Sosok Arsene Wenger tentu sudah tak asing lagi bagi Arsenal, pria asal Prancis tersebut menukangi tim sejak tahun 1996 dan akhirnya resmi hengkang di akhir musim 2017/18 pasca menjabat sebagai manajer selama hampir 22 musim.
Sejumlah nama pun sempat diprediksi akan menjadi pengganti Wenger, seperti Massimiliano Allegri, Carlo Ancelotti, hingga Rafael Benitez, Akan tetapi dari sejumlah nama tersebut nyatanya tidak ada yang berminat membesut Meriam London, hingga akhirnya muncul sosok Mikel Arteta yang disebut-sebut kandidat terkuat suksesor Wenger di klub asal London Utara tersebut.
Bagi Arteta sendiri, Arsenal bukanlah hal baru, pasalnya ia pernah bermain disana selama kurang lebih lima musim dari 2011 hingga 2016. Bersama Arsenal, Arteta telah membukukan 16 gol dari 149 penampilan di semua kompetisi. Dua trofi piala FA dan dua gelar Communty Shield pun berhasil ia kumpulkan.
Sebagai pesepak bola, Arteta termasuk salah satu yang memutuskan gantung sepatu di usia dini. Pemain kelahiran 1982 ini pensiun saat usianya berada di angka 34 tahun. Pasca tidak menjadi pemain aktif, tak butuh waktu lama baginya untuk kembali beraktivitas di sepak bola.
Karena ia langsung di tunjuk untuk menangani Man City sebagai asisten pelatih dari Pep Guardiola. Hal ini pula yang diyakini publik menjadi alasan kuat mengapa Arteta memutuskan pensiun di usianya yang masih 34 tahun. Keyakinan publik rupanya juga dikuatkan oleh Arteta, ia mengaku pensiun karena ia mengambil peran sebagai staff pelatih di The Citizens.
“Saya bisa memberi konfirmasi bahwa saya meninggalkan Arsenal dan pensiun sebagai pesepakbola profesional, untuk mengambil kesempatan melatih di Manchester City,” kicau Arteta dalam surat perpisahannya, melalui akun Twitter resminya.(Dikutip dari Goal)
“Kesempatan untuk bergabung dengan tim kepelatihan Pep Guardiola adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya, sekaligus membuat saya sangat antusias dengan masa depan,” demikian dalam petikan suratnya.
Setelah dua tahun bersama Pep Guardiola di Man City, nama Mikel Arteta dihubung-hubungkan dengan Arsenal menyusul kepergian Arsene Wenger. Manajemen Arsenal pun sudah menemui kata sepakat dan akan segera mengumumkan Arteta sebagai pelatih baru.
Bahkan, Arteta sudah memilih Santi Cazorla untuk dijadikan asistennya meskipun saat itu Cazorla belum memberikan konfirmasi secara pasti.
Namun, pada saat manajemen Arsenal segera mengumumkan Arteta sebagai pelatih anyar, Arteta justru memilih mundur dari pencalonan. Hingga akhirnya kubu Arsenal pun menunjuk mantan pelatih Paris Saint-Germain, Unai Emery.
Mengetahui kondisi tersebut membuat salah satu jurnalis kawakan asal Inggris, yaitu Martin Lipton, memberikan tanggapan. Lipton menilai mundurnya Arteta dari pencalonan karena ia merasa Arteta takkan mendapatkan kontrol penuh di Arsenal.
Saat itu, publik pastinya bertanya-tanya mengapa Arteta batal menjadi suksesor Wenger. Selain Arsenal, Arteta juga diminati oleh Newcastle united yang ingin menjadikannya sebagai pelatih setelah Rafael Bentez hengkang di akhir musim 2018/19.
Baik Arsenal dan Newcastle disebut-sebut sangat tertarik untuk bisa mendatangkan Arteta, namun semua tawaran itu ditolak oleh Arteta. Penolakan yang dilakukan Arteta itu pun ada alasannya.
Belum lama ini, Arteta mengungkapkan mengapa ia enggan untuk menjadi pelatih Arsenal pada saat itu dan menolak tawaran dari Newcastle. Hal utamanya karena ia tidak ingin terlalu cepat untuk mengambil keputusan menjadi pelatih kepala.
“Saya nyaris hengkang dari Manchester City, tetapi kemudian saya memutuskan untuk membatalkannya, Yang waktu pertama itu berbeda, yang kedua semuanya karena saya,” ujarnya (Di kutip dari Mirror)
“Pertama-tama saya tak ingin terburu-buru (untuk melanjutkan karier sebagai manajer). Saat itu saya juga merasa waktunya belum tepat untuk mengambil langkah tersebut. Ada banyak hal-hal penting yang harus diperhatikan, pengalaman adalah hal yang sangat vital,” kata Arteta. (dikutip dari Mirror)
Selain karena tak ingin terburu-buru, alasan Arteta bertahan di Man City karena loyalitasnya kepada klub biru langit tersebut. Ia merasa memiliki janji untuk terus membuat The Citizens semakin membaik. Apalagi, ada satu gelar yang sangat ingin diraih oleh Arteta di Man City sebelum pindah ke klub lain. Gelar yang dimaksud adalah Liga Champions.
“Loyalitas juga menjadi hal penting, terlebih jika Anda sudah berjanji pada seseorang untuk tetap bertahan di musim berikutnya. Rasanya tidak pantas jika saya kemudian mengambil keputusan hengkang. Saya pun masih memiliki keinginan untuk bisa mengantarkan City meraih Champions League,” tambahnya. (Dikutip dari Metro).
Keputusan Mikel Arteta untuk tetap menjadi asisten Pep Guardiola adalah keputusan yang tepat. Arteta bisa belajar banyak dari mantan pelatih Barcelona tersebut.
Arteta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Karena itu ia berpotensi menjadi manajer yang hebat ketika memutuskan untuk naik tingkat. Di sisi lain, Pep Guardiola mengaku puas dengan kinerja Mikel Arteta sebagai asistennya. Pep meyakini Arteta suatu saat nanti mampu menggantikan posisinya sebagai pelatih Man City.