Bursa transfer pemain musim panas 2019 resmi ditutup pada 2 september lalu. Pada hari-hari menjelang penutupan, terdapat beberapa kepindahan pemain ke klub barunya. Di antara mereka ada dua nama pemain liga primer inggris, Henrikh Mkhitaryan dan Alexis Sanchez.
Alexis Sanchez membubuhkan tanda tangannya untuk bergabung ke Inter Milan dari Manchester United. Sanchez berseragam Inter Milan dengan status pinjaman hingga akhir musim 2019/20 dengan opsi pembelian permanen saat peminjaman selesai.
Sementara Henrikh Mkhitaryan juga hijrah ke Negeri Pizza, yaitu saat dia resmi didatangkan AS Roma dengan status pinjaman dari Arsenal.
Yang menarik, Baik Sanchez dan Mkhitaryan sama-sama terlibat ke dalam transfer fenomenal yang terjadi pada Januari 2018. Mkhitaryan saat itu bermain untuk Manchester United, sedangkan Sanchez bersama Arsenal. Setan Merah dan Meriam london pun setuju untuk melakukan pertukaran pemain.
Bahkan Mkhitaryan yang mulai tersingkir dari skuad Manchester United saat itu menyambut antusias kepindahannya ke Arsenal. Sementara Man United merasa beruntung bisa memperoleh jasa Sanchez yang saat itu juga menjadi incaran rival sekota mereka, Manchester City.
Sebelum berlabuh di Old Trafford, Sanchez punya reputasi yang mentereng. Sanchez, yang menurut Matthew Syed dari The Times selalu mendapatkan pujian dari pelatih serta rekan setimnya karena etos kerjanya itu, bisa dibilang sukses saat berseragam Udinese, Barcelona, serta Arsenal.
Mkhitaryan juga menunjukan performa apik sebelum hijrah ke Arsenal, pemain asal Armenia ini pernah menuai kesuksesan bersama Borrusia Dortmund. Mkhitaryan lalu berlabuh ke MU, di musim pertamanya, ia sukses mencatatkan 11 gol dari 41 penampilan, namun performanya agak menurun di musim keduanya.
Namun sayang, bersama klub barunya, nasib kedua pemain tak jauh berbeda. Alexis Sanchez gagal membuktikan kualitasnya bersama Manchester United, sementara Mkhitaryan tampil begitu-begitu saja bersama The Gunners.
Bersama MU, Sanchez bermain dalam 45 pertandingan sejak Januari 2018, Namun ia hanya mencetak lima gol dan menciptakan sembilan assist. Bahkan lebih mirisnya lagi pada Liga Primer musim 2018/19, Sanchez hanya mencetak satu gol saja dari total 20 penampilannya bersama setan merah. Akurasi tembakannya juga punya persentase sangat rendah untuk ukuran seorang striker, yaitu sekitar 53%.
Statistik tak jauh beda juga diperlihatkan Mkhitaryan bersama Arsenal, Meskipun di awal-awal sempat tampil bagus di bawah arahan Arsene Wenger, namun konsistensi permainan tak mampu dijaga oleh Mkhitaryan.
Secara keseluruhan Mkhitaryan telah membuat 59 penampilan dan mencetak 9 gol serta 13 Assist. Dari 59 pertandingan itu, hanya 9 laga di mana ia bermain penuh selama 90 menit.
Di musim lalu, Akurasi tembakan Mkhitaryan hanya 29 persen, tepatnya 14 kali shots on target dari total 49 shots yang dilepaskan. Melihat catatan itu, Mkhitaryan telah dianggap kurang bersinar bersama Arsenal..
Jika digabungkan, baik Sanchez dan Mkhitaryan memiliki total penampilan sebanyak 104 pertandingan dan mencetak total hanya 14 gol sejak pertukaran dilakukan.
Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kesepakatan pertukaran yang melibatkan Alexis Sanchez dan Henrikh Mkhitaryan tersebut bisa menjadi yang terburuk dalam sejarah Liga Primer, dengan Arsenal atau Manchester United tidak mendapat manfaat dari perdagangan.
Kini, kedua pemain tersebut akan menjalani kehidupan barunya di Negeri peraih empat trofi Piala Dunia.
Selain Sanchez dan Mkhitaryan, terdapat juga beberapa pertukaran pemain yang berakhir tidak baik yang pernah terjadi sebelumnya. Seperti pertukaran yang terjadi antara Kenwyne Jones pemain Stoke City dengan Peter Odemwingie striker Cardiff City.
Peristiwa barter pemain tersebut terjadi pada januari 2014. Cardiff yang saat itu sedang berjuang di papan bawah liga primer menandatangani Jones dengan memberikan Odemwingie sebagai imbalan.
Namun, itu tidak berhasil dengan baik, karena Jones hanya mencetak satu gol dalam 11 pertandingan Liga Primer. Jones tidak bisa menyelamatkan Cardiff dari jeratan degradasi yang membuatnya turun kasta ke Divisi Championship.
Sementara, Odemwingie mampu mencetak 5 gol dalam 27 penampilan untuk Stoke, meskipun lebih baik tetapi masih belum cukup dianggap hebat. Yang jelas pertukaran ini tidak membantu kedua klub membuat dampak yang lebih besar di Liga Primer. Performa Odemwingie semakin menurun hingga ia akhirnya dipinjamkan ke Bristol City.
Pada tahun 1993, juga terdapat pertukaran pemain yang dianggap belum mampu memberikan dampat positif bagi kedua belah pihak. Saat itu Man City menukar David White dengan pemain Leeds United, David Roncastle.
Bersama Leeds United, David White gagal menemukan performa terbaiknya, ia hanya mencetak 9 gol dari 40 penampilan. Tetapi bagi Man City, mereka alami nasib yang lebih buruk. Karena David Roncastle hanya menghabiskan satu musim,dan hanya mencetak dua gol serta gagal membuat dampak nyata saat tim berakhir di papan tengah klasemen.