Union Berlin mungkin bukan klub populer seperti Borussia Dortmund. Bukan pula tim yang memiliki banyak gelar layaknya FC Bayern. Namun, Union Berlin adalah klub dengan segudang sejarah. Mereka istimewa dan layak mendapat berbagai penghormatan.
Melewati berbagai krisis dan merasakan sejumlah pergantian nama, Union Berlin menjadi klub paling populer di bagian timur ibukota. Meski tergolong kedalam klub yang minim gelar, sekumpulan penggemar yang terus mendengungkan kalimat “Eisern Union” akan selalu setia berada disisi klub kesayangan.
Setelah menunggu selama berpuluh-puluh tahun, Union Berlin akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya selama ini, yaitu tampil di kompetisi tertinggi Jerman, Bundesliga.
Masuknya Union Berlin ke Bundesliga terjadi setelah mereka mampu kalahkan VfB Stuttgart dalam laga play-off promosi-degradasi. Saat itu, Stuttgart harus lakoni laga hidup mati setelah musim lalu hanya mampu bercokol di posisi ke 16 klasemen akhir. Melalui keunggulan gol tandang, Union berhasil melewati hadangan klub yang bermarkas di Mercedez-Benz Arena.
Promosi ke kompetisi Bundesliga jelas menjadi momen yang sangat ditunggu para penggemar. Mereka yang larut dalam hingar bingar keberhasilan klub kesayangan, banyak menghabiskan waktu dipinggiran kota Berlin sambil meminum bir dengan ditemani bau khas panggangan sosis bratwurst.
Sedikit menarik ke belakang, perjuangan Union Berlin untuk mencapa titik seperti sekarang tidaklah mudah. Mereka terus berjuang hingga kerahkan apa pun untuk bisa selamatkan klub dari jurang kehancuran.
Saat itu, runtuhnya tembok Berlin justru sempat mengubur Union secara perlahan. Saat memulai kompetisi di liga Jerman, Union hanya identik dengan hal-hal buruk seperti degradasi hingga ke divisi empat, hutang, perjuangan untuk bertahan hidup, hingga menghindar dari kebangkrutan.
Tidak ada sponsor dan minimnya perusahaan yang saat itu jarang ada di bagian Jerman Timur menjadi alasan mengapa Union Berlin alami krisis. Namun berkat dukungan para penggemar, klub ini perlahan bangkit dan temukan nafas bahagia.
Pada 2004, Union Berlin butuh dana segar sebesar 1,5 juta pounds untuk menghindari kebangkrutan. Dirk Zingler, seorang pebisnis sekaligus penggemar yang saat ini menjabat sebagai presiden klub, dan para penggemar Union lainnya pun langsung pasang badan. Zingler mengeluarkan sebagian besar dana talangan dan para fans berkampanye Bleed for Union.
Dalam kampanye Bleed for Union, para penggemar mendonorkan darah mereka untuk kemudian hasilnya disalurkan ke manajamen klub. Tak hanya itu, beberapa tahun berselang, para penggemar juga turun langsung dalam proses perenovasian stadion An der Alten Forsterei yang mulai menua.
Salah satu media Jerman menyebut kalau renovasi stadion itu hanya mempekerjakan 10 tenaga profesional. Sisanya, sekitar 60 hingga 80 penggemar Union akan datang pukul 7 pagi untuk membantu renovasi. Jika ditotal, ada 1.600 penggemar yang menghabiskan waktu selama kurang lebih 90 ribu jam untuk membantu renovasi yang rampung pada pertengahan 2009 silam.
Dari bantuan para penggemar, Union Berlin bisa mengurangi pengeluaran klub hingga mampu sisihkan dana hingga 2 juta pounds. Jelas nilai itu sangat berarti untuk klub yang kini telah wujudkan mimpi bermain di kompetisi teratas sepakbola Jerman.
Seperti apa yang sudah disinggung, Union Berlin merupakan klub yang penuh sejarah. Dalam laga debut di Bundesliga melawan RB Leipzig, klub berjuluk The Iron Ones sukses memberi kesan yang sangat dalam. Para supporter datang ke stadion dengan membawa poster kerabat, mantan pemain atau mantan pegawai klub yang telah meninggal dunia sebelum klub kebanggaan mereka promosi ke Bundesliga. Di bagian bawah poster tercetak tulisan endlich dabei atau yang berarti ‘akhirnya hadir’.
Hal tersebut dinilai sebagai sebuah tribut untuk orang-orang yang berjasa dan sekaligus mencintai Union Berlin dalam kondisi apapun. Dilaporkan, mereka menyelipkan sebanyak 455 penonton dari 22.467 kehadiran yang tercatat di stadion. Jumlah itu sendiri melebihi kapasitas An der Alten Forsterei sebanyak 22.012 orang. Ya, Sejumlah 455 penonton “tak terlihat” itu tercatat telah mengantongi tiket resmi yang sengaja dibeli oleh komunitas pendukung Union Berlin.
Poster-poster berukuran 70 cm x 70 cm itu dibawa dan dibentangkan dalam laga Union Berlin vs RB Leipzig. Antusiasme fan menyambut gagasan tersebut terbilang tinggi. Hingga 14 Agustus 2019, dilaporkan sekitar 450 penggemar bahkan sudah memesan poster yang harus ditebus seharga 13 euro atau setara lebih dari 200 ribu rupiah tersebut.
Salah satu penggemar yang ambil bagian dalam aksi luar biasa itu adalah Reinhard Fink yang berumur 57 tahun. Dia membawa foto mendiang ayahnya pada laga melawan RB Leipzig. Itu dilakukan untuk mengenang sebuah memori yang tak pernah hilang dari ingatannya.
Setengah abad silam, Reinhard Fink dibawa sang ayah untuk kali pertama ke Stadion Alte Foersterei. Kegiatan itu lantas menjadi sebuah rutinitas. Menurutnya, melihat Union Berlin berlaga di Bundesliga sudah jadi impian mereka saat itu.
“Pada zaman dahulu, semua orang biasanya berteriak dan bernyanyi bahwa Union akan berada di Bundesiga. Namun, itu tentu saja kemustahilan. Terutama karena pada masa itu kami masih jadi bagian Jerman Timur,” kata Reinhard Fink (dikutip dari situs resmi FIFA)
Fink mengaku senang atas inisiatif unik yang dibuat untuk mereka.
“Aku sungguh kecewa karena ayah tak dapat melihat Union Berlin berada di pentas tertinggi. Tapi, tentu saja aku senang karena kami dapat bersama-sama lagi di stadion untuk laga pertama di Bundesliga 1,” tambahnya.
Selain aksi tersebut, para pendukung tuan rumah juga melakukan aksi boikot dengan tidak membuat suara apa pun selama 15 pertama pertandingan babak pertama. Ketika 15 menit sudah berlalu, perlahan-lahan mereka menciptakan suara yang makin lama makin kencang.
Aksi ini ditengarai sebagai bentuk protes fans Union terhadap Leipzig yang mengelola tim dengan cara murni bisnis. Perusahaan minuman energy, Red Bull, diketahui menguasai penuh Leipzig. Hal ini bertentangan dengan aturan di sepak bola Jerman bahwa kepemilikan klub adalah 50% + 1 oleh pemegang saham.
Keberhasilan Union promosi ke Bundesliga sendiri menjadi yang pertama sejak didirikan pada tahun 1906 silam. Mereka jadi klub kelima asal kota Berlin yang bisa menjajal ajang Bundesliga. Sebelumnya ada Hertha Berlin, Tennis Borussia Berlin, SV Blau Weiss Berlin dan Tasmania 1900 Berlin.
Tampilnya Union di kompetisi Bundesliga juga bakal menghadirkan Derby Berlin yang mempertemukan Hertha dengan Union. Ini jadi yang pertama dalam 47 tahun sejarah Bundesliga, setelah kali terakhir Derby Berlin diadakan pada tahun 1976. Saat itu, Hertha dan Tennis Borussia yang berduel di ajang Bundesliga.