthians.
Saat itu, Moura mengalami kondisi kehidupan yang keras sehubungan dengan rutinitas harian di klubnya dan kehidupan pribadinya. Di pagi hari Moura harus berangkat sekolah sedangkan pada sorenya harus berlatih dengan klub.
Dengan itu, hidupnya menjadi rumit, ia harus bolak balik pergi dari rumah ke tempat latihan setiap hari dengan menggunakan bus atau kereta bawah tanah. Tentu saja hal ini membuat energinya cukup terkuras.
Orang tuanya tidak menyukai kehidupan seperti itu yang dialami Moura karena takut anaknya itu akan mengalami penurunan prestasi baik di sekolah atau di klubnya. Orang tuanya sadar bahwa Moura adalah anak yang lemah dan harus mendapatkan perhatian khusus.
Orang tua Moura akhirnya berbagi peran, ibunya mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan urusan pendidikan, sedangkan ayahnya mengurusi segala hal yang berhubungan dengan sepakbola.
Hubungannya dengan klub Corinthians semakin rumit saat orangtuanya meminta pihak klub untuk mendatangkan ahli gizi supaya dapat membentuk masa otot Moura. Orangtuanya juga meminta sebuah asrama untuk tempat tinggal Moura namun pihak klub enggan mengabulkan kedua keinginan tersebut. Merasa dikecewakan, orang tuanya akhirnya menarik Moura dari klub.
Setelah lepas dari Corinthians, Moura diminati oleh FC Sao Paolo. Pihak klub pun menghubungi Jorge (ayah Moura) untuk mengajak anaknya, yakni Lucas Moura menjalani latihan.
Melihat segala fasilitas yang ditawarkan oleh Sao paolo, orang tuanya setuju untuk membawa Moura ke kesana. Saat bergabung dengan akademi Sao Paolo,usianya adalah 13 tahun. Tidak seperti di Corinthians, Moura merasakan banyak hal baru saat di Sao Paolo, baik dari segi fasilitas, manajemen klub dan cara berlatih yang memungkinkannya untuk berkembang sangat besar.
Dan benar saja, Moura berkembang pesat di akademi tersebut. Sao Paolo telah memberikan banyak kenyamanan tentang apa yang dibutuhkan oleh Moura, klub tersebut juga memberikan perhatian khusus mengenai pendidikan yang dijalani Moura.
Pada tahun 2010, Moura mengalami puncak karirnya sebagai pesepakbola muda ketika ia meraih gelar juara ajang Copa Sao Paolo De Futbol Junior. Sejak saat itu, Moura bosan dipanggil dengan sebutan “Marcelinho”, dan meminta teman-temannya untuk memanggilnya ‘Lucas’.
Masih di tahun yang sama, Moura dipromosikan ke tim utama Sao Paolo, tahun debutnya bersama tim utama dilalui dengan torehan 4 gol dari 25 laga. Pada tahun berikutnya, Moura berhasil cetal 13 gol dari 43 pertandingan di semua kompetisi.
Penampilan gemilangnya di level klub membuat dirinya di panggil untuk memperkuat tim nasional Brasil u-20 di ajang copa america 2011. Bersama Neymar, Moura adalah pemain kunci yang mampu membawa samba raih trofi di ajang tersebut.
Pada tahun berikutnya, Moura berpartisipasi membela Brasil diajang olimpiade musim panas yang dihelat di London. Meski melaju ke final, mereka harus telan kekalahan dari Meksiko. Di tahun 2012 Moura juga persembahkan trofi Copa Sudamericana untuk Sao Paolo.
Pasca perhelatan olimpiade, Moura menandatangani kontrak dengan PSG, sinar terangnya saat itu juga dilirik oleh Inter Milan dan MU, namun klub asal Prancis lah yang berhasil dapatkan jasa Moura.
Debut Moura bersama PSG terjadi pada 11 januari 2013 melawan AC Ajjacio, satu bulan berselang Moura lakukan debutnya di Liga Champions. Sedangkan Gol pertamanya untuk PSG tercipta saat hadapi Bordeaux.
Sejak musim 2013/14, Moura selalu menjadi pilihan utama PSG untuk mengisi tempat sebagai pemain sayap ataupun playmaker. Di musim itu Moura berhasil cetak 5 gol dari 53 penampilan. Di musim berikutnya jumlah golnya selalu meningkat.
Tercatat selama enam musim membela Les Perrisien, Moura berhasil bukukan 46 gol dari 230 pertandingan di semua kompetisi. Total ia meraih 16 trofi bersama klub ibukota Prancis tersebut, dengan empat diantaranya adalah gelar Ligue 1.
Pada 31 Januari 2018, Moura menandatangani kontrak dengan Tottenham Hotspur hingga 2023 dengan biaya transfer sekitar 25 juta paun atau Rp 425 Miliar. Dua minggu kemudian, ia melakukan debutnya di Liga Champions eropa melawan Juventus sebagai pemain pengganti.
Sedangkan pada 18 februari 2018, Moura masuk ke lapangan sejak menit awal untuk pertama kalinya bersama Spurs, di ajang Piala FA melawan Rochdale yang berakhir 2-2. Dalam laga itu, ia juga persembahkan gol pertamanya.
Gol pertamanya di Liga Premier terjadi pada 18 Agustus 2018 dalam kemenangan 3-1 Spurs atas Fulham. Pada pertandingan berikutnya, Moura mencetak dua gol melawan Manchester United ketika Tottenham menang 3-0 di Old Trafford. Atas penampilan apiknya, ia dianugrahi ‘Premier League Player Of The Month’.
Pada musim 2018/19, tidak hanya di liga primer, penampilan memukau Moura juga dipertunjukan di Liga Champions Eropa. Di kompetisi tersebut, Moura mampu lesakan total 5 gol dari 12 pertandingan. Tiga gol diantaranya ia ciptakan e gawang Ajax Amsterdam dalam leg kedua babak semifinal yang sekaligus membawa Spurs melenggang ke partai final.
Namun, Moura gagal membantu Spurs untuk mengalahkan Liverpool di Wanda Metropolitano. Meski begitu ia tetap masuk ke susunan terbaik Liga Champions. Secara keseluruhan, Moura mampu catatkan 15 gol dari 49 laga di semua kompetisi pada musim itu.
Di pentas Internasional, Moura lakukan debut bersama Brasil pada 27 maret 2011 melawan Skotlandia pada ajang uji coba. Tiga bulan kemudian ia bermain di Copa America. Hingga kini, Moura telah torehkan 35 laga dengan mencetak 4 gol untuk timnas senior Brasil.
Dalam kehidupan pribadinya, Lucas Moura menikahi Larisa Saad pada tahun 2016. Larisa merupakan seorang administrator bisnis dan model top asal Brasil. Pernikahan keduanya dihadiri beberapa teman-temannya, seperti Marquinhos, Kaka dan Nene.
Itulah Biografi Lucas Moura, salah satu talenta terbaik yang dimiliki Brasil.