Raphael Xavier Varane lahir pada 25 april 1993 di Lille, Prancis. Varane adalah warisan Martiniquais melalui ayahnya, Gaston, yang berasal dari Le Morne-Rouge, sementara ibunya, Annie, dibesarkan di Saint-Amand-les-Eaux.
Sang ayah lah yang pertama kali memperkenalkan olahraga sepak bola kepadanya. Sejak usia dini, Varane selalu menemani ayahnya bermain di tim sepak bola daerahnya. Ketika pulang sang ayah akan mengajarinya bagaimana menendang bola yang baik.
Bagi sang ayah, bermain sepak bola adalah hasratnya, sang ayah ingin Varane mengikuti jejaknya untuk mencintai dan memahami permainan sepak bola.
Varane sempat mencicipi bermain Rugby namun setelah percobaan pertamanya ia merasa bahwa Rugby bukanlah permainan yang menyenangkan. Varane lalu terus fokus untuk bermain sepakbola. Ia tidak pernah berhenti bermain sepak bola di rumahnya.
Ia sering memuji ayahnya karena saking akrabnya dengan dunia si kulit bundar, berkat didikan ayahnya pula, Varane akhirnya menandatangani perjanjian di klub pertamanya AS Hellemes pada usia tujuh tahun.
Setelah menghabiskan dua tahun di klub pertamanya, pada juli tahun 2002 ia bergabung dengan klub profesional, RC Lens. Varane dengan cepat naik ke peringkat pemuda klub. Pada musim 2008/09, bersama rekan satu timnya Thorgan Hazard dan Geoffrey Kondogbia, ia bermain di tim Lens U-16 yang memenangkan Championnat National des 16 ans .
Pada musim berikutnya, Varane dipromosikan ke tim U-19, meskipun dua tahun lebih muda dari beberapa rekan satu timnya. Menjelang musim 2010/11 , Varane menandatangani kontrak profesional pertamanya.
Varane kemudian dipromosikan ke tim kedua yang bermain di liga amatir Championnat de France. Ia melakukan debut amatirnya di pertandingan liga melawan Drancy dengan kemenangan 2-0.
Oktober 2010, Varane dipanggil oleh manajer Jean-Guy Wallemme untuk berlatih bersama tim senior Lens jelang laga menghadapi Montpellier. Ia berlatih selama satu minggu, dan karena cedera yang dialami oleh rekannya, Varane kemudian di tunjuk untuk menjadi pilihan utama dalam laga tersebut sekaligus sebagai debutnya bersama tim utama Lens.
Pada 8 Mei 2011, Varane mencetak gol profesional pertamanya dalam laga yang berakhir 1–1 melawan Caen. Dua minggu kemudian, ia menjadi kapten Lens saat kalah 1-0 dari Arles-Avignon. Di musim itu, Secara total ia tampil dalam 24 pertandingan.
Juni 2011, zinedine zidane yang saat itu menjabat sebagai penasihat Real Madrid menelepon Varane untuk menawarinya bermain di Real Madrid, namun saat itu Varane sedang fokus untuk menghadapi ujian sekolah dan meminta zidane untuk menelponnya kembali setelah ujian sekolah selesai.
Lalu pada akhirnya Varane resmi bergabung dengan Real Madrid, ia ditugaskan dengan jersey nomor 19 dan membuat debutnya di pertandingan pra-musim melawan Los Angeles Galaxy dalam ajang World Football Challenge 2011.
Selama masa pra musim, Varane hanya absen dalam satu pertandingan, ia kemudian melakoni laga kompetitifnya saat melawan Racing Santander di La Liga, yang mana El Real menang 2-1. Varane kala itu berduet dengan Carvalho sebagai bek tengah.
Dalam pertandingan liga berikutnya, Varane kembali jadi starter dan ia pun mencetak gol pertamanya untuk Madrid dalam laga kontra Rayo Vallecano. Gol Varane menjadikannya pemain asing termuda yakni 18 tahun dan 152 hari yang mencetak gol dalam pertandingan kompetitif Real Madrid.
Pada 27 September 2011, Varane tampil untuk pertama kalinya di kompetisi prestis, Liga Champions eropa dalam kemenangan 3-0 atas klub Belanda Ajax Amsterdam di penyisihan grup. Musim pertamanya bersama Los Blancos di lalui dengan cukup sulit, ia hanya menorehkan 15 penampilan dan membukukan 2 gol.
Meski begitu, performa cemerlang di musim debutnya membuat Varane rutin mengisi pos bek Real Madrid di musim-musim selanjutnya. Ia berpindah nomor jersey dari 19 ke nomor 2.
Pada 30 Januari 2013, Varane melakukan debut El Clásico melawan Barcelona di ajang Copa del Rey 2012/13 . Ia menghentikan beberapa upaya berbahaya dari pemain Barcelona, ​​termasuk tembakan dari Xavi yang ia halau dari garis gawang.
Varane menyempurnakan penampilannya dengan sebuah gol sundulan yang membuat laga berakhir 1-1. Ia juga menjadi pemain asing termuda kedua yang mencetak gol bagi Real Madrid dalam pertandingan Clásico. Pada leg kedua di Camp Nou, Varane kembali mencetak gol ketiga dan mengantarkan Madrid menang 3-1.
Pada april 2013, Varane dinobatkan oleh media ternama, Marca sebagai ‘sebelas pemain asing terbaik dalam sejarah Real Madrid’. Musim keduanya di Spanyol dilalui dengan 33 penampilan.
Di musim berikutnya, Varane lebih sering berkutat dengan cedera, akibatnya ia hanya menyelesaikan musim dengan 23 penampilan. Termasuk saat bermain selama 120 menit dalam final liga champions melawan Atletico Madrid, di akhir laga Varane berselebrasi dengan menendang bola ke arah pelatih Atletico, Diego Simeone.
Sontak saja hal itu membuat pelatih asal Argentina itu geram dan menendang balik bola ke arah Varane. Simeone ikut berlari ke dalam lapangan untuk menghampiri Varane. Untungnya Simeone dan Varane langsung dipisahkan oleh staf kepelatihan dan para pemain yang melihat kejadian tersebut.
Pada 18 September 2014, Varane menandatangani kontrak baru selama enam tahun yang akan membuatnya tetap di Real Madrid hingga 2020. Penampilannya dari musim ke musim semakin menunjukan kematangan bahwa dirinya layak dianggap sebagai salah satu bek papan atas dunia.
Varane kembali membantu Real Madrid merajai eropa pada musim 2015/16, saat El Real mengalahkan Atletico.
Pada musim selanjutnya, Varane mencetak total 4 gol yang merupakan terbanyak dalam karirnya. Ia juga turut serta berkontribusi dalam mengantarkan Los Galacticos meraih Liga Champions dan gelar La liga.
Pada dua musim berikutnya, perannya sebagai bek sentral El Real tak terhentikan, dari musim 2017/18 hingga 2018/19 Varane bermain dalam 87 pertandingan di semua ajang dan mencetak 2 gol.
Sampai dengan saat ini, Varane telah delapan musim membela Real Madrid, total 16 trofi pun berhasil ia dapatkan, diantaranya adalah 2 titel La Liga, 4 trofi liga champions dan 4 gelar piala dunia klub serta beberapa trofi lain.
Dalam pentas Internasional, Varane membela tim nasional Prancis dalam beberapa pertandingan di kelompok umur. Ia lalu melakukan debut bersama tim senior pada 22 Maret 2013 di kualifikasi Piala Dunia melawan Georgia, yang mana Prancis menang 3-1.
Tahun berikutnya, Varane menjadi andalan Prancis di ajang Piala Dunia Brasil. Penampilan apiknya membuat namanya masuk nominasi 3 besar sebagai pemain muda terbaik turnamen.
Pada 14 Oktober 2014, Varane menjadi pemain termuda yang menjadi kapten Prancis ketika ia mengambil alih dari Blaise Matuidi di babak pertama pertandingan lawan Armenia. Ia lalu menjadi kapten di laga berikutnya dan berhasil cetak gol pertamanya untuk Prancis.
Varane absen di piala eropa 2016 karena cedera, ia kemudian menjadi tulang punggung Les Bleus saat tampil sebagai yang terbaik di piala dunia 2018. Bermain dalam 7 pertandingan dan mencetak 1 gol, posisinya saat itu benar-benar tak tergantikan.
Dalam silsilah keluarga, Varane memiliki dua saudara kandung bernama Anthony dan Jonathan. Kakaknya, Anthony merupakan pesepak bola yang pensiun dini karena cedera. Sementara Jonathan juga merupakan pesepak bola.
Suami dari Camille Tytgat serta ayah dari seorang putra bernama Ruben ini terus menunjukan konsistensi permainan bersama Real Madrid. Bukan tidak mungkin suatu saat Varane akan dinobatkan sebagai bek terbaik dunia.