Footballovers, Kompetisi Cup seperti piala FA atau Copa Del Rey dapat memunculkan pertandingan sepakbola yang paling tidak disukai dan terkadang tercipta hasil yang tidak masuk akal.
Klub-klub kecil sering berhadapan dengan klub yang lebih besar, dan tak jarang pula klub kecil membuat kejutan dengan mengalahkan klub yang levelnya berada jauh di atasnya.
Pada tahun 2009, Manuel Pellegrini membawa Real Madrid bertandang ke tetangga kecil mereka, Alcorcon, dengan harapan untuk melaju ke babak 16 besar Copa del Rey. Namun, Apa yang terjadi dari pertandingan tersebut akan tercatat sebagai sejarah kelam bagi Real Madrid di kancah sepakbola Spanyol.
Kota kecil Alcorcón terletak sekitar 20 km barat daya Santiago Bernabéu dan merupakan tempat tinggal bagi lebih dari 150 ribu orang. Masyarakat di daerah tersebut mayoritas berprofesi sebagai pekerja pembuat pot dan kendi dari tanah liat.
Bisnis tanah liat mereka sudah ada berabad-abad sebelum klub sepak bola didirikan pada tahun 1971. AgrupaciĂłn Deportivo Alcorcon menghabiskan tiga dekade pertama mereka di divisi regional Spanyol atau setara divisi keempat, mereka terkadang memasuki babak pertama atau kedua Copa del Rey.
Pada tahun 2000, Alcorcon menciptakan sejarah dengan naik kasta ke Segunda Divison B atau divisi ketiga untuk pertama kalinya, di kompetisi tersebut mereka sempat menghadapi tim Real Madrid Castilla.
Alcorcon tidak menyadari bahwa pertandingan melawan Real Madrid Castilla di hadapan sekitar ratusan penonton akan menjadi latihan gladi bersih untuk apa yang akan terjadi pada akhir dekade pertama abad ke-21.
Di awal 2000-an, Alcorcon memang sedang menapaki kiprah mereka di persepakbolaan Spanyol, sementara di sisi lain Real Madrid mengumpulkan para pemain bintang untuk membentuk tim kuat agar mampu menguasai Spanyol bahkan dunia.
Dalam era tersebut, Real Madrid menjadi tim yang ditakuti karena memiliki para pemain berkelas seperti Zidane, Figo, Roberto Carlos, Raul dan Beckham. Real Madrid sempat merajai eropa dengan raih trofi liga champions tahun 2002.
Tujuh tahun kemudian mereka menjadikan Cristiano Ronaldo pemain paling mahal dalam sejarah sepakbola, memecahkan rekor yang telah mereka buat sebelumnya, pada musim panas itu Madrid juga datangkan Ricardo Kaká.
Namun dengan bekal nama besar dan raihan trofi di masa tersebut, Real Madrid seperti tidak ada apa-apanya ketika berkunjung ke Markas Alcorcon untuk menjalani leg pertama babak 32 besar Copa Del Rey musim 2009/10.
Hari itu, 27 oktober 2009, Estadio Santo Domingo yang berkapasitas 3000 penonton menjadi saksi keruntuhan Real Madrid dari klub kecil divisi bawah. Pertandingan itu merupakan yang pertama bagi Alcorcon melawan klub dari kasta teratas Spanyol.
Di stadion itu pula Alcorcon menjalani pertandingan paling bersejarah, ketika mereka berhasil lumat Real Madrid dengan empat gol tanpa balas.
Ada hal baru dalam pertandingan tersebut, ketika menghadapi Madrid, kapasitas stadion di tambah menjadi 4000 dengan menggunakan kursi sementara. Tempat duduk yang dekat dengan lapangan, menciptakan suasana yang unik, dengan perasaan penggemar seolah-olah terlibat dalam setiap kejadian yang ada di lapangan.
Memulai pertandingan, Real Madrid menurunkan kekuatan nyaris penuh. Minus Ronaldo dan Kaka yang alami cedera. Selain duet Karim Benzema dan Raul di lini depan, Manuel Pellegrini juga menurunkan Guti, Rafael van der Vaart, Arbeloa, Christoph Metzelder. Di bawah mistar, Jerzy Dudek tampil gantikan Cassilas yang diistirahatkan.
Meski begitu, Real Madrid tak bisa mengembangkan permainannya. Sejak awal mereka sudah dapat tekanan dari tuan rumah. Di menit pertama saja, Sergio Mora sudah dua kali melakukan tusukan berbahaya ke gawang Real Madrid.
Alcorcon tak harus menunggu lama untuk membuka keunggulan karena di menit-15 mereka berhasil menggetarkan gawang Madrid. Aksi individual Borja Perez di kotak penalti Madrid berakhir setelah sepakan kaki kirinya gagal diantisipasi Dudek, bola melengkung bersarang di pojok kiri bawah gawang.
Dalam posisi tertinggal Madrid mencoba mengejar dengan makin menggencarkan serangan. Namun saat sepakan Benzema masih melenceng dari sasaran dan tandukan Raul melayang tinggi di atas mistar, tuan rumah malah mampu menggandakan keunggulan.
Tak ada nama pemain Alcorcon yang tercatat atas gol kedua yang terjadi di menit ke-21 tersebut karena sang pencetak gol adalah bek Madrid, Arbeloa. Skor berubah menjadi 2-0.
Gol tersebut makin menyentak Madrid. Gelombang serangan “Si Putih” pun makin menjadi-jadi menggedor pertahanan Alcorcon, meski begitu tak satupun usaha mereka yang membuahkan hasil.
Di menit 30 Madrid malah nyaris ketinggalan lebih jauh melalui sepakan Fernando Bejar, beruntung bola membentur tiang gawang. Dua menit berselang, Dudek harus mementahkan sepakan Ernesto Gomez.
Alcorcon akhirnya menyudahi paruh pertama dengan keunggulan tiga gol setelah Ernesto Gomez mencetak gol ketiga di menit 39. Mendapat umpan dari Diego CascĂłn di dalam kotak penalti, sepakan kaki kiri Gomez memaksa Dudek memungut bola dari gawangnya sendiri untuk kali ketiga.
Di babak kedua Pellegrini melakukan pergantian pemain dengan memasukan Fernando Gago dan menarik Guti Hernandez. Strategi tersebut terlihat membuahkan hasil setelah Van Der Vaart dan Gago bergantian menguji kiper tuan rumah dengan tendangannya memanfaatkan hasil kerjasama yang terencana baik.
Namun lagi-lagi Real Madrid kecolongan di menit 51. Borja kembali jadi bintang Alcorcon dengan gol kedua yang dilesakannya.
Meski tertinggal jauh Madrid terus melakukan tekanan ke pertahanan lawan. Namun seluruh upaya tersebut tak satupun yang membuahkan gol, termasuk saat Pellegrini memasukkan Ruud van Nistelrooy untuk menggantikan Raul di menit 71.
Meski mampu menguasai jalannya pertandingan dan membuat banyak peluang di menit-menit akhir, hingga wasit membunyikan peluit panjang tak satupun gol berhasil dibuat Los Blancos. Madrid pun pulang membawa kekalahan besar 0-4.Â
Pada laga leg kedua yang berlangsung di Santiago Bernabéu pada 10 November, Alcorcon kalah 1-0, meski begitu mereka tetap lolos ke babak 16 besar setelah unggul agregat 4-1. Sayang, dibabak 16 besar Alcorcon harus mengakui kehebatan klub la liga lainnya, di mana mereka dikalahkan oleh Racing Santander,dengan skor 2-3 secara Aggregat.
Sebagai akibat dari kekalahan yang memalukan itu, presiden madrid, Florentino Pérez mengalami malam-malam dimana dirinya susah tidur. Sejak itu, Perez bekerja tanpa lelah untuk memastikan hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi.
Bagi ALcorcon, sejak kemenangan meyakinkan atas juara liga chmapions 13 kali, performa klub makin menanjak, hasilnya mereka dapatkan di akhir musim setelah raih tiket promosi ke Segunda Division atau kasta kedua sepakbola Spanyol, di mana mereka menaklukan Pontevedra di babak play off promosi.