• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Thursday, February 25, 2021
  • Login
  • Home
  • Story
  • Football Stories
No Result
View All Result
FOOTCHAMPION
  • Home
  • Story
  • Football Stories
No Result
View All Result
FOOTCHAMPION
No Result
View All Result
Home CERITA

Gennaro Gattuso : Keras, Temperamental dan Korban Keisengan

Akhairul Anwar by Akhairul Anwar
September 12, 2019
in CERITA
0 0
0
Gennaro Gattuso : Keras, Temperamental dan Korban Keisengan
Share on FacebookShare on Twitter

Gennaro Ivan “Rino” Gattuso merupakan salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Italia. Dilahirkan pada 9 januari 1978 di Calabria, Italia, Ia mengawali karir sepak bolanya di akademi Perrugia pada usia 12 tahun.

Setelah menjalani dua musim di tim utama Perrugia, Gattuso pindah ke Glasgow Rangers pada usia 19 tahun di bulan Juli 1997. Ketika pelatih Walter Smith digantikan oleh Dick Advocaat, Gattuso dimainkan di posisi bek kanan akibat pelatih baru tersebut kurang menyukainya.

Akhirnya pada bulan Oktober 1998, Gattuso dijual ke klub Serie A Salernitana yang baru saja promosi dengan transfer sebesar 4 juta paun atau sekitar Rp Rp 65 miliar. Meski tampil gemilang, ia tidak mampu menolong klubnya dari jurang degradasi.

AC Milan kemudian mengeluarkan uang sebesar 8 juta paun untuk membelinya pada tahun 1999. Gaya bermainnya membuat manajer AC Milan saat itu, Carlo Ancelotti, bisa menempatkan Andrea Pirlo ke posisi yang lebih leluasa untuk menyerang.

Sepanjang karirnya sebagai pemain sepakbola, Gattuso telah bela lima klub berbeda. Selain keempat klub tersebut, Gattuso juga pernah memperkuat Sion. Pada pertengahan tahun 2013, Gattuso resmi mengundurkan diri dari pemain profesional.

Dari semua klub yang pernah diperkuatnya, delapan puluh persen karirnya dihabiskan bersama AC Milan, yakni dalam kurun waktu tahun 1999 hingga 2012.

Optimisme yang tinggi, keras, dan temperamental adalah beberapa hal yang sangat lekat dalam diri seorang Gennaro Gattuso. Gaya bermainnya yang dikenal dengan tackling-nya yang dahsyat dan penuh kerja keras, membuatnya dikenal dengan panggilan Ringhio.

Ketika masih aktif di lapangan hijau, Gattuso memang dikenal sebagai pemain temperamental yang kerap berjibaku dalam merebut bola. Tampilannya-pun bak preman, berbadan kekar serta bewajah sangar.

Posisinya dalam bermain adalah gelandang bertahan, Gattuso, yang kata orang-orang bermain selama 180 menit-pun masih sanggup karena staminanya yang gokil.

Ia memiliki stamina bak seekor kuda, ada juga yang bilang pemain berstamina badak. Yap, Gattuso memang bukan pemain yang memiliki skill olah bola yang baik ataupun penguasaan bola khas pemain berposisi gelandang.

Dengan mengandalkan stamina dan permainan yang 100% menggebu-gebu, nyatanya mampu bikin strategi tim lawan jadi hancur lebur, bahkan waktu di Liga Champions, Cristiano Ronaldo yang lagi onfire saat itu dibuat mati kutu oleh aksi marking Gattuso.

Gattuso juga menjadi salah satu pemain yang vital mengantarkan Italia juara piala dunia 2006. Semangat juangnya selama 90 menit permainan juga dinilai mampu membangkitkan kepercayaan dan mental pemain AC Milan untuk terus tampil all-out sepanjang pertandingan.

Dan tidak lupa selain bertenaga kuda, Gattuso juga memiliki keahlian lain yang sangat berguna untuk tim, yaitu intimidasi. Gattuso kerap kali melakukan tindakan yang mampu memancing emosi lawannya, sehingga si lawan terpecah konsentrasinya.

