Eden Hazard merupakan pesepakbola professional asal Belgia yang berposisi sebagai gelandang serang. Berkat talenta luar biasa yang dimilikinya, ia menjelma menjadi salah satu pemain paling berbahaya.
Tidak dapat terbantahkan, bahwa Hazard merupakan pesepak bola papan atas dunia, secara kualitas ia hanya berada di bawah dari dua megabintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Kecepatan, dribel, dan kontrol olah bola yang memukau dari Hazard sering kali merepotkan pertahanan lawan. Tak hanya jago melancarkan serangan demi serangan ke pertahanan lawan, Hazard juga kerap kali menciptakan gol mulai dari kepala hingga kakinya.
Bagi pesepak bola, mencetak hattrik atau tiga gol dalam satu pertandingan merupakan sebuah pencapaian istimewa. Eden Hazard pun demikian, ia menjadi salah satu pemain yang pernah menciptakan hattrik, bahkan salah satu hattrik yang dibuat oleh pemain asal Belgia ini pun dilakukannya dalam kondisi mabuk.
Kejadian unik tersebut terjadi saat Hazard masih berseragam salah satu klub Prancis, Lille. Kehebatan Eden Hazard menciptakan hattrik dalam kondisi mabuk diceritakan oleh rekan satu timnya saat masih bersama di Lille, Rio Mavuba.
Mavuba yang merupakan mantan rekan setim Hazard, mengaku memiliki kenangan indah saat berhadapan dengan Nancy pada 20 Mei 2012. Mavuba membeberkan Hazard pernah mencetak hattrick dalam kondisi yang sulit dipercayai segelintir rekan-rekan timnya kala itu.
Ya, pemain tim nasional Belgia itu mampu mencetak trigol ke gawang Nancy dalam kondisi yang disebut Mavuba masih dalam keadaan mabuk dan tidak tidur semalaman.
Pernyataan Mavuba itu bukan sekadar omong kosong dan benar-benar dialami Hazard dalam laga terakhirnya bersama Lille di Ligue 1 Prancis musim 2011/12, sebelum hijrah ke Chelsea pada musim panas 2012 lalu.
Malam harinya sebelum pertandingan yang bakal digelar pada 20 mei 2012 di stadion Metropolle itu Mavuba memang merencanakan acara minum-minum di kelab untuk pesta perpisahan Hazard.
Lille sendiri merupakan klub profesional pertama Hazard. Hazard telah merumput bersama Lille sejak tahun 2008 dan selama disana ia cukup sukses dengan menciptakan 50 gol dari 194 penampilan.
Nancy bakal jadi lawan terakhir Hazard sebelum ia bergabung bersama Chelsea. Pesta itu juga dimaksudkan untuk memecah kebuntuan para pemain Lille yang stagnan di klasemen.
“Kami yakin akan finis ketiga dan kami akan menghadapi Nancy pada keesokan harinya,” terang Mavuba seperti (dikutip dari Independent).
Semula Mavuba dan teman-teman lainnya bingung akan membuat acara seperti apa untuk perpisahan Eden Hazard. Namun pada akhirnya mereka memutuskan untuk acara minum-minum.
“Itu merupakan pertandingan Eden Hazard dengan Lille dan kami ingin mengadakan acara kecil-kecilan.” Ucap Mavuba (dikutip dari Dreamteam)
“Akhirnya kami memutuskan untuk minum-minum. Pada pagi harinya, Eden Hazard masih saja minum-minum (mabuk),” ucap Mavuba.
“Tapi pada sore harinya ketika menghadapi Nancy, belum sampai 30 menit, Hazard cetak hattrick.” (Dikutip dari The42)
Mavuba lalu membeberkan, Hazard bahkan belum tidur sejak pesta minum-minuman keras pada malam harinya.
“Ia tetap saja minum sepanjang malam dan belum tidur, tapi mencetak hattrick dalam 30 menit,” ujar Mavuba. (Dikutip dari The42)
“Kami (para pemain) saling tatap karena tercengang dan berpikir pria ini benar-benar luar biasa.”
Dalam pertandingan itu, Hazard membintangi kemenangan Lille 4-1 atas Nancy, ia mencetak hat-trick di setengah jam pertama pertandingan di Stade Metropole. Kemenangan itu menempatkan Lille finis di peringkat ketiga klasemen akhir Ligue 1 dengan koleksi 74 poin.
Di musim itu sendiri, Hazard berhasil menciptakan 20 gol dari 38 penampilan di Ligue 1 dan menjadi pencetak gol terbanyak bagi kesebelasannya.
Setelah kurang lebih empat musim memperkuat Lille, Hazard pindah ke Chelsea dan di sana ia kembali menjadi bintang di tim berjuluk The Blues tersebut.
Sementara bagi Lille, Hazard adalah sebuah berkah tak terkira. Ia membawa klub mengakhiri puasa titel juara Ligue 1 selama lebih dari setengah abad pada musim 2010/11, bahkan mengawinkannya dengan trofi Coupe de France. Pertama dan terakhir kali mereka melakukan hal tersebut adalah pada musim 1945/46.