Footballovers, Nama Zlatan Ibrahimovic sudah tidak asing lagi di dunia sepakbola, Ia adalah salah satu bomber terkemuka yang pernah menghiasi liga-liga top eropa. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidupnya. Simak ulasannya berikut ini.
Zlatan Ibrahimovic lahir pada 3 oktober 1981 di Malmo, Swedia. Ayahnya merupakan seorang Bosnia bernama Sefik Ibrahimovic dan Ibunya berasal dari Kroasia bernama Jurka Grafic. Ibrahimovic memiliki dua orang kakak bernama Sapko dan Seelena.
Hubungan rumah tangga orang tua Ibra tidak berjalan harmonis. Hingga puncaknya, saat usia dua tahun, Ibra sudah melihat kedua orang tuanya bercerai.
Perpisahan itu membuat Ibra berpisah dengan kakaknya, Selena. Ia dan Sapko diurus sang ayah,Sefik, sedangkan Selena bersama sang ibu, Jurka. Selepas bercerai, Ayah Ibra juga tidak kadung menata hidupnya. Dia masih kerja serampangan dan terus bermabuk-mabukan.
Sefik masih terus terobsesi menjadi penyanyi terkenal sehingga melupakan tugasnya mendidik Sapko dan Ibra. Kehidupan rumah tangga yang berantakan dan status imigran membuat Ibra kecil memiliki watak yang keras.
Sejak kecil Ibra sudah menunjukan ketertarikannya kepada sepakbola. Ia mulai bermain sepakbola pada usia enam tahun. Ibra mengisi waktu bermain sepak bola dengan teman-temannya di lapangan yang tidak layak atau penuh batu di dekat rumahnya. Tapi, pada akhirnya lapangan itu mampu disulap menjadi lapangan layak pakai dan memiliki fasilitas modern pada tahun 2007.
Di antara teman-temannya, Ibra menjadi sosok yang sangat menonjol saat mengolah si kulit bundar di masa kecil.
Bahkan Saat itu, Ibra harus mencuri sepeda demi bisa berangkat ke tempat latihan sepakbola, dan sampai di sana tepat waktu. Ibra mengakui, berkat kasus mencuri sepeda itu, ia paham arti sebuah kerja keras untuk mendapatkan sesuatu di sepakbola.
Beruntung saat itu ayahnya tidak mabuk dan melihat potensi yang dimiliki anaknya itu. Sefik kemudian mengubur dalam-dalam obsesinya untuk menjadi penyanyi terkenal. Sedikit demi sedikit dia mulai menyisihkan uang agar Ibra bisa berlatih sepak bola dengan benar.
Watak yang keras, keluarga yang berantakan, dan status imigran membuat Ibra kerap mendapat ejekan.
Ibra mengawali karirnya saat berusia 8 tahun, Ia bergabung dengan klub junior lokal, Malmo BI dan FBK Balkan. Pada usia 15 tahun, Ibra hampir tidak akan melanjutkan karir di dunia sepakbola karena ia harus bekerja di sebuah dermaga di kota Malmo. Namun, pelatihnya meyakinkan Ibra untuk terus bermain sepakbola.
Hingga pada akhirnya, Ibra menandatangani kontrak pertamanya dengan Malmö pada tahun 1996, Dan dipromosikan ke tim utama Malmo FF pada tahun 1999.
Ibra tumbuh ketika nama striker asal Brasil, Ronaldo bersinar. Ia pernah mengakui Il Fenomenon sebagai idola. Menurut Ibra, Ronaldo bakal selalu dikenang sebagai striker terbaik di dunia.
Setelah tiga tahun membela tim senior Malmo. Pada tahun 2001 Ibra hijrah ke klub Eredivisie, Ajax Amsterdam. Musim pertamanya bersama Ajax dilalui dengan torehan 9 gol dari 33 penampilan di semua ajang. Di awal musim itu, ia memang tidak mendapatkan porsi bermain yang banyak.
Namun, ketika Ronald Koeman mengambil alih kursi manajer, Ibra menjadi pilihan utama di posisi penyerang AJax. Alhasil, Ajax sukses menjuarai Eredivisie dan Ibra membawa Ajax ke perempat final liga champions 2001/02.
Di Ajax Amsterdam, Ibra bermain hingga musim 2003/04, di mana pada musim itu ia mencatatkan 15 gol dari 31 pertandingan di semua ajang.
Pada 18 Agustus 2004, Timnas Swedia yang dibela Ibra mengadakan laga uji coba kontra Belanda. Pada laga tersebut, Ibra mencederai rekan satu timnya di Ajax, Rafael van der Vaart. Karena alasan tersebut, Ibra akhirnya dijual ke Juventus pada 31 Agustus 2004.
Ibra dijual ke Juventus dengan mahar 16 juta euro atau sekitar Rp 250 Miliar. Ibra dengan segera masuk ke skuat utama setelah penyerang David Trezeguet mengalami cedera. Ibra mencetak 16 gol di musim debutnya. Musim itu ia juga membawa Juventus juara serie A dan di akhir musim, si Nyonya tua menolak tawaran 70 juta euro-nya Real Madrid untuk memboyong ibra.
Musim berikutnya, Jumlah golnya menurun. Ia membawa Juventus juara serie A. Namun pada waktu itu si nyonya tua terkena kasus Calciopoli hingga juventus pun harus terdegradasi ke serie B dan gelar juara liga pun dicabut.
Pada Agustus 2006, Ibra hengkang dari turin dan menandatangani Kontrak dengan klub idolanya saat masih kecil, Inter Milan dengan biaya 24,8 juta euro atau sekitar Rp 373 Miliar.
Ibra melakukan debutnya untuk Inter Milan pada 26 Agustus 2006 melawan AS Roma di Piala Super Italia, ia bermain selama 90 menit saat Inter menang melalui perpanjangan waktu.
Beberapa pekan kemudian, ia mencetak gol dalam debutnya di Serie A ketika melawan Fiorentina pada 9 September, saat itu Inter memulai liga dengan kemenangan 3-2 di Stadio Artemio Franchi.
Musim pertamanya bersama Inter Milan, Ibra mencetak 15 gol dan membawa Nerazuri juara serie A dengan rekor poin 97. Ibra memainkan pertandingan ke-100 nya di Serie A pada 16 September 2007 saat melawan Catania di san siro, di mana ia tampil sebagai pemain pengganti di babak kedua menggantikan Hernán Crespo ketika Inter menang 2-0.
Musim 2008/09 ibra menjalani musim ketiganya bersama I Nerrazuri, di musim itu Ibra menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol di serie A serta membantu Inter Milan meriah Scudetto untuk ketiga kali beruntun. Dirinya juga terpilih sebagai pemain terbaik serie A.
Bersama Inter Milan Ibra meraih tiga Scudetto serta dua trofi piala super italia.
Setelah menghabiskan tiga musim di Inter dengan torehan 66 gol dari 117 penampilan di semua ajang, Ibra hengkang ke Barcelona. Bersama klub katalan Ibra hanya bertahan satu musim, hingga pada musim berikutnya ia bergabung dengan klub kota Milan lainnya, AC Milan dengan status pemain pinjaman.
Musim pertamanya bermain untuk AC Milan, Ibra berhasil mempersembahkan gelar serie A. Lalu pada musim 2011/12 Ibra dikontrak secara permanen oleh I Rossoneri. Di musim tersebut ia tampil 44 kali dan mencetak 35 gol di semua ajang.
Setelah penampilan cukup apiknya bersama AC Milan, pada tahun 2012 Ibra bergabung dengan klub kaya Prancis, Paris Saint Germain.
Bersama PSG, Penampilan Ibra masih sangat menjanjikan. Selama empat musim karirnya di PSG ia berhasil menjebol gawang lawan 156 gol di semua kompetisi dalam 180 penampilan. Empat trofi ligue 1 dan beberapa trofi lain berhasil di persembahkan pria swedia tersebut.
Setelah itu, Ibra bergabung dengan tim Inggris, Manchester United. Di Old Trafford Ibra hanya bermain selama satu musim, ia mempersembahkan Trofi Europa League di musim pertamanya. Torehan 28 gol di semua kompetisi bagi setan menjadi bukti bahwa ketajamannya masih tinggi di usianya yang tidak muda lagi.
Pada 23 Maret 2018, Ibra menandatangani kontrak dengan klub Major League Soccer (MLS) LA Galaxy. Ia melakukan debutnya pada tanggal 31 Maret kali menghadapi Los Angeles FC.
Hingga kini, pemain yang gemar menatto tubuhnya itu masih merumput bersama klub yang pernah membesarkan nama Landon donovan tersebut.
Di samping kehebatannya bersama tim yang ia bela, Ibra juga menunjukan performa gemilangnya ketika berseragam tim nasional Swedia. Debutnya untuk Swedia terjadi dalam pertandingan persahabatan melawan Kepulauan Faroe di Tipshallen pada 31 Januari 2001 yang berkesudahan 0-0.
Bersama Swedia, Ibra telah bermain 116 kali dan mencetak 62 gol. Hal itu mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak Swedia sepanjang masa. Ibra tampil dalam dua edisi piala dunia dan empat edisi piala eropa. Tapi ia belum mampu memberikan gelar bergengsi bagi Swedia.
Sebagai penyerang Ibra telah banyak mencetak gol, tak hanya itu, Gol-gol yang ia ciptakan pun banyak yang terbilang gol indah. Kemudian, sejumlah trofi baik penghargaan individu dan trofi bersama tim yang pernah ia bela sudah ia dapatkan, namun ada satu hal yang masih belum ia raih yaitu Trofi Liga Champions.
Di lapangan hijau, Sosok Zlatan Ibrahimovic boleh saja terkesan keras dan beringas dan tak jarang menimbulkan kontroversi. Tapi semua itu lenyap ketika sedang bersama keluarga. Sang pasangan hidup, Helena Seger, mengakui Ibra suka melakukan hal-hal aneh.
Hal itu terungkap pada buku autobiografi ‘I am Zlatan Ibrahimovic’. “Dia senang mengagetkan kami dengan banyak hal. Paling sering adalah hal-hal romantis saat kami melakukan liburan,” ucap Helena.
Di usianya yang menginjak masa pensiun dari sepakbola, Zlatan Ibrahimovic memang harus dikenang sebagai legenda Swedia dan akan selalu diingat sebagai penyerang tajam yang pernah berjaya bersama klub yang dibelanya.
Nah itulah Footballovers, kisah perjalanan hidup Zlatan Ibrahimovic.