Saul Niguez Esclapez lahir pada 21 November 1994 di Elche, Spanyol. Ia merupakan putra dari pasangan Jose Antonio Niguez dan Pilar Esclapez. Saul Niguez merupakan pria sederhana. Ia mengaku jika kedua orang tuanya sering memintanya untuk menjadi anak yang baik dan tidak banyak bergaya.
Keluarga Saul merupakan kelas menengah yang berasal dari komunitas otonom Valencia di Spanyol, suku tersebut berbicara bahasa lokal dan 4,9 juta penduduknya merupakan kelompok etnis terpadat keempat setelah Andalusia, Catalonia dan Madrid.
Saul berasal dari keluarga sepak bola, Ayahnya, Jose merupakan mantan pesepak bola yang pernah memperkuat Elche, klub kampung halamannya. Setelah pensiun dari sepak bola, Jose sangat berharap putra-putranya dapat meneruskan warisannya sebagai pesepak bola.
Sejak kecil, Saul sudah sangat tertarik dengan sepak bola. Di antara saudara-saudaranya yang lain ia merupakan anak yang paling ambisius dan sangat kompetitif.
Kemudian, sang ayah yang mengetahui bakatnya langsung mengirim Saul ke akademi Elche. Di klub asal kampung halamannya itu, kemampuan Saul berkembang pesat. Ia berhasil masuk ke kelompok yang lebih tua darinya dan diberi tugas menjadi kapten tim.
Menjadi yang paling menonjol di akademinya, Saul mendapat tawaran dari Real Madrid. Tepat pada tahun 2006, Saul resmi berseragam Los Blancos. Namun mendapat kesempatan berlatih di klub sebesar Real Madrid nyatanya tak memberi pengalaman luar biasa bagi Saul.
Dirinya justru mendapat pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya. Selama waktu di Akademi Madrid, Saul mendapat perlakuan tak semestinya dari rekan setimnya di akademi.
Ia merasa tak dihargai dan sering mendapat perlakuan yang disebut sebagai penindasan. Tak hanya soal sepatu dan makanannya yang dicuri, Saul juga pernah dijebak oleh teman-temannya.
Saat itu, seseorang menulis surat, menandatangani dengan namanya dan mengirimkan kepada pelatih. Setelah ditanya, Saul mengaku jika ia tidak pernah memiliki alasan untuk melakukan itu.
Karena mendapat perlakuan yang buruk, Saul berkonsultasi dengan keluarganya dan beberapa teman kecilnya. Tepat pada 2008, ia memutuskan untuk meninggalkan Real Madrid dan pindah ke Atletico Madrid.
Bersama sang rival inilah, kemampuannya berkembang dengan baik. Di sana ia juga mendapat perlakuan yang sangat baik dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Terus berlatih keras dan berjuang tanpa henti, ia lalu mencatatkan debutnya di tim utama Atletico pada usia 17 tahun, tepatnya musim 2011/12 saat masuk sebagai pemain pengganti dalam pertandingan liga eropa melawan Besiktas.
Saúl kemudian melakukan debutnya di La Liga pada 21 April 2013, bermain dua menit dalam kemenangan 1-0 di Sevilla FC setelah menggantikan sesama lulusan muda Koke. Lagi dari bangku cadangan, Saul main dalam pertandingan liga kedua dengan tim utama melawan Deportivo La Coruña dua minggu kemudian.
Sebelum menjadi andalan di tim utama Atletico dibawah asuhan Diego Simeone, Saul terlebih dulu dipinjamkan ke Rayo Vallecano pada musim 2013/14. Dibawah arahan Paco Jemez, Saul tumbuh menjadi gelandang tangguh. Ia membukukan 2 gol dari 37 penampilan.
Pasca kepulangannya ke Atletico, Saul mendapat banyak pujian dan terus memberi kontribusi besar bagi tim yang bermarkas di Wanda Metropolitano. Ia bahkan menjadi pemain penting kala Atletico sukses menghajar Real Madrid dengan skor 4-0 di La Liga.
Meski terus tampil gemilang, Saul mengaku jika ia pernah menahan sakit parah selama kurang lebih dua tahun. Hal itu dilakukan demi bisa terus mendapat tempat di Atletico. Saat itu, Saul mengalami masalah pada ginjalnya setelah berbenturan dengan pemain lawan di laga kontra Bayer Leverkusen dalam ajang Liga Champions musim 2014/15.
Setelah kembali ke ruang ganti, Saul merasa pusing, muntah muntah dan kondisinya sangat lemah. Ia pun lalu dilarikan ke rumah sakit. Setelah menjalani perawatan, Saul mengungkap bahwa ia mengalami kesulitan buang air kecil. Dirinya juga berujar, seusai latihan dan bertanding ia kerap kencing darah.
Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus maju. Pada 2016, Saul sempat diminati dua raksasa Inggris, Arsenal dan Man United, namun Atletico enggan untuk melepas pemain mudanya tersebut.
Bersama Atletico, Saul terus melanjutkan perjuangannya hingga sukses menyumbangkan gelar Liga Eropa, Piala Super Spanyol, dan yang terbaru adalah Piala Super Eropa 2018 setelah berhasil menumbangkan perlawanan Real Madrid.
Pada 1 Juli 2017, Saúl sempat menandatangani kontrak barunya selama sembilan tahun. Dalam lima musim awal menjadi pemain inti tim utama Atletico Madrid,yakni sejak 2014/15 hingga akhir musim 2018/19 Saul telah membukukan 237 penampilan dan menorehkan 34 gol. Pada 18 Agustus 2019, Ia menjalani pertandingan ke 250 nya bersama Atletico Madrid dalam kemenangan atas Getafe CF.
Pada pentas Internasional, Saul telah memperkuat Spanyol sejak di level u-16 pada 2009. Setelah itu ia berturut-turut menjadi langganan La Furia Roja di semua kelompok umur. Segenap prestasi pun ia raih, Runner up piala eropa u-17 tahun 2010, kemudian menjadi juara dua tahun kemudian di level u-19. Penampilan apiknya menempatkannya di daftar best eleven euro u-19 2012.
Saul terus melanjutkan sinarnya sebagai pemain muda potensial, ia membawa Spanyol u-21 finis di posisi runner up pada ajang piala eropa u-21 2017. Lagi-lagi namanya masuk dalam daftar tim terbaik. Ia juga dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak, terutama mencetak hat-trick untuk membantu menyingkirkan Italia 3-1 di semi-final.
Debut Saul di timnas senior terjadi pada 1 september 2016 dalam laga persahabatan melawan Belgia. Ia kemudian tampil di piala dunia 2018. Di bawah pelatih baru Luis Enrique, Saúl mencetak gol pertamanya untuk Spanyol pada 8 September 2018, ketika menyamakan kedudukan dalam laga yang berakhir 2-1 untuk kemenangan Spanyol atas Inggris dalam ajang UEFA Nations League di Stadion Wembley.
Dalam kehidupan pribadinya, kekasih Yaiza ini memiliki dua saudara laki-laki, Jonathan dan Aaron Niguez yang juga merupakan seorang pemain klub sepakbola. Keduanya lebih tua dari Saul. Aaron saat ini berusia 30 tahun dan pernah bermain di Johor Darul Takzim. Sedangkan kakak tertuanya, Jonathan saat ini bermain di Alcoyano.
Selain mencintai keluarga dan pacarnya, Saul juga merupakan pria yang sayang terhadap hewan peliharaannya dalam hal ini adalah seekor anjing. Kini, di usianya yang baru 25 tahun, Saul Niguez bisa saja menjadi gelandang hebat seperti pendahulunya di timnas Spanyol,Xavi dan Iniesta.