Barcelona telah dikenal sebagai tim yang menerapkan taktik menyerang. Taktik menyerang El Barca pernah menuai kesuksesan saat klub asal katalan tersebut dilatih oleh Pep Guardiola pada medio 2008-2012. Sosok pelatih muda jenius tersebut saat itu berhasil hadirkan deretan trofi di lemari stadion Camp nou.
Barcelona era Pep Guardiola kerap memainkan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3. Ketika itu permainan cantik dengan mengedepankan umpan-umpan pendek kerap menjadi andalan, yang mana jenis permainan itu dinamakan Tika Taka yang kemudian menjadi populer.
Setelah era Guardiola, Tika Taka Barcelona dianggap sebagian orang telah sirna. Kini, Barcelona dilatih oleh Ernesto Valverde, pelatih yang menukangi El Barca sejak 2017 tersebut juga sering menerapkan formasi yang sama dengan pelatih sebelumnya.
Di musim debutnya menangani tim, Valverde berhasil persembahkan dua gelar yakni La Liga dan Copa Del Rey. Pada musim ini 2019/20, Barca kedatangan dua nama yang miliki skill olah bola mumpuni, pemain itu adalah Frenkie De Jong dan Antoine Griezmann.
Kehadiran De Jong sangat diharapkan untuk bisa menjadi suksesor gelandang Barcelona di masa sebelumnya seperti Anders Iniesta dan Xavi Hernandez.
Di musim ini, Valverde juga kerap menggunakan formasi 4-3-3 dengan menempatkan tiga pemainnya di lini penyerangan. Mereka yaitu Luis Suarez, Lionel Messi dan Antoine Grizmann.
Namun, cederanya Luis Suarez yang didapat saat Barca bertemu Levante di pekan ke-11 La Liga membuatnya harus absen pada laga liga champions melawan Slavia Praha. Sebagai pelatih, Valverde tak melulu memainkan formasi 4-3-3, terkadang ia juga menerapkan 4-2-3-1.
Formasi 4-2-3-1 juga ia gunakan saat tim asuhannya menghadapi Slavia Praha di Camp Nou. Valverde menempatkan Lionel Messi sebagai striker tunggal di depan, dengan Arturo Vidal, Grizmann, dan Dembele menjadi tiga pemain yang berdiri sejajar di belakang Messi.
Sementara Sergio Busquets dan Frenkie De Jong bertugas memutus serangan lawan. Di lini belakang, Valverde mengandalkan Gerard Pique dan Cristopher Lenglet sebagai duet lini pertahanan. Sementara Nelson Semedo dan Jordi Alba memainkan peran sebagai bek sayap.
Ada yang unik ketika formasi khas 4-2-3-1 milik Barcelona berubah. Dengan inisiasi untuk selalu menyerang, Barcelona malah justru terlihat bermain dengan skema yang tidak biasa dan jarang terjadi yakni 1-2-1-6.
Seperti dilansir Sportbible, formasi super menyerang tersebut dipakai Barcelona pada babak pertama. Full back Nelson Semedo dan Jordi Alba, dipasang di posisi samping.
Gelandang Barcelona Arturo Vidal, yang kerap bermain sebagai gelandang bertahan, bahkan sempat ditempatkan sebagai pemain nomor 10 dalam waktu singkat.
Namun, taktik tersebut tak berjalan sesuai rencana. Meskipun terus menyerang, Barcelona sulit mencetak gol. Faktanya, Barcelona malah beberapa kali terancam oleh serang balik Slavia Praha.
Tim lawan malah menemukan banyak ruang kosong di lini tengah karena Sergio Busquets, Frenkie De Jong, dan Arturo Vidal, kesulitan kembali ke belakang saat mendapat serangan balik dari klub asal Republik Ceko tersebut.
Pada laga tersebut, anak asuh Valverde seperti tidak dinaungi keberuntungan, beberapa kali percobaan yang dilakukan Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil dimentahkan oleh para pemain belakang lawan atau beberapa percobaan justru menemui dinding tebal bernama tiang gawang.
Hingga pertandingan usai, skor 0-0 tetap bertahan. Alhasil, Barcelona langsung menjadi bulan-bulanan di media sosial, terutama terkait pemilihan taktik aneh oleh Valverde berupa formasi 1-2-1-6
Atas hasil tersebut,, Barcelona meneruskan tren negatif setelah sebelumnya takluk dari tuan rumah Levante di ajang La Liga dengan skor 3-1. Meski imbang Barcelona masih berada di pucuk klasemen grup F dengan unggul satu poin dari Borrusia Dortmund.