Musim 2018/19 menjadi musim yang tidak cukup bersahabat bagi Radja Nainggolan. Pasalnya, ia hanya semusim membela Inter Milan setelah dibeli dari AS Roma. Tepat dimusim panas 2019 ini, pemain berdarah Indonesia telah putuskan untuk pulang ke klub yang pernah membesarkan namanya, Cagliari.
Naingggolan yang dibeli kubu I Nerazzuri senilai 38 juta euro atau setara 607 milliar rupiah hanya memainkan sebanyak 22 laga sebagai starter dan gagal memenuhi ekspektasi klub karena dibekap cedera.
Namun di usianya yang masih menginjak 31 tahun, mengapa Radja Nainggolan rela berlabuh diklub yang tergolong ke papan tengah sepakbola Italia?
Kepergian sang pemain dari klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza memang sedikit mengejutkan. Sebagaimana diketahui, Nainggolan merupakan salah satu gelandang terhebat di dunia. Dirinya juga memiliki skill dan akurasi tendangan yang sangat luar biasa.
Namun, semua kualitas yang ingin ditunjukannya seketika sirna setelah Inter Milan resmi menunjuk Antonio Conte sebagai allenatore anyar. Sekitar pertengahan tahun ini, Inter resmi menunjuk mantan pelatih Juventus dan diberi kontrak dengan durasi empat tahun.
Conte sendiri menggantikan peran Luciano Spaletti yang telah membawa klub berkompetisi di Liga Champions musim 2019/20.
Pasca masa kerja pelatih asal Italia resmi dimulai, Nainggolan menjadi salah satu pemain yang tidak masuk kedalam rencananya.
Faktor itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa Nainggolan pergi dari Inter dan bergabung dengan Cagliari. Padahal, Nainggolan sempat berbicara dengan pihak manajemen bahwa dirinya siap memperbaiki performa dan mau berusaha untuk tampil maksimal di musim berikutnya. Akan tetapi, permintaannya itu sama sekali tidak diindahkan oleh pihak yang bertugas mengelola klub.
Selain alasan terdepak dari skuat Antonio Conte, ada hal mengharukan mengapa pemain berjuluk ‘Ninja’ ini lebih memilih untuk berlabuh di klub sekelas Cagliari.
Seperti dikutip dari Sportbible, alasan lain yang membuat Nainggolan kemudian memilih Cagliari adalah karena sang istri, Claudia Lai, yang tengah mengidap kanker. Nainggolan beralasan bahwa dengan bermain untuk Cagliari, ia bisa selalu berada disisi sang istri yang tengah jalani proses pengobatan kanker.
Sardinia yang menjadi basis dari klub Cagliari sendiri menjadi tempat tinggal dari sang istri. Oleh sebab itu, Nainggolan telah membuat keputusan yang mungkin jauh lebih berarti dari sepakbola.
Claudia Lai sempat menulis dalam caption di akun Instagram pribadinya, soal bagaimana ia menjalani kemoterapi
“Telah satu bulan setiap aku bangun di pagi hari, berharap ini hanya mimpi buruk. Aku terbangun di pagi hari pada bulan lalu dan aku menyadari bahwa aku tengah hidup dalam mimpi buruk.”
“Aku harap hari ini akan lebih lambat, tetapi ini tidak terjadi, hari-hari telah berlalu, seperti kebahagiaanku. Dari hari ini aku memulai babak baru kehidupan,”
“Apa yang bisa aku katakan, setelah berderai air mata, ini waktunya aku berjuang,”
“Aku berterima kasih kepada keluarga dan rekan yang membantuku menikmati waktu bersantai dan lebih positif untuk menghadapi semuanya, tetapi di atas itu tak ada yang bisa menanggulangi semua perubahan perasaanku.”
“Selamat berjuang untuk semuanya yang hidup dalam mimpi buruk yang sama, jangan patah semangat”. tulis Lai
Nainggolan bersama Lai telah melalui behtera rumah tangga sejak 2011 lalu, dan dikaruniai dua anak manis bernama Aysha yang berumur tujuh tahun dan Mailey yang masih berusia tiga tahun.
Setelah tiba di Cagliari, Nainggolan merasa begitu terharu. Ia tidak menyangka jika bisa pulang ke klub yang membesarkan namanya secepat ini.
“Aku merasa sangat senang dan antusias,”
“Aku tidak menyangka jika secepat ini aku bisa pulang. Sekali lagi, aku merasa sangat senang,”
“Bukanlah hal sulit ketika harus menerima tawaran dari Cagliari. Aku berterima kasih kepada presiden klub. Dia telah mempercayaiku dan itulah yang membuat segalanya tampak mudah.” ungkap Nainggolan (dikutip dari sportbible).
Dalam situasi seperti ini, Nainggolan selalu mengingat sang ibu, yang selalu mengajarkannya untuk terus berjuang dalam situasi apapun. Nainggolan punya masa kecil yang tidak terlalu baik. Dia ditinggal pergi sang ayah, Marianus Nainggolan. Sejak saat itu, ibunnya, Lizy Bogaerts, harus berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya.
Tak heran Nainggolan sangat mengagumi ibunya yang harus banting tulang menghidupi anak-anaknya. Sampai akhirnya, sang ibunda pun pergi untuk selama-lamanya pada 2010, saat Nainggolan remaja tengah meniti karier di sepak bola Italia.
“Ibuku adalah figur luar biasa dalam hidupku. Dia mengajariku bagaimana untuk selalu berjuang dan pantang menyerah.” ungkap Nainggolan (dikutip dari medium.com)
Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat baginya untuk berjuang. Selain harus membuktikan bahwa dirinya masih sangat layak bermain di level tertinggi, Nainggolan juga harus berjuang untuk selalu berada di sisi sang istri.
Dengan segala semangat berkobar, Nainggolan bertekad tampil impresif untuk membuat Inter menyesal. Ia ingin buktikan bahwa sang pelatih telah melakukan kesalahan fatal karena membiarkannya pergi.
“Aku telah menerima keputusan Inter. Tapi, aku juga ingin membuktikan bahwa mereka salah. Tujuanku di Cagliari sangatlah besar. Kami akan bertarung dan bertahan dari segala tantangan. Dengan tim ini, aku akan mewujudkan mimpi”. kata Nainggolan (dikutip dari football-italia)
Setelah melihat segala perjuangan dan pengorbanan Radja Nainggolan, mampukah dirinya tampil di level tertinggi bersama Cagliari?