Prancis pergi ke Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang sebagai juara ganda, setelah memenangkan Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Selain itu, mereka juga memiliki skuad bertabur bintang yang memiliki skill olah bola yang baik seperti Lilian Thuram, Thierry Henry, Marcel Desailly dan Zinedine Zidane.Â
Lawan pertama mereka di Grup A adalah Senegal, yang berpartisipasi untuk pertama kalinya di piala dunia. Ada hal menarik dalam pertandingan Piala Dunia pertama Senegal melawan Prancis, yakni hampir setiap pemain di skuat Senegal bermain di kompetisi sepak bola Prancis, negara yang dulu menjajahnya.
Di piala dunia 2002, pengaruh Prancis memang sangat kental di tubuh Senegal. Selain banyaknya pemain yang berjumlah 21 dari 23 yang di bawanya bermain di Liga Perancis. Pelatih mereka saat itu, Bruno Metsu, juga orang Perancis.
Pada hari itu, 31 Mei 2002 di Seoul World Cup Stadium, Senegal yang untuk pertama kalinya berlaga di piala dunia menghadapi juara bertahan Prancis yang menyimpan Zidane di bangku cadangan. Laga itu sendiri dipimpin oleh wasit asal Uni Emirat Arab, Ali Mohamed Bujsaim.
Tampil sebagai non-unggulan, Senegal bermain lepas sejak menit pertama. Bahkan tim asal Afrika bagian selatan itu bisa mengimbangi permainan agresif Prancis, yang turun dengan materi pemain bintang sejak kick off babak pertama.
Sesekali Senegal juga melancarkan serangan balik. Pada menit 29, Papa Bouba Diop sukses melesakkan bola ke gawang Fabien Barthez. Gol bermula ketika El Hadji Diouf melakukan pergerakan melewati Frank Lebouf di sisi kiri, Diouf lantas memberikan umpan kepada Diop yang berada di kotak penalti, tendangan pertama Diop sempat membentur Barthez, namun bola rebound berhasil ia sontek kembali ke jala gawang.
Kedudukan menjadi 1-0 untuk Senegal. Para pemain Senegal pun merayakan gol tersebut di sudut lapangan dengan menari mengelilingi jersey Diop yang dilepas. Dan pada akhirnya, selebrasi tersebut menjadi salah satu momen ikonik di piala dunia.
Setelah itu, tarian mereka mengikuti irama akan ditiru oleh anak-anak muda Senegal pada tahun-tahun berikutnya. Setelah mencetak gol tersebut, Para pemain Senegal tidak bisa bersantai ria, karena mereka harus terus menahan gempuran dari para pemain Prancis, seperti Emanuel Petit, Youri Djorkaef, Trezeguet dan Sylvain Wiltord.
Meski Prancis terus menguatkan serangan, Senegal sekuat tenaga mampu bertahan. Peluang prancis melalui tendangan keras striker Thiery Henry pada babak kedua hanya membentur mistar gawang yang dikawal kiper Tony Sylva. Sebelum Henry, upaya Prancis melalui kaki Trezeguet juga membentur tiang di babak pertama sebelum gol Senegal terjadi.
Selama 60 menit pertandingan pasca kecolongan, Prancis gagal memenuhi ekspektasi, setidaknya untuk menyamakan kedudukan dengan Senegal, apalagi bisa meraih kemenangan.
Ketika peluit akhir berbunyi, beberapa pemain Senegal berlutut, sementara yang lain berlarian tanpa tujuan seolah tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan diri mereka sendiri.Â
Sementara, Bintang-bintang Prancis tampak bingung ketika melihat pemain Senegal merayakan kemenangan; terlepas dari semua kekuatan mereka, mereka belum berhasil membobol gawang Senegal.
Di akhir laga, El Hadji Diouf terpilih sebagai Man Of The Match berkat penampilan apiknya. Selain El Hadji, Pada saat itu, para pemain Senegal diperkuat nama-nama yang masih terdengar asing, seperti Diop, Aliou Cissé, Tony Sylva, dan Salif Diao.
Kemenangan yang tak diduga ini serta merta disambut gembira pendukung Tim Singa Afrika di Senegal dan Prancis. Bahkan, Presiden Senegal Abdoulaye Wade menggelar pawai keliling ibu kota Dakar. Ribuan rakyat Senegal pun berhamburan memenuhi jalan-jalan.
Setelah laga perdana yang bersejarah,Senegal terus memberikan kejutan demi kejutan. Skuad asuhan Bruno Metsu kemudian bermain imbang 1-1 dengan Denmark dan imbang 3-3 dengan Uruguay. Mereka lolos ke babak 16 besar dengan menjadi runner-up di bawah Denmark dan di atas Perancis.
Perancis bahkan menjadi juru kunci setelah di laga kedua imbang dengan Uruguay 0-0 dan di laga ketiga kalah 0-2 dari Denmark. Hasil buruk tersebut membuat federasi sepak bola Prancis memecat pelatih Roger Lamere.
Senegal terus menunjukan penampilan gemilangnya di fase knock out. Di babak 16 besar, mereka mengalahkan Swedia 2-1. Henri Camara berhasil membuat dua gol, salah satunya adalah golden goal di perpanjangan waktu. Ironisnya, Senegal juga yang kemudian merasakan disingkirkan lewat golden gol pada perempat final.
Mereka kalah 0-1 dari Turki melalui gol Ilhan Mansiz hanya empat menit setelah babak perpanjangan waktu berjalan. Meski hanya sampai perempat final, pemain mereka, El-Hadji Diouf masuk ke dalam skuat terbaik Piala Dunia 2002 versi FIFA.
Selain itu, penampilan mereka di Jepang dan Korea Selatan sudah lebih dari cukup untuk membawa kebanggaan bagi bangsa mereka. Senegal menjadi tim afrika kedua setelah Kamerun 1990 yang pernah melaju ke babak perempat final.
Kesuksesan mereka di piala dunia juga dirasakan oleh para pemainnya. Diouf dan Diao kemudian direkrut Liverpool setelah Piala Dunia 2002 berakhir. Khalilou Fadiga juga pindah ke Internazionale Milan, sementara Habib Beye berhasil naik kelas dari Strasbourg ke Olympique de Marseille.
Pemain-pemain lain seperti Camara, Diop, Amdy Faye, sampai Cissé dan Beye juga pada akhirnya pindah ke Liga Primer Inggris. Bisa dibilang Senegal memiliki generasi emas pada tahun 2002 tersebut. Setelah 16 tahun absen mereka kembali lagi di Piala dunia 2018 dengan bintang mereka, Sadio Mane.