Lionel Messi, siapa yang tak mengenal pemain asal Argentina tersebut. Dengan skill olah bola kelas dunia plus segudang prestasi yang telah diraihnya membuat pemain berjuluk la pulga itu kini menjadi ikon sepakbola dunia.
Bersama Crisiano Ronaldo, Lionel Messi adalah pemain terbaik dunia dalam kurun satu dekade terakhir. Mereka silih berganti mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik versi FIFA sejak 2008, namun dominasi mereka dipatahkan oleh Luca Modric di tahun 2018.
Tak hanya itu, Kemampuan dan kehebatannya di lapangan hijau, ternyata Lionel Messi juga tak lepas dari berbagai kontroversi yang ada.
Pada tahun 2016, pemain kelahiran Rosario 24 juni 1987 ini pernah menyatakan pensiun dari tim nasional Argentina pasca kegagalannya di ajang Copa America 2016 melawan Chile. Namun, Messi mengubah keputusannya dan masih membela La Albiceleste hingga sekarang.
Kontroversi yang paling anyar tentu saja kita semua tahu, yaitu terkait pernyataannya tentang perhelatan Copa America 2019 yang menurutnya sudah diatur sedemikian rupa agar tim nasional Brasil juara.
Hal itu ia sampaikan usai Argentina ditaklukkan Brasil 2-0 di babak semifinal Copa America 2019, Messi menuduh konspirasi terjadi antara Federasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) dan timnas Brasil. Lalu ia juga mengkritik wasit yang ia rasa lebih membela lawan.
Kekalahan dari Brasil tersebut tentunya membuat Argentina meradang karena ada dua pelanggaran dari pemain Brasil yang mereka anggap seharusnya dijatuhi hukuman penalti.
“Brasil tak sebagus kami. Mereka hanya mencetak gol lebih dahulu dan gol kedua datang setelah penalti untuk Aguero tidak diberikan,” keluh Messi.
“Wasit di pertandingan ini hanya omong kosong, mereka tak melihat VAR (Video Assistant Referee), ini tak bisa dipercaya,” sambung bintang Barcelona itu.
Sebelum melawan Brasil, Lionel Messi memang sudah menaruh kecurigaan terhadap perhelatan Copa America 2019 yang berlangsung sejak 14 juni hingga 7 juli tersebut.
Pasca kalah di Semifinal, Argentina kemudian bertemu Chile pada babak perebutan tempat ketiga. Pada laga itu, Argentina mampu menang dengan skor 2-1. Dua gol Argentina dicetak oleh Sergio Aguero pada menit ke-12 dan Paolo Dybala di menit ke-22, Sedangkan gol balasan Chile berasal dari sepakan penalti Arturo Vidal pada menit ke-59.
Meski timnya meraih kemenangan, Messi kembali memantik perhatian publik sepakbola dunia karena dua hal yang kurang menyenangkan.
Pertama, Messi harus mengakhiri pertandingan itu lebih cepat karena mendapatkan kartu merah setelah bersitegang dengan Gelandang bertahan Chile, Gary Medel. Dan yang kedua, striker fc Barcelona tersebut memilih tidak menghadiri seremoni penyerahan medali.
Messi menerima kartu merah pada menit ke-37. Kartu merah itu bermula ketika ia hendak merebut bola yang dikuasai Medel dari belakang. Medel tak terima dan marah atas aksi Messi tersebut. Kedua pemain kemudian terlibat friksi, tapi tidak terlalu keras.
Messi bahkan terlihat tidak bereaksi ketika Medel sedikit hendak menanduknya, tapi tidak kena. Kedua pemain hanya terlihat beradu badan beberapa kali. Atas hal itu, kedua pemain pun di ganjar kartu merah oleh Mario Diaz, wasit yang memimpin laga.
Perlu footballovers ketahui bahwa Kartu merah itu merupakan yang kedua kalinya diterima superstar Barcelona itu sepanjang karirnya sejak tahun 2005.
Sebelumnya, Messi dan Medel memang selalu menyuguhkan duel panas saat Argentina bertanding melawan Chile. Penyebabnya, selain karena posisi mereka bersinggungan secara langsung, Pelatih Chile juga acap memberikan tugas kepada Medel untuk mematikan pergerakan Messi.
Bahkan, dalam beberapa pertemuan sebelumnya, termasuk pada laga final Copa America 2015 dan final copa america 2016, Chile berhasil mengalahkan Argentina karena kemampuan Medel dalam mematikan pergerakan Lionel Messi.
Meski begitu, menyoal kartu merah yang mereka terima, kedua pemain tersebut ternyata sepakat bahwa sang Wasit melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan.
Baik Messi maupun Medel menilai kartu merah itu terlalu berlebihan. “Kartu kuning seharusnya cukup untuk kedua pemain,” kata Messi sesudah pertandingan, yang langsung diamini oleh Medel.
Bahkan Messi mengaitkan kartu merah yang didapatkannya akibat buntut dari penyataan kontroversinya tentang perhelatan Copa America 2019.
Setelah Laga melawan Chile, Messi menuduh Copa America 2019 penuh dengan korupsi dan sudah diatur untuk kemenangan Brasil . “Copa ini diatur untuk Brasil. Saya harap wasit dan petugas VAR tak kembali curang sehingga Peru bisa juara, meskipun saya pikir itu sulit,” ucap Messi.
“Kami tak harus jadi bagian dari korupsi ini. Kami merasakan kurangnya rasa hormat selama Copa America ini. Mereka tidak membiarkan kami masuk final. Korupsi, wasit, dan semuanya membuat orang-orang tak bisa menikmati sepak bola. Mereka merusak sepak bola,” imbuh La Pulga.
Kritikan Messi tersebut pastinya menimbulkan pro dan Kontra. CONMEBOL, Federasi Sepakbola Amerika Latin membantah semua tudingan tersebut, serta menganggap komentar Messi tak pantas.
CONMEBOL pun kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan,“Menerima hasil pertandingan dengan rasa hormat adalah pilar utama mendasar dari permainan yang adil. Hal yang sama berlaku untuk keputusan wasit.”
“Tidak dapat diterima jika ada tuduhan yang tidak mendasar hingga cenderung keliru hingga mempertanyakan integritas Copa America,” “Pernyataan tersebut mewakili kurangnya rasa hormat terhadap kompetisi.”
Seperti dilansir AS, Kasus Messi terancam tak berhenti sampai di situ saja. Pemain berusia 32 tahun tersebut bisa dijatuhi hukuman berat. Menurut AS, ada aturan yang melarang penyerangan secara verbal dan menyerang CONMEBOL.
Pelanggaran terhadap aturan tersebut bisa berujung sanksi larangan bertanding selama dua tahun oleh CONMEBOL. Jika benar-benar kena sanksi, Lionel Messi tak akan bisa memperkuat Timnas Argentina di berbagai ajang. Termasuk ketika Argentina menjadi tuan rumah Copa America 2020.
Tak hanya Conmebol, Bek Timnas Brasil, Thiago Silva juga mengomentari Pernyataan Messi. “Saat kalah, Anda terkadang ingin melepas tanggung jawab dan menyalahkan yang lain. Sangat menyedihkan,” ujar Silva
Beberapa hari pasca Messi mendapatkan kartu merah, Federasi Sepak Bola Argentina atau AFA langsung melakukan upaya untuk membebaskan sang kapten dari hukuman.
Mereka telah mengajukan permohonan kepada Komite Disiplin CONMEBOL agar mencabut hukuman kartu merah Messi. Dalam dokumen yang dikirimkan, AFA menyebut tindakan Messi tidak seharusnya berbuah kartu merah, melainkan cukup kartu kuning saja.
Pada tanggal 23 juli 2019, CONMEBOL akhirnya menjatuhkan hukuman kepada La Pulga, namun hukuman yang diberikan tergolong lebih ringan. Peraih lima gelar Balon D’or itu hanya mendapat denda US$ 1.500 atau setara dengan Rp 21 juta.
Selain denda, Messi juga dihukum larangan bermain dalam satu pertandingan bersama timnas Argentina akibat kartu merah yang didapatnya saat melawan Chile. Dengan hukuman itu Messi akan absen pada satu laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan pada Maret 2020 mendatang.
CONMEBOL juga mencabut hak Ketua Federasi Sepak Bola Argentina, Claudio Tapia, sebagai perwakilan atau salah satu pembuat keputusan di dewan FIFA.
Nah itulah Footballovers, kisah Lionel Messi, Kecurigaan berujung Sanksi. Bagaimana menurut kamu ?