Tugasnya ketika bermain terlihat sederhana, rebut bola dan berikan pada pemain yang lebih jago mengolahnya. Simpel, tapi tidak mudah, karena ia seringkali berhadapan dengan pemain-pemain yang jago menahan bola. Itulah mengapa Gattuso pantas dilabeli sebagai pemain perusak.

Ketika pemain lawan sedang menikmati liukan demi liukannya dengan bola, Gattuso datang dan langsung menyeruduknya. Ketika pemain lawan bersiap melakukan ancang-ancang untuk mencetak gol indah, Gattuso datang dan melanggarnya. Ketika tim lawan memeragakan permainan kaki ke kaki yang cantik, Gattuso datang bak bola boling, menjatuhkan lawannya satu per satu satu tanpa kenal ampun.

Gattuso memang digunakan sebagai perusak tempo lawan ketika menguasai bola. Para Juventini mungkin masih ingat bagaimana Gattuso “mematikan” Pavel Nedved ketika Milan menang 3-1 atas Juventus di Serie A pada Oktober 2005.

Bahkan ketika itu Nedved harus ditarik keluar karena pergerakannya selalu dibayangi Gattuso sehingga tak bisa mengembangkan permainan baik dirinya maupun tim.

Kiprah Gennaro Gattuso sebagai tukang jagal di lapangan sudah tak bisa terbantahkan. Selain Ronaldo dan Nedved, Zlatan Ibrahimovic dan pemain jangkung, Peter Crouch juga pernah jadi sasaran amukan Gattuso.

Namun, bukan Gattuso namanya jika aksinya hanya dilancarkan kepada pemain lawan. Dengan DNA temperamental yang kental, Gattuso juga melepaskan emosinya kepada asisten pelatih, para jurnalis hingga rekan setimnya sendiri.

Tak hanya menyebalkan bagi lawan, bahkan beberapa Milanisti pun kerap mengeluh saat bola berada di kaki Gattuso. Ia tak bisa diharapkan mengirim umpan terobosan membelah pertahanan lawan, pun tendangannya juga tak lebih baik dari seorang bek tengah.

Hanya Mengandalkan Stamina, Tapi Gattuso Berhasil Membuat AC Milan Berjaya Pada Masanya. Tiga belas musim bersama klub yang bermarkas di San Siro, Gattuso telah raih 2 trofi serie A, 2 gelar Liga Champions, satu titel Copa Italia dan berbagai trofi yang lain.

Dalam kurun waktu tersebut, Gattuso tampil dalam 468 pertandingan dan mencetak 11 gol di semua kompetisi untuk AC Milan.

Selama berseragam AC Milan, jumlah golnya memang bisa dihitung jari. Bahkan asisst saja menjadi pencapaian istimewa baginya karena jarang dilakukan. Tapi, Gattuso adalah elemen penting di pola permainan AC Milan selama bertahun-tahun.

Gattuso tetaplah Gattuso. Sikap pemarahnya terus berlanjut hingga dirinya menjabat sebagai pelatih. Hal itu ditunjukkan saat dia memimpin Pisa meladeni SPAL di Serie B musim 2015/16.

Saat itu, Gatusso menampar asistennya di pinggir lapangan setelah terlambat mengantarkan barang yang dimintanya. Namun, kekecewaannya berbalik menjadi ekspresi kegembiraan setelah timnya berhasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 2-1.

Meskipun dikenal sebagai sosok yang sangat emosional, mudah marah, dan garang. Namun demikian, siapa sangka jika Gattuso justru acap dikerjai kawan-kawannya.

Jika ada orang yang bisa menjinakkan Gattuso, maka ia adalah Andrea Pirlo. Gattuso dan Pirlo telah saling mengenal sejak di timnas Italia U-15 dan terus bermain hingga meraih trofi Piala Dunia 2006 di level senior. Di Milan, keduanya juga bergelimang prestasi.

Gattuso dan Pirlo adalah salah satu duet lini tengah terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola. Gattuso yang pekerja keras dan Pirlo yang punya visi bermain luar biasa merupakan perpaduan sempurna untuk AC Milan dan Timnas Italia.

Di luar lapangan, Gattuso adalah objek favorit Pirlo untuk dikerjai. Bahkan meski Pirlo pernah nyaris ditusuk garpu oleh Gattuso karena isengnya dianggap kelewatan, hal tersebut tak membuatnya jera untuk mengerjai Gattuso.

Sementara, meskipun seringkali menjadi korban keisengan Pirlo, Gattuso tetap menjadikannya sebagai sahabat terdekat. Gattuso tetap menyukai Pirlo meskipun keduanya sempat terpisah ketika Pirlo memilih hengkang ke Juventus pada 2011 dan sempat dicap pengkhianat oleh para pendukung Rossoneri.

“Dia selalu mengerjai saya selama bertahun-tahun, tapi dia sangat lucu. Mungkin Anda melihatnya berwajah malaikat, tapi sebenarnya dia bajingan,” ujar Gattuso dengan nada bercanda pada acara Che Tempo Che Fa pada 2013 lalu.

“Selalu membuat kelucuan dan memecah suasana. Tapi saya memukulinya lebih sering daripada Bud Spencer memukuli Terrence Hill (tokoh dalam film Watch Out, We`re Mad!).”

Selain Pirlo, beberapa pemain lain juga sering menjahili Gattuso seperti rekan setim di Glasgow Rangers, Paul Gascoigne dan rekan-rekannya di AC Milan, Filipo Inzaghi, Massimo Ambrosini, Alesandro Nesta, Massimo Oddo, Daniel De Rosi dan Christian Abbiati.

Saat bermain Gennaro Gattuso memang merusak pemandangan dari sepak bola yang dimainkan secara anggun, tetapi ia tipikal pemain yang jarang ada di dunia ini. Dua atribut yang menjadi ciri khasnya: stamina dan kerja keras. Tak banyak pemain yang bersedia menempuh jalan menuju kelas dunia dengan bermodalkan dua hal itu.

Akhairul Anwar

Akhairul Anwar

Next Post
Biografi Casemiro, Dulu Miskin Sekarang Kaya Raya

Biografi Casemiro, Dulu Miskin Sekarang Kaya Raya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with us

  • 81 Followers
  • 27.7k Followers
  • 103k Subscribers
  • 22.9k Followers
  • Trending
  • Comments
  • Latest

The Biography of Robert Lewandowski

April 2, 2019
Mengapa Hanya Ada Tiga Kali Pergantian Pemain ?

Mengapa Hanya Ada Tiga Kali Pergantian Pemain ?

August 1, 2019

Why Football Players Shave their Leg-hairs

April 25, 2019

Alen Halilovic: Croatian Messi Whose Career Was Ruined due to His Father’s Bodyguard

March 19, 2020

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

0

What is good from Frenkie de Jong?

0

A Life Story of Paulo Dybala

0

Who is actually Ole Gunnar Solskjaer?

0

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

Lance Armstrong Is Facing a $100 Million Lawsuit From the U.S. Government

April 13, 2020

McLaren’s F1 reboot needs to be successful for the sake of the sport

April 12, 2020

Recommended

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

Lance Armstrong Is Facing a $100 Million Lawsuit From the U.S. Government

April 13, 2020

McLaren’s F1 reboot needs to be successful for the sake of the sport

April 12, 2020

About Us

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Read more

Categories

  • Basketball
  • BERITA BOLA
  • BIOGRAFI
  • Boxing
  • CERITA
  • Cycling
  • Football
  • Football Stories
  • Formula 1
  • Golf
  • Moto GP
  • Story
  • Tennis
  • Uncategorized

Tags

acmilan Ajax argentina Barcelona biography brazil Champions League chelsea filippoinzaghi footballstar Football Stories Football Story intermilan italy juventus liga champions lionelmessi liverpool luissuarez manchester city manchester united manchesterunited mariobalotelli messi MMA MotoGP 2017 mourinho MU neymar pemain terbaik premierleague premier league realmadrid real madrid ronaldinho ronaldo rumor transfer Super Bowl The Presidents Cup UFC US Sports Valentino Rossi worldcup Zlatan Ibrahimovic zlatanibrahimovic

Recent News

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Football Stories

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In