Sebelum kedatangan Mourinho, Delle Alli tampil kurang menyakinkan. Alli sedikit mengalami masalah pada musim ini. Golnya agak mengering dalam 18 bulan terakhir, dengan sang gelandang hanya 9 kali mencetak gol di semua kompetisi untuk Spurs sejak dia kembali dari Piala Dunia 2018.
Dalam kurun waktu tersebut, sebagian dilalui Alli dengan cedera dan tidak dalam kondisi terbaik. Ia bahkan tidak dipanggil Gareth Southgate ke timnas Inggris untuk kualifikasi piala eropa 2020, khususnya di bulan oktober dan november tahun ini.
Statusnya sebagai gelandang timnas pun terancam dengan kehadiran pemain lainnya, seperti Mason Mount dan James Maddison.
Sebelum performanya yang menurun, Alli adalah bintang muda yang bersinar di musim 2016/17, ketika itu, dirinya mencetak 18 gol untuk Spurs di Liga Primer. Di musim berikutnya, Alli menggelontorkan 14 gol di semua kompetisi.
Dua musim menjelang piala dunia tersebut dilalui Alli dengan 50 penampilan per musim. Kemunduran kualitasnya terjadi di musim 2018/19, di mana ia hanya bermain sebanyak 38 kali di semua kompetisi dengan menciptakan 7 gol. Rentetan cedera dan performa yang buruk membuat jumlah golnya menurun.
Namun, kualitas performa Delle Alli kini telah kembali, dengan sang gelandang tampil gemilang dibawah arahan Jose Mourinho. Hadirnya mantan arsitek Chelsea ini membuat Alli menjadi pemain yang kita harapkan.
Alli telah mengoleksi tiga gol dan satu assist dalam tiga pertandingan pertama Mou sebagai pelatih Spurs. Statistik gelandang Inggris itu lebih baik daripada saat tampil di 10 laga ketika dilatih Pochettino di awal musim ini, yakni dua gol dan satu assist.
Delle Alli kini berusia 23 tahun, Ia masih memiliki waktu dan potensi untuk menjadi playmaker kelas dunia, tetapi ia harus memperhatikan kebijaksanaan pelatih barunya.
Pelatih baru Delle Alli, Jose Mourinho, memang dikenal mempunyai kemampuan mengubah gelandang biasa menjadi gelandang papan atas dunia. Mou setidaknya bisa mengubah karir satu gelandang di klub yang ia tangani.
Deco misalnya, gelandang Portugal itu menjadi andalan Mourinho di FC Porto tahun 2002-2004.
Penampilan Deco sebelum dilatih Mou biasa-biasa saja, bahkan dirinya tidak terlalu banyak tampil. Mou kemudian memanfaatkan fleksibilitas dan kreativitas Deco untuk membuatnya menjadi tokoh kunci di timnya.
Dalam dua musim di bawah Mourinho, Deco memenangkan liga dan piala Portugal serta Piala UEFA dan Liga Champions sebelum pindah ke Barcelona. Sedangkan pada 2004 ia dianugerahi pemain terbaik kedua Ballon d’Or, hanya kalah dari Andriy Shevchenko.
Selanjutnya adalah Frank Lampard, pelatih Chelsea saat ini adalah salah satu pemain terbaik dunia di bawah Mourinho. Lampard mencapai prestasi terbaik ketika dilatih Mou, dirinya kerap kali muncul dari lini tengah untuk menjadi pencetak gol The Blues.
Setelah musim pertama Mourinho di Chelsea, Lampard setidaknya mencetak 10 di tiap musim selama sepuluh tahun beruntun. Ia juga beberapa kali memenangkan trofi, termasuk dua gelar liga primer saat ditangani Mourinho.
Sebelum dilatih oleh Mou, performa Lampard di lini tengah tidak lah terlalu menonjol. Meski jumlah menit bermainnya cukup banyak, namun sangat sedikit gol yang ia ciptakan, tercatat dari musim 2001/02 hingga 2003/04, Lampard hanya membukukan total 30 gol di semua ajang.
Mourinho kemudian hadir merubah peran Lampard, tidak hanya penyuplai bola dari lini tengah ke lini depan. Namun juga menjadi pencetak gol yang handal.
Gelandang selanjutnya yang sukses ditangan Mourinho adalah Wesley Sneijder. Pemain Belanda itu secara luas dikenal sebagai playmaker terbaik dunia saat Inter meraih treble winners pada 2010.
Di Inter, Sneijder menjelma menjadi gelandang serang papan atas dunia, Khususnya di musim 2009/10 ketika membawa Nerrazuri merengkuh treble Winners.
Pada tahun 2013, Sneijder pernah mengatakan Mourinho ‘seperti ayah kedua’ baginya, dan mengisyaratkan cara Mou memotivasi pemainnya untuk menjadi yang terbaik.
Sneijder berkata: “Dia adalah orang yang sangat istimewa bagi saya. Sebagai pelatih dia luar biasa, nomor satu.”
“Dialah yang memberi saya kepercayaan diri dan saya menikmati bermain sepakbola yang belum pernah ada sebelumnya.” Ujar Sneijder (Dikutip dari Dreamteam).
Cara melatih Mourinho tidak hanya soal teknik, tapi ia mampu memotivasi pemainnya. Para pemain yang kadang kala merasa kurang percaya diri mendapat motivasi dari The Special One untuk jadi lebih baik lagi.
Kini sihir Mourinho sepertinya sudah mengena ke Delle Alii, di mana sang pemain telah tampil mengesankan dalam tiga pertandingan awal Mourinho.
Mourinho sendiri tak ingin dianggap berlebihan karena telah mengembalikan penampilan moncer Dele Alli. Mou mengatakan, Ia memutuskan hanya memainkannya di posisi terbaik Alli untuk mendapatkan yang terbaik darinya.
“Penting baginya untuk mempertahankan kinerja tersebut. Dia adalah pemain fantastis, dengan semua kondisi untuk dikembangkan, jadi saya pikir dia memiliki masa depan yang cerah dan kami hanya ingin membantunya mencapai level terbaik,”. Ujar Mourinho