Kompetisi Eropa khususnya Liga Champions masih menjadi primadona bagi sebagian besar insan sepak bola dunia. Baik pemain maupun pelatih dinilai kurang lengkap kariernya jika belum pernah mencicipi trofi Si Kuping Besar.
Hal tersebut nampak senada dengan fenomena saat ini dimana seorang pelatih dianggap masih belum berjaya bersama tim yang dibesutnya kala mereka tak mampu berbuat banyak di kompetisi Liga Champions Eropa.
Dimulai dari Juventus, tim yang menjadi jawara Italia selama delapan tahun secara beruntun itu dianggap gagal setelah tak mampu tampil maksimal di kompetisi Eropa. Imbasnya, Massimiliano Allegri yang menjadi juru taktik pun harus rela didepak dari Turin.
Allegri menjadi contoh nyata saat gelar domestik tak mampu menyelamatkan kerier. 11 trofi yang telah disumbangkannya ke Juventus pun tampak menjadi hiasan belaka.
Selepas kepergian pelatih asal Italia itu, Juve gencar mencari arsitek yang berpengalaman di Eropa agar mereka mampu mewujudkan mimpi untuk bisa mengangkat trofi Si Kuping Besar.
Selanjutnya ada FC Barcelona. Tim Catalan yang diarsiteki oleh Ernesto Valverde baru saja menelan kekalahan memalukan. Bertandang ke Liverpool, Messi dan kolega harus tunduk oleh tuan rumah.
Gelontoran empat gol yang bersarang digawang Marc-Andre ter Stegen tak mampu dibalas sekalipun oleh La Balugrana.
Karena banyak yang kecewa dengan hasil tersebut, nasib Valverde berada di ujung tanduk. Ia dipredikasi pergi dari Camp Nou karena tak mampu memberikan gelar Liga Champions.
Padahal, Valverde mampu menyumbang gelar La Liga dan sebentar lagi juga akan memberi satu lagi gelar Copa del Rey bagi La Blaugrana.
Sukses menangani pemain seperti Arturo Vidal dan Ousmane Dembele, serta berhasil menjaga kestabilan Lionel Messi, nama Ernesto Valverde nyatanya tetap tenggelam.
Ia akan lebih diingat dengan kegagalannya dalam menghentikan perlawanan AS Roma dan Liverpool di kompetisi Liga Champions Eropa.
Selanjutnya ada klub kaya raya asal Prancis, Paris Saint Germain. Sukses membawa nama-nama besar menuju Parc de Princess, PSG langsung mengubah target tiap musim dengan meraih trofi Liga Champions.
Namun setelah ditangani pelatih jenius seperti Carlo Ancelotti , Laurent Blanc, Unai Emery hingga Thomas Tuchel, gelar Liga Champions tetap tak mampu berlabuh di Prancis.
Hal itu seolah membuat rentetan trofi domestik Paris Saint Germain tertutup oleh kegagalan di kompetisi Eropa.
Setelah PSG, klub kaya lainnya seperti Manchester City juga tetap dianggap sebagai tim yang biasa-biasa saja. Hal itu dikarenakan anak asuh Pep Guardiola belum juga mampu mengangkat trofi Si Kuping Besar. Padahal, empat trofi Premier League sudah berhasil didapat.
Pep Guardiola yang notabene pernah meraih gelar UCL bersama FC Barcelona juga dianggap masih belum mampu mengangkat reputasi tim karena gagal unjuk gigi di kompetisi Liga Champions.
Yang terakhir ada FC Bayern Munchen. Pelatih FC Hollywood saat ini, Niko Kovac sedang diambang ketidakpastian. Jajaran manajemen mulai mempertanyakan performanya setelah gagal bersinar di kompetisi Eropa.
Jika seandainya Kovac mampu meraih gelar Bundesliga dan DFB-Pokal musim ini, dirinya akan tetap dinilai gagal karena tak mampu pentas di panggung juara kompetisi elit Eropa.