Sepak bola Jerman tak bisa dilepaskan begitu saja dari persaingan sengit yang melibatkan antara Fc Bayern Munchen dan Borrusia Dortmund. Sejak Bundesliga pertama kali dilangsungkan pada 1963, mereka adalah dua tim paling sukses di sepak bola Jerman. Bayern Munchen dengan 28 gelar dan Borrusia Dortmund dengan 8 titel Bundesliga.
Dalam satu dekade terakhir saja, persaingan mereka memperebutkan trofi Bundesliga bisa dikatakan selalu mewarnai hampir tiap musim. Meskipun pada akhirnya FC Bayern yang lebih banyak berkuasa, namun perjalanan the Bavarian tidak dilalui dengan mudah karena ada Dortmund yang selalu setia menempel ketat di papan atas.
Persaingan mereka tidak hanya terjadi di liga, di ajang DFB Pokal bahkan liga champions pun mereka kerap kali bertemu. Duel Fc Bayern versus Dortmund pun menjadi laga yang gaungnya begitu membahana di telinga penikmat sepak bola. Pertandingan yang dinamakan Der Klassiker itu selalu menyajikan intensitas tinggi di atas rumput hijau.
Meski pun di Jerman juga ada laga klasik antara Dortmund vs Schalke atau Hamburg melawan Werder Bremen. Tapi, bagi orang-orang Jerman, laga Borussia Dortmund vs Bayern Muenchen jauh lebih menarik dan lebih pantas untuk ditonton.
Bagi orang-orang Jerman, rivalitas Dortmund dan Muenchen memang menjadi bahan yang lebih patut dibicarakan ketimbang derbi-derbi lainnya. Persoalannya adalah, berbeda dengan derbi-derbi lain yang berangkat dari persaingan antarkota, sejarah hingga kultur, Der Klassiker tak punya itu.
Orang-orang Jerman pun mengatakan jika Der Klassiker ‘hanyalah’ laga yang muncul akibat pencapaian kedua kubu di atas lapangan alias murni karena sepak bola.
Selama berpuluh-puluh tahun, Fc Bayern telah menjadi raja di Jerman, deretan trofi bergengsi pun telah menghiasi lemari mereka. Sejak 1970-an mereka seperti tak punya pesaing berat di negeri peraih empat trofi piala dunia tersebut.
Borrusia Monchengladbach, Werder Bremen dan Hamburg SV pun sempat menjadi pesaing utama Bayern pada era 60-an hingga 80-an, namun nyatanya mereka tak benar-benar bisa menangkal kedigdayaan FC Hollywood kala itu.
Hingga memasuki era 1990-an, Fc Bayern benar-benar mulai mendapat ancaman serius, ancaman itu datang dari orang-orang berbaju kuning dari Ruhr, Borrusia Dortmund.
Bayern sebelumnya tak memiliki pesaing berat di Bundesliga. Tak adanya kesebelasan yang mampu menandingi komposisi Bayern membuat titel juara adalah harga yang tak bisa ditawar lagi.
Di tengah nama besar Bayern, Dortmund berkembang. Mengandalkan sekelompok pemain muda, Dortmund mulai mengubah tatanan papan atas Bundesliga. Sekali gagal mengakhiri musim sebagai juara dianggap sebagai hal memalukan, apalagi dua.
Dan, Dortmund benar-benar membuat pendukung Bayern murka lewat dua gelar Bundesliga mereka—musim 1994/95 dan 1995/96, bahkan Dortmund juga berjaya di eropa pada 1997.
Masalah tersebut semakin menyakitkan ketika kedua kesebelasan bertemu pada perempat final Liga Champions musim 1997/98. Kekalahan Muenchen pada leg kedua membuat Dortmund secara sah dilantik menjadi musuh terberat Bayern di Jerman.
Persaingan tak hanya terjadi dari kubu kesebelasan maupun penggemar, dari segi pemain, intrik kerap terjadi. Salah satu momen besar terjadi ketika pemain Dortmund, Andreas Moeller dan kapten Bayern, Lothar Matthaus saling ejek pada laga Bundesliga musim 1996/97.
Saling ejek keduanya membuat pemain kedua kesebelasan panas. Pada akhirnya, baku pukul dan emosi tingkat tinggi tak pernah lepas dari jejak pertemuan kedua klub tersebut.
Pada musim Bundesliga 1998/99, terjadi amarah dalam pertemuan kedua antara Bayern dan Dortmund, ketika kiper Bayern Oliver Kahn pertama-tama mencoba tendangan kung-fu ke arah Chapuisat, dan aksi yang selanjutnya muncul untuk menggigit telinga Heiko Herrlich.
Pada musim 2000/01, bisa dikatakan menjadi laga terpanas antara kedua kesebelasan, ketika itu tiga kartu merah dan 10 kartu kuning dikeluarkan oleh wasit karena laga yang berjalan begitu keras dan tak terkendali.
Pada awal 2000-an tersebut, kedua tim sama-sama menuai kesuksesan, fc Bayern keluar sebagai juara Bundesliga dan Liga Champions, sementara Dortmund meraih trofi Bundesliga pada musim 2001/02.
Namun, krisis keuangan yang dialami oleh Dortmund sejak 2004, sempat membuat rivalitas ini terhenti. Bantuan Bayern kepada Dortmund membuat pemain Die Borussen seakan-akan menghormati lawannya dan membuat fitrah mereka sebagai rival berhenti saat itu juga.
Persaingan panas kembali terjadi ketika Juergen Klopp mengambil tampuk juru taktik Dortmund pada 2008. Mengandalkan beberapa pemain muda dan dikenal sebagai sosok berapi-api, Klopp membuat derbi ini menyala lagi.
Cekcok Klopp kepada mantan Direktur Olahraga Bayern, Matthias Sammer pun membuat kedua kesebelasan kembali bersaing. Tingkat persaingan kedua kesebelasan semakin menjadi-jadi ketika Klopp membuat Dortmund berkembang menjadi lawan yang benar-benar bisa menghadang laju Bayern.
Hal itu, dibuktikan dengan dua gelar Bundesliga yang diraih Dortmund secara berturut-turut yakni pada 2010/11 dan 2011/12. Seakan memutar ulang waktu, momen ini membuat pendukung Bayern tak lagi bisa menolerir apa yang dilakukan oleh pasukan berbaju kuning.
Persaingan semakin terasa ketika tiga penggawa kunci Die Borrusen, Mario Goetze, Robert Lewandowski, dan Mats Hummels memutuskan untuk pindah ke Bayern Munchen.
Menurut koresponden Bleacherreport, Lars Pollmann, Bayern adalah satu-satunya kesebelasan Jerman yang merasa bahwa keberhasilan adalah sebuah harga mati. Menurutnya, keberhasilan Dortmund menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal 2012 dianggap sebagai sebuah hal yang menyakitkan.
Hingga saat ini, laga bertajuk Der Klassiker telah menyelesaikan 124 pertandingan, dengan Bayern unggul 58 kemenangan, Dortmund 33 menang dan sisanya berakhir imbang.
Kemenangan terbesar Bayern atas Dortmund terjadi pada 27 november 1971 dengan skor 11-1. Sementara kemenangan terbesar yang diraih Dortmund atas rivalnya terjadi empat tahun sebelumnya dengan skor 4-0. Dilihat dari segi jumlah trofi, Bayern jelas lebih dominan.
Walau tensi yang meliputi duel Der Klassiker tak seklasik beberapa pertarungan ternama antarklub di sejumlah liga Eropa seperti AC Milan melawan Inter atau Barcelona vs Madrid, namun memandang remeh duel Bayern dan Dortmund bukanlah hal yang bisa diiyakan begitu saja.
Partai ini tetaplah menarik untuk disaksikan dan layak buat senantiasa diperbincangkan sampai kapanpun. Laga keduanya juga bisa menjadi patokan siapa yang akan jadi yang terbaik di tanah Jerman